⚘️
⚘️
⚘️
Cuaca tampak cerah sekarang walau memang terasa panas tapi cukup menyenangkan berjalan-jalan sekitar pesantren, di sana ada sebuah taman yang sengaja dibuat agar para santri bisa bersantai ketika telah selesai belajar di madrasah, biasanya taman tetsebut sore hari akan banyak dikunjungi oleh santri putri ada yang menghafal ada juga yang hanya mengobrol hal apa saja
Taman tersebut adalah ide dari Furqan, dulu Furqan membayangkan betapa menyenangkannya punya taman bunga walau tak besar setidaknya cukup untuk memanjakan mata dan nanti jika ia berkeluarga betapa indahnya melihat anak perempuannya bermain-main dalam taman di pesantren
Sekarang memang Furqan telah berkeluarga namun ia belum punya keinginan memiliki anak, sebenarnya bukan tak ingin hanya saja ia memikirkan Permata yang masih cukup muda apalagi ia sedang dalam masa perkuliahan ia takut akan menganggu proses belajar Permata, ia menyerahkan segalanya pada sang pencipta biarlah rumah tangganya berjalan seperti air mengalir
"Taman yang sangat indah " ujar Permata mendekati salah satu bunga
"Ia memang" balas Furqan
Permata sangat menyukai bunga walau ia tak terlalu pandai merawat bunga baginya berada di antara bebungaan apalagi bunga-bunga tersebut bermekaran mengundang kupu-kupu untuk hinggap dapat membuat suasana hati jauh lebih baik
Kedatangan Furqan dan Permata menarik perhatian para santri jarang sekali mereka bisa lihat gus dan ningnya berjalan berduaan mereka tau kalau gus Furqan dan Permata sering terlibat percekcokan tapi Furqan selalu sabar menghadapi semua sikap Permata
Santri putri berjalan ke arah Permata lalu dengan hormat bersalaman dengan Permata sedangkan dengan Furqan mereka menunduk takzim
Sungguh adab para santri memang sangat menyentuh hati, beginilah seharusnya anak-anak muda didik penuh dengan kebaikan, adab dam sopan santun betapa mirisnya di zaman sekarang anak-anak muda begitu jauh dengan agama bahkan mereka lebih mengenal budaya luar ketimbang budaya negaranya sendiri
"Ning baru pulang ya dari kampus ?"tanya salah seorang dari mereka
"Ia nih baru pulang beberapa hari lalu karna ana sakit "jelas Permata
Mereka mengangguk, tidak banyak yang tau kalau Permata sakit terlebih lagi para santri mereka hanya tau kalau Permata tinggal di asrama kampus selama satu tahun, saat mendengar kabar tersebut mereka agak bingung mengapa Permata harus tinggal di asrama kampus lagian jarak kampus Permata dengan pondok bisa ditempuh dengan kendaraan tapi sudahlah meski ingin sekali menanyakan mereka tak berani sebab itu merupakan hal privasi
"Tapi ning sekarang nggak udah sembuh ?"
"Ia alhamdulillah udah, selama sakit dirawat sama Furqan "
Sontak mereka langsung tersenyum sembari menatap gus Furqan, mereka tak bisa membayangkan sebelumnya kalau Furqan punya sisi romantis sebab selama ini Furqan selalu memjaga jarak dengan perempuan terkesan cuek dan dingin rupanya mereka salah buktinya selama Furqan menikah banyak hal sisi lain dari Furqan terungkap termasuk mematahkan anggapan mereka kalau Furqan tak bisa romantis
Nyatanya Furqan sangat menyayangi istrinya, bisa gombal juga malahan duh mereka berharap suatu saat juga bisa mendapatkan suami seperti Furqan yang selalu menjaga jarak dengan perempuan dan hanya berlaku manis dengan yang halal baginya
"Enak ya ning kalau nikah ada yang jagain nggak kayak ana apa-apa sendiri"
"Heh iya kalau ketemu yang tepat kalau nggak rumah tangga serasa di neraka " celetuk temannya yang lain
Permata hanya menyimak percakapan mereka nyatanya berbaur dengan para santri memilki perasaan tersendiri yang tak biasa sedangakan Furqan hanya tertawa mendengar celotehan para santri ia sudah biasa dengan sifat anak didiknya bahkan ia sangat hafal bagaimana kelakuan mereka misalnya saat mereka menyembunyikan benda yang dilarang dibawa ke pesantren tak butuh lama bagi Furqan menemukan tempat persembunyiannya
"Pamit dulu ya semuanya " ucap Furqan
Mereka mengangguk lalu memberi jalan untuk Furqan dan Permata ia tau kalau masih banyak yang ingin ditanyakan kepada Permata tapi Furqan juga punya pertanyaan tersendiri untuk istrinya tak mungkin ia menanyakan hal tetdebut di depan para santrinya
Lelah berjalan-jalan mereka duduk di mesjid tidak ada orang disana biasanya selalu ada para santri yang menghafal di dekat mesjid entahlah mungkin hari ini mereka melanjutkan hafalan di tempat lain atau sedang menikmati waktu istrihat di kamar
Suasana di mesjid tampak sejuk dengan pepohonan yang rindang beberapa bunga tertata rapi didalam pot menambah nuansa keindahan sekitar mesjid
"Benarkah yang teman-temanmu bilang Permata ?" Furqan membuka obrolan setelah hening beberapa saat
"Yang mana ?"
Furqan menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Permata "soal kamu sudah punya perasaan pada saya"
Sontak Permata mengalihkan pandangan kearah lain astaga Furqan masih mengingat hal tersebut padahal Permata belum siap untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Furqan
Permata memainkan ujung jilbabnya bingung harus bagaimana, Furqan mengengam tangan Permata lembut ia tak butuh jawaban dari pertanyaannya meski dalam lubuk hatinya ia ingin mendengar langsung dari Permata, melihat reaksi Permata Furqan sudah tau jawabannya
" saya akan berusaha jadi suami yang baik untukmu Permata " Furqan mengatakan itu penuh dengan ketulusan
"Tapi aku yang merasa tak pantas untukmu Furqan, bahkan aku tak punya nasab sepertimu, aku hanya wanita biasa awam akan pemahan agama " gumam Permata
Sejak pulang dari asrama kampus memang Permata banyak diam tak ribut seperti dulu lagi namun Furqan rindu dengan sikap Permata ketika awal bertemu walau menghadapinya penuh dengan kesabaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
Teen FictionMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...