Sinar matahari matahari menghangatkan tubuh Permata ia menikmati susana yang disuguhkan alam hanya ada dia sendirian tidak ada orang lain. Hari ini Permata sudah benar-benar pulih jadi ia tak perlu minum obat dari doker lagi, Furqan sedang mengajar di madrasah sedangkan umi dan abi ada kegiatan di luar kota pergi ziarah ke makam-makam syekh yang berperan penting dalam menegakkan agama Allah
Sesuai permintaan Permata teman-temannya akan datang siang ini sehabis dzuhur ditangan Permata ada sebuah catatan medis mengenai dirinya Permata tersenyum ada arti di balik senyumannya
Benar kata orang bahwa takdir dan masa depan tidak bisa di tebak sama sekali banyak orang yang penahsaran dengan masa depannya sendiri memang masa depan penuh dengan teka teki membingungkan kalau kita tau seperti apa masa depan kita dengan siapa akan menikah, kesulitan apa yang akan dihadapi kalau kita tau maka kehidupan ini tidak akan seru lagi
Permata menatap sekitar dedaunan yang sudah mulai menguning berjatuhan tertiup oleh angin semua hal tersebut tak lepas dari perhatian Permata
Ia jadi teringat pada sebuah kata-kata qoutes di sosial media bahwa takdir manusia itu telah ditetetapkan bahkan sehelai daun yang jatuh sudah tertulis di lauh mahfudz begitu indahnya Allah menata kehidupan ini penuh misteri, teka teki yang membingungkan semua itu punya alasan tersendiri
Barangkali takdir yang dijalani Permata sekarang adalah takdir yang terbaik sekeras apapun ia menolak kalau tuhan tak mengizinkan maka tetap saja tidak bisa ia ingat betul saat acara pernikahannya Permata mengunci pintu tak mau keluar sama sekali meski sudah berkali-kali diketuk oleh keluarganya berharap pernikahannya menjadi batal namun sayang pernikahannya tetap berjalan tanpa ada dirinya disana.
Betapa kagetnya Permata saat bangun tidur hal yang pertama kali ia lihat adalah seorang lelaki berpenampilan rapi dihadapannya sementara ia sangatlah berantakan lalu hal yang membuatnya tak kalah shock lagi adalah ketika pemuda tersebut mengatakan kalau ia suami Permata
Baiklah mulai sekarang Permata akan mencoba menerima takdirnya memang tidak bisa langsung berubah ia akan mulai secara pelan-pelan sebelum semuanya terlambat Permata hanya ingin mengukir cerita dan kenangan yang indah di kehidupan yang singkat di dunia
Merasa cukup dengan quality timenya Permata berjalan mengelilingi pondok pesantren, mengingat setiap detail sudut, kegiatan apa yang dilakukan para santri ia sadar selama ini ia tak mau peduli sama sekali padahal pesantren ini sekarang adalah bagian dalam hidupnya semua orang tau itu
Mungkin hanya Permata yang tidak menganggapnya penting disini namun kenyataannya malah sebaliknya apakah sudah terlambat untuk berubah rasanya belum masih ada kesempatan untuk berubah sebelum kematian datang menghampiri
"Misi ning " ucap salah seorang santri
"Iya "
"Ada yang mencari ning kata mereka sih teman-teman ning, sekarang mereka ada di ndalem ning "
Ah astaga Permata seakan lupa waktu ternyata berkeliling pesantren cukup menguras waktunya ternyata semua berjalan begitu cepat tanpa kita sadaro sama sekali
Permata menarik napas ia sudah sangat yakin mengatakan kepada mereka tentang semua kebenaran ini termasuk apabila mereka akan menjauhi Permata nantinya ia memang pantas untuk semua itu
"Maaf buat kalian menunggu "
Teman-teman Permata kompak melihat ke arah sumber suara disana Permata tersenyum ramah kepada mereka lalu duduk bersebrangan
"Bi bawa makanan dan minumannya kesini ya "
"Iya ning "
Diam, belum ada yang membuka percakapan jujur mereka bingung dengan kondisi yang mereka hadapi sekarang pertama Permata meminta mereka untuk datang ke pondok pesantren tanpa menjelaskan alasannya saat ditanya pun Permata tak merespon lalu ketika mereka sampai semua orang memanggil Permata dengan sebutan ning sungguh ada banyak pertanyaan dalam benak mereka
"Apa yang anti sembunyikan dari kami Permata ?"
Calista lah yang membuka suara ia tak bisa menahan diri lebih lama lagi sejak kemaren ia tak bisa tidur kenapa Permata menyuruh mereka datang kesini tentu ada hal yang serius
"Haira beberapa hari lalu anti sempat bertanya kan siapa pemuda yang mengantarkan ana ke asrama dia adalah Furqan suami ana "
Shock, itulah yang mereka rasakan sekarang pernyataan ini sungguh sama sekali tak mereka duga sama sekali apalagi Haira yang hanya bisa terdiam ia tak bisa berkata-kata lagi
"Maaf ana menyembunyikan ini dari kalian semua karna ana belum siap akan status ana yang sekarang, ana dinikahkan secara paksa oleh orang tua ana dan itu membuat ana marah dengan mereka ana juga selalu mencari perkara dengan Furqan berharap ia mau menceraikan ana, dan ana bisa mendapatkan hidup ana kembali namun seiring berjalannya waktu ana mulai menerima semua takdir yang telah tuhan tuliskan untuk ana dan ana baru bisa mengatakan kebenarannya sama kalian sekarang "
Calista memeluk Permata erat ia tau semua ini sangatlah berat bagi Permata sejak awal Permata bercerita soal pernikahan, guz dan ning dari sana ia merasa ada yang tak diceritakan Permata kepada mereka ia kaget namun tak terlalu kentara
Siapapun di posisi Permata pasti akan mengalami hal yang sama lalu selanjutnya Haira juga yang lainnya juga ikut memeluk Permata erat tak ada percakapan hanya ada air mata untuk menjelaskan perasaan mereka semua
Tidak mereka tak marah tapi merrka memang agak sedikit kecewa tak mengapa semua orang punya hal yang memang harus mereka sembunyikan sebagai seorang teman dan sahabat mereka tak akan marah apalagi menjauhi Permata mereka akan tetap ada disamping Permata
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
Teen FictionMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...