Datang berkunjung

199 18 2
                                    

Hari libur adalah hal yang paling ditunggu para pelajar tak terkecuali mahasiswa. Karna mereka selalu di sibukkan dengan berbagai tugas dari dosen jadi mereka akan menggunakan waktu libur mereka dengan sangat baik

Teman-teman Permata sibuk dengan urusannya masing-masing lebih tepatnya mereka sibuk dengan ponsel di tangan mereka. Jam dua siang nanti ponsel mereka harus di kumpulkan dan baru bisa di ambil besok pagi.

Ada begitu banyak pesan masuk dari Furqan, bukannya membalas Permata malah mengabaikan semua pesan dari suaminya. Bodo amat Furqan mau marah atau nggak dengannya. Itulah yang di inginkan Permata.

Tak lama kak Tina datang ke kamar mereka dan memanggil Permata untuk datang ke lobi asrama putri

"Emang siapa yang cari aku kak ?" Permata meletakkan ponselnya di samping bantal

"Kamu liat saja sendiri Permata "

"Temui aja dulu Permata mana tau itu keluargamu kan " Dianti

Permata mengangguk dan mengikuti langkah kak Tina namun ketika sampai Permata merasa sangat muak ia hendak kembali ke kamarnya namun suara Furqan menghentikan langkah Permata

"Saya pamit dulu gus, Permata " ucap Tina

Ia tau mereka butuh ruang untuk berbicara lagian siapa juga yang mau jadi nyamuk bukan, beginilah nasib para jomblo emang sangat ngenes. Duh tuhan.

"Ngapain lo cari gue kesini " ketus Permata

"Kamu bisa nggak ubah kata gue dan lo itu nggak baik"

"Bodo amat "

Mengalah, ya saat ini tak ada yang bisa dilakukan oleh Furqan selain mengalah dari Permata, semakin di lawan maka ia semakin menjadi

"Ini umi masakin buat kamu dan juga beberapa cemilan juga kebutuhan pribadi kamu " tunjuk Furqan pada dua kantong plastik besar di samping kursi tempat ia duduk.

Mata Permata berbinar, wah emang tepat sekali Furqan mengantarkannya, baru juga ia akan keluar untuk berbelanja makanan ringan

Ia melihat kantong makanan yang di berikan Furqan, ada banyak sekali makanan ringan, seperti susu, biskuit,  kerupuk dan roti.

"Kok banyak banget nanti nggak habis loh kan jadi mubazir"

"Permata kamu itu sekarang tinggal di asrama, jadi itu artinya kamu harus berbagi dengan teman sekamar mu, makanya umi membungkus makanan ini banyak"

Iya juga, kan sekarang Permata tinggal di asrama, tidak mungkin ia akan memakan semua ini sendirian.

Hidup di asrama memang seperti itu segala hal harus di bagi disanalah letak kebersamaan dan rasa persaudaraaan akan tumbuh ketika kita berbagi dengan sesama baik itu makanan ataupun luka.

Masalah yang paling berat sekalipun bisa di hadapi dengan kebersamaan, segalanya memang akan terasa berat jika dilakukan sendiri oleh karna itu manusia tak bisa hidup sendiri pada hakikatnya mereka saling menbutuhkan dan saling ketergantungan.

"Uangmu masih ada ?" Tanya Furqan

"Kalo lo mau ngasih, keperluan gue banyak, ya gue butuh 600 sih"

Permata tak serius dengan ucapannya ia hanya bercanda, baru satu minggu yang lalu Furqan menberinya uang saku 800.000, ia masih punya uang sekitar 500.000

Namun Furqan tak menganggapnya sebagai candaan, ia memberikan Permata jumlah uang yang ia sebutkan tadi, Permata terkejut saat Furqan menyerahkan uang padanya, ingin menolak tapi kalau masalah uang mana bisa di tolak mah.

"Ambil ini, uang jajanmu untuk dua minggu kedepan, jangan boros ingat hemat adalah pangkal kaya. Tabung aja lebihnya untuk nanti bisa digunakan keadaan darurat "

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang