Salah kirim

2.7K 70 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Huaaa mom nggak mau, Permata benar-benar nggak mau nikah mom, kan perjanjiannya tamat kuliah ini kan aku baru lulus SMA mom " protes Permata

Permata menahan kesedihannya, hari ini ia sangat hancur bagaimana tidak mimpinya hancur, hidupnya berantakan, kurang apa lagi penderitaannya. Ia sudah belajar mati-matian untuk masuk kampus UNPAD. Rela bergadang dan mengorbankan waktu bermainnya demu impiannya. Tetapi sekarang ia merasa dunia tidak berpihak kepadanya. Rasa sakitnya tak bisa digambarkan lagi. Ia lebih mending patah hati karena cinta dari pada patah hati karena gagal masuk ke kampus impiannya.

"Memang, tapi ini udah keputusan kami Permata kamu bisa melanjutkan kuliah kamu itupun kalau suami kamu mengizinkan jika tidak ya mau bagaimana lagi "

"KALIAN EGOIS "

Untuk pertama kalinya Permata berani berbicara dengan nada setinggi itu kepada  ibunya. Ia sudah tidak bisa memendam semua ini lagi selama 19 tahun ia tak pernah membuat ulah yang mempermalukan kedua orang tuanya.

Permata selalu menjadi anak baik, penurut dan tidak banyak tingkah tetapi mengapa kedua orang tuanya malah memperlakukannya dengan tak adil seperti ini. Ia tak bisa menerima semua ini

"Permata "

Permata terlampau kesal ia meninggalkan sang ibu sendirian diruang tamu dan membanting pintu kamarnya dengan sangat keras sampai seisi rumah bisa mendengar hempasan pintu tersebut.

"Mereka kenapa sih. Nggak pernikahann ini pokoknya nggak boleh terjadi yang benar aja besok gue udah jadi istri orang " gerutu Permata

Sial memang, ia tau ini semua juga karena kesalahannya, Permata tadi pagi hanya iseng memakai baju sexsi yang tak sengaja ia temukan dalam lemari ibunya. Ya ia hanya penahsaran saja lagian ia juga tidak akan memakai baju seperti itu keluar rumah.

Permata memotret beberapa gambar dirinya hanya sebagai kenang-kenangan, ia sangat cantik dalam balutan baju tersebut. Sebuah ide muncul dalam benaknya ia ingin mengetahui bagaimana tanggapan sahabatnya mengenai pakaian tersebut.

Memang naas, karna tidak teliti Permata malah mengirimkan foto tersebut ke pada Furqan calon suaminya, mereka memang pernah berkomunikasi beberapa kali lewat chat itupun tanggapan Permata sangat dingin dan terkadang terbilang tak sopan.

Dan ia baru menyadari kecerobohannya setelah foto tersebut terkirim selama dua jam. Permata heran mengapa sahabatnya tak kunjung membalas chatnya padahal biasanya ia akan langsung membalas jika on. Dan boom saat Permata membuka ponsel betapa kagetnya ia saat tau kemana foto tersebut ia kirimkan.

Mau dihapus tapi sudah centang biru dan pasti Furqan telah membacanya, tak ada tanggapan  apapun dari Furqan namun belum selesai  disana saja tak lama ibunya mengatakan akan mengadakan acara pernikahan Permata besok.

Ibunya hanya bilang itu permintaan dari Furqan sendiri, seketika semua rencana yang ia buat hancur berantakan, segala mimpinya sudah tak bisa ia gapai. Permata menolak dan memberontak namun keputusannya seakan tak didengarkan oleh orang tuanya.

"Laki-laki itu telah menghancurkan semua rencana dan usaha ku selama ini, liat gue bakal pastiin ia nggak bakalan betah atas pernikahan ini"

Jam telah menunjukkan di angka delapan malam, seperti mimpi apakah benar ia akan melaksanakan akad besok setelah siap subuh.

"Ah sial"

Permata berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu kamarnya. Bodo amat tanggapan orang tuanya bagaimana toh tanggapannya juga tak di hiraukan bukan. Permata sama sekali tak mengiginkan pernikahan ini.

Ia segera beranjak ke tempat tidur, memikirkan hari esok membuatnya frustasi.

Ke esokan paginya, sekitar jam empat pagi ibunya datang ke kamar untuk membangunkan permata, ia harus segera bersiap-siap karena perempuan memang membutuhkan waktu yang lama untuk berdandan apalagi acara pernikahan

"Permata buka pintunya "panggil sang ibu

"Hei nak, ini mbak riasnya udah datang loh acaranya setelah siap shalat subuh Permata"

Tak ada sahutan, ibunya mencoba untuk membuka pintu kamar Permata dan ya pintunya terkunci. Sebenarnya Permata mendengar panggilan ibunga tetapi ia tidak mau beranjak dan malah memilih untuk melanjutkan tidurnya

"Jadi gimana ni buk ? " tanya sang perias

"Aduh saya juga nggak tau mana tu anak nggak mau buka pintu lagi "

Ibu permata sudah kehilangan cara untuk membangunkan anaknya, ia menemui suaminya barangkali ada solusi untuk masalah ini. Pikiran buruk juga memenuhi pikiran sang ibu

"Yah gimana ni, Permata nggak mau buka pintu kan dia harus bersiap-siap "

Faris sang ayah menanggapi dengan tenang, ia sudah menduga kalau hal ini akan terjadi, Permata memang anak yang penurut namun sekalinya marah maka tak ada yang bisa membujuknya kecuali dirinya sendiri

"Ibu takut loh kalau Permata kabur yah"

"Hush ngomong apa sih kamu, nggak mungkin lah lagian kamar Permata ada dilantai dua ya kali dia mau loncat dari sana, biarkan saja ya lagian pernikahan ini akan tetap dilaksanakan " Faris mengusap bahu sang istri

Baru lah ibu Permata merasa sedikit tenang walau tak bisa menghikangkan kecemasannya, ini baru awal bagaimana sikap Pernata sedangkan ia sama sekali tak mengiginkan pernikahan ini terjadi

"Yo wes lah mbak, baju sama alat make upnya di taruh di depan kamar aja. Mau dengan acara apapun dia nggak bakalan mau buka pintunya ", final sang ibu

Beberapa penata rias akhirnya meletakkan semua alat make up dan juga baju pernikahan di atas kursi depan kamar Permata

Orang tua Permata benar-benar menyiapkannya segalanya dalam satu hari, terbilang tak mungkin tapi mereka bisa melakukannnya, tak lupa ia juga membagikan undangan kepada teman-teman Permata

Teman-teman permata yang mendapatkan undangan tersebut kaget bukan main bagaimana temannya bisa menikah dengan secepat ini, bukannya Permata sangat ingin kuliah di UNPAD mengapa malah undangan pernikahan yang mereka dapatkan.

Intan, sahabat Permata juga tak kalah kagetnya, ia tau semua ini pasti rencana dari orang tuanya Permata, mengenai perjodohan tersebut Permata memang menceritakannya kepada Intan namun ia hanya tak menyangka jika semua ini bisa terjadi, sungguh kabar yang membuat jantungnya merasa tak aman.

Intan dan yang lainnya mencoba menghubungi Permata tetapi ponsel Permata tak bisa dihubungi sama sekali. Ya Permata saking kesalnya malah lupa kalau batrai ponsel tinggal sedikit.

Furqan Hasbi lelaki yang akan menjadi suami Permata adalah anak dari pemilik pondok pesantren sekaligus seorang pembisnis di bidang makanan ia punya restoran yang cukup banyak peminatnya. Jarak umurnya dengan Permata sekitar lima tahun.

Sebenarnya ia ingin menunggu Permata sampai meraih gelar sarjana ia juga tau anak itu sangat ambisius dengan impiannya namun foto yang dikirimkan Permata kepada dirinya sungguh membuat Furqan sangat terganggu. Ia takut jatuhnya malah ke zina dan Allah tidak ridha makanya dengan banyak pertimbangan Furqan mengambil keputusan ini.

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang