⚘️
⚘️
⚘️
Jam 04.55 wib Pemata masih tidak mau membuka kan pintu kamarnya padahal seharusnya mereka sudah berada di mesjid sekarang ini. Beberapa menit lagi azan subuh berkumandang dan itu artinya acara akadnya akan segera dilaksanakan. Keluarga Furqan sudah berada di mesjid sejak sepuluh menit yang lalu dan tamu undangan sebahagian juga sudah datang untuk melihat prosesi acara akad nikahnya Furqan dan Permata.
Seluruh keluarga besar Permata berkumpul di depan kamarnya, bahkan abang sepupu Permata pun tak bisa membujuk adiknya untuk membukakan pintu, untuk pertama kalinya Permata mengabaikan dirinya
"Devano gimana nih mana keluarga Furqan udah nanyain kita kenapa belum datang " ibu Permata
"Gini deh tante, kalian berangkat ke mesjid biar Devano dan Elena yang nungguin Permata, bilang aja apa yang terjadi sebenarnya tante semoga mereka bisa mengerti" Devano
Ibu Permata menghela napas dengan berat, semoga saja keluarga Furqan mengerti bagaimana keadaannya. Mereka semua berangkat ke mesjid yang tak jauh dari rumah sedangkan Devano dan Elena sepupunya Permata masih memutar otak bagaimana caranya agar adik mereka bisa mau membukakan pintu
"Lu dapat ide ngggak bang ?" Elena
"Nggak dek" Devano menggeleng
"Lagian tante tu ada-ada aja masa anaknya tamat SMA udah dinikahin aja"
Keluarga besar Permata juga baru mendapatkan kabar ini jam tiga sore siapa yang nggak shock coba, meski begitu mereka segera berangkat kerumah Permata, Elena sampai rela meninggalkan liburannya di Malaysia demi bisa menghadiri pernikan adek sepupunya itu yang jarak umur mereka hanya beda dua tahun
"Kamu kan tau keluarga besar kita pernikahan muda itu biasa, kebanyakan mereka juga nikah setelah tamat SMA bedanya kita nggak mau mengikuti kebiasaan tersebut dengan alasan pendidikan walau bisa aja sih lanjut kuliah setelah nikah " Devano
"Iya tapi ini Permata dia belum dewasa sama sekali, jangankan jadi istri masak air aja sering kelupaan " Elena mengingat kembali bagaimana pelupanya Permata
"Berarti Furqan harus bisa membimbingnya dan bersabar atas segala sikap Permata dia juga kan yang minta pernikahan ini dipercepat "
"Kalau dia nggak bisa gimana ? "
" Abang udah kenal dengan Furqan, ya memang ketemu baru beberapa kali sih tapi orangnya baik kok dan bertanggung jawab "
" semoga bang, awas aja kalau dia berani nyakitin Permata siap-siap aja aku akan mematahkan tangan dan kakinya "
Elena memang tomboy dan jauh dari kata feminim namun soal melindungi dan menyayangi dia akan maju paling depan untuk keluarganya.
Elena juga tak segan-segan memberi mereka pelajaran, baik itu kecil maupun orang dewasa. Mereka harus mendapatkan pelajaran jika berani mengusik keluarganya.
" Permata yakin nih nggak mau bukain pintu buat abangnya gitu "bujuk Devano
Hening, tak ada jawaban lagi dan lagi mereka tak bisa membujuk Permata untuk membukakan pintu
Sementara itu di mesjid
"Loh Permata mana ? " tanya umi Maryam ibunya Furqan
Mereka tersenyum ramah pada keluarga Permata ketika sampai di mesjid tetapi tak melihat Permata ada bersama dengan mereka begitu juga dengan Furqan ia sama sekali tak melihat keberadaan Permata
Ibunya Permata menjelaskan semua kejadiannya, tak ada yang mereka sembunyikan, umi Maryam hanya tersenyum menaggapi penjelasan ibunya Permata, ia sama sekali tak marah.
"Nggak papa, namanya juga masih anak-anak wajar kalau sedikit keras kepala, Furqan akan membimbingnya, benar kan nak ?"
"Iya umi. Insya Allah "
Furqan tak tau apa yang akan terjadi kedepannya dengan pernikahannya, memang Permata telah menjelaskan kalau dia salah kirim seharusnya foto itu ia kirim kepada Intan sahabatnya bukan kepada Furqan.
Namun pendirian Furqan telah bulat ia takut perbuatannya tidak di ridhoi oleh Allah lantaran selalu memikirkan perempuan yang belum halal untuk dirimya.
Ternyata ancaman Permata untuk menolak pernikahan ini bukanlah sekedar ancaman tetapi benar-benar ia lakukan. Furqan harus lebih bersabar untuk menghadapi Permata disini dia yang lebih dewasa berarti dia yang harus banyak mengalah dan berusaha mengerti
Umur Permata masih terbilang muda dan belum genap 20 tahun wajar kalau ia bersikap demikian, emosinya masih labil, ia masih berusaha mencari jati diri, pemberontakan seperti ini adalah hal wajar, dengan mengucapkan bismillah Furqan menyakinkan dirinya untuk melangkah ke jenjang pernikahan, menjadi imam yang baik untuk Permata.
Azan subuh berkumandang, pertanda shalat akan segera dimulai, mereka mengambil tempat masing -masing dan membentuk shaff, Furqan tampak berwibawa dengan jubah putih yang ia kenakan, siapapun mata yang memandangnya pasti akan takjub melihat ketenangan yang terpancar dari diri Furqan.
"Bismillah ya Allah " guman Furqan.
Sedikit grogi sebelum acara akad dilakukan. Furqan sudah melatih dirinya semalam namun tetap saja ia merasa sedikit gugup. Tetapi itu tidak terlalu tergambar jelas, ia masih mode cool dengan jantung yang sedikit berdebar.
Furqanlah yang menjadi imam shalat subuh kali ini, ia membawakan shalat dengan penuh rasa khusyuk, Furqan membacakan surah Arrahman sebagai langkah awal menuju pernikahannya.
Ia tau jalan kedepan tak akan mudah namun ia akan berusaha untuk mengatasi kesulitan apapun itu, Allah memang tak menjanjikan hidup selalu mudah namun Allah dua kali berfirman dalam kalamnnya bahwa setelah kesulitan selalu ada kemudahan. Dan Allah akan selalu bersamanya. Segalanya tak akan terasa sulit jika bersama dengan Allah
"Assalamualaikum warahmatullah "
Setelahnya dilanjutkan dengan dzikir setelah shalat.
Di barisan belakang teman-teman Permata juga menghadiri prosesi akad temannya itu tetapi yang mereka cari malah tidak ketemu, dihubungi pun tidak aktif.
"Gila gue nggak nyangka kalau Permata benar-benar akan menikah, untung nggak jantungan gue pas dapat undangan dari ibunya "
"Ya nggak lo aja kalik, kita juga sama, gue bahkan bela-belain bangun subuh dan datang ke mesjid buat lihat ini benaran atau nggak biasanya gue juga paling cepat bangun sekitar jam sembilan pagi "
"Tapi kan Permata menolak keras perjodohan ini, emang bisa pernikahan bisa berjalan dengan baik sementara tak ada cinta diantara mereka "
Mereka bukannya berdzikir malah bergosip, lagian Permata juga tak bisa mereka hubungi sama sekali.
Mereka tau kalau Permata memang di jodohkan oleh kedua orang tuanya tetapi seharusnya pernikahan itu dilakukan setelah Permata menyelesaikan pendidikan S1 nya, bukannya sekarang.
Mereka masih ingat jelas bagaimana tidak sukanya Permata pada laki-laki yang bernama Furqan tersebut, ia bahkan sudah menyusun rencana agar perjodohan Furqan dan dirimya batal. Tetapi kalau sudah begini gimana mau batal coba.
"Intan lo kan sahabatnya Permata, dia beneran ngaak ada cerita apapun kenapa pernikahannya di percepat begini "
Intan menggeleng sama halnya dengan teman-teman permata yang lain ia tidak mengetahui bagaimana pernikahan Permata bisa dikakukan secepat ini.
Hai reader jangan lupa vota and komennya biar Author lebih semangat buat nulisnya😁.
Gimana nih kalau kalian yang berada di posisi Permata siap nggak nih ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
Novela JuvenilMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...