Apakah segala usaha ku untuk mendapatkanmu masih kurang, hingga kau tak melihat sekeras apa aku berjuang demimu
Furqan
Furqan mendapatkan pelajaran yang berharga setelah bertemu dengan Azhar, awalnya dia bingung sekarang dia sudah tau bagaimana menghadapi kerasnya sikap Permata. Satu minggu dari pondok Azhar, Furqan menyuruh seseorang untuk mengawasi semua tindakan Permata
Azhar memang benar ia tidak bisa percaya sepenuhnya dengan Permata ia harus lebih pintar dan licik dari Permata jika ingin rumah tangganya baik-baik saja
Sinar mentari kembali menyapa bumi dan setiap penghuninya, udara sejuk menyentuh kulit para santri berbaris memasuki kelas Furqan mengamati pemandangan tersebut. Hatinya selalu tenang bila melihat aktivitas para santri bila ia merasa gelisah atau dilanda masalah maka selain berdoa, mengamati kegiatan para santri seperti membaca Al-qur'an dan bermain mampu menenangkan pikirannya
Di ujung lapangan bola basket beberapa santri putri bercengkrama, mereka samgat asyik dengan obrolan mereka entah apa yang sedang mereka bicarakan tetapi senyuman itu tidak terlihat palsu sama sekali
"Sepertinya harus ada kegiatan jalan-jalan untuk mereka mengingat mereka hanya ada di asrama "ucap Furqan pandangannya tak lepas dari kegiatan para santri
Ya Furqan akan membagi beberapa sesi untuk kegiatan di luar sambil sebagai refreshing bagi para santri. Mereka memang tak seperti anak-anak umum lainnya, ketika teman sebaya mereka dapat bermain dan pergi kemanapun namun tidak dengan para santri
Mereka harus menjalani hari-hari dengan berbagai jadwal padat dari pagi sampai sore, untuk keluar agak jauh mereka harus izin dan itu tidak boleh sering-sering. Menyeramkan mungkin bagi orang yang belum merasakan indahnya mondok bersama
Ketahuilah bahwa masa-masa menjadi santri adalah masa yang paling menyenangkan dan begitu berharga, prosesnya emang sangat berat namun dalam menjalani hari dan hasilnya begitu manis bagi mereka yang tetap mampu memegang teguh ajaran selama di pondok.
Satu notifikasi masuk dari ponsel Furqan, ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel, perasaannya tak tenang karna yang menghubunginya adalah orang suruhan Furqan untuk mengawasi Permata. Mereka menghubungi Furqan pasti bukan masalah sepele.
Saat membuka pesan tersebut, wajah teduh itu tampak sendu, tangannya terkepal kuat, entah kemana kedamaian tadi hilang seketika di bawa angin. Furqan mengatur napasnya meski dadanya teramat sesak. Jadi ini alasan Permata tidak mau pulang ke pondok. Baiklah kalau memang itu yang dia inginkan Furqan tak bisa lagi menahan diri untuk memberi sedikit pelajaran kepada Permata.
Furqan mengambil kunci mobil dan pergi ke lokasi yang tertera di ponselnya, tidak membutuhkan lama hanya perlu waktu dua puluh untuk sampai kesana. ia berhenti di depan sebuah kafe, ia masih berusaha untuk tidak marah, mengendalikan dirinya sendiri. ketika telah sampai di dalam Furqan menemukan apa yang ia cari
"mau berapa kali lagi kamu mau berbohong kepada saya Permata " Ucap Furqan
Permata tersentak ketika ia melihat Furqan berdiri dihadapannya raut wajahnya tak bersahabat, tau dari mana Furqan kalau ia sedang bersama dengan Dzaka atau memang hanya kebetulan saja, bagaimana Permata akan menjelaskan semua ini kepada Furqan, ia tau semua penjelasannya sekarang tidak akan ada gunanya sebab dia memang salah
"terus urusan lo ?" tantang Permata
Jujur Permata takut kepada Furqan, saat Furqan marah maka ia tak akan bisa menjawab semua yang dikatakan oleh Furqan, selalu ada argumen yang kuat bagi Furqan. Namun bukankah ini kesempatan bagus untuk membuat Furqan jengah kepada dirinya. Ini adalah tujuannya bukan agar Furqan menceraikannya dan ia bisa bebas dari ikatan yang selama ini mengekangnya.
Meski ia tau ketika ia berpisah dengan Furqan maka ia harus siap menerima segala resikonya termasuk kemungkinan terburuknya kelurga Permata akan menolaknya sebagai anak mereka karena telah mencoreng nama keluarga. Permata siap untuk menerima segala akibat dari perbuatannya. Tak ada yang gratis di dunia ini semuanya ada harga
"kamu tau saya punya hak atas dirimu" tegas Furqan
Permata tertawa sumbang dan itu semakin membuat Furqan kehilangan kesabaran sementara Dzaka hanya diam menyaksikan pertengkaran dua manusia di hadapannya, bukannya tak ingin membantu Permata tetapi ia harus berhati-hati dalam bertindak ini semua demi kebaikan Permata
"Begitu dari pada lo capek-capek ngurusin gue lebih baik lo lepas aja tanggumg jawab yang ada pada diri lo " Permata mengatakannya tanpa beban
Sebegitu tak tersiksanya kah Permata dalam ikatan pernikahan mereka, Furqan sudah berusaha menjadi suami yang tetbaik buat Permata namun mengapa Permata tak bisa melihat seberapa tulusnya kasih sayang Furqan kepadanya tanpa ada keterpaksaan sama sekali
"Lo cemburu ya "
"Ya saya cemburu, memangnya kenapa ?" Tanya Furqan balik.
Permata sama sekali tak peduli dengan semua jawaban Furqan baginya itu semua adalah lelucon.
"Kamu yang meminta semua ini Permata jangan salahkan saya kalau saya akan mengambil tindakan tegas "
Setelah mengatakan itu Furqan pergi tanpa melihat Permata sedikitpun, jelas ini bukan pertanda baik pasti Furqan punya rencana untuk membalas semua perlakuan buruk Permata kepada dirinya. Ia harus waspada mulai sekarang apapun itu ia akan menghadapinya dengan keberanian.
"Jika butuh bantu lo bisa hubungi gue Permata " Dzaka
Permata mengangguk tak ada keraguan sedikitpun dalam diri Permata untuk Dzaka, ia tau Dzaka adalah orang yang bisa di andalkan hanya saja ia tak mau menyeret Dzaka terlalu dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
Fiksi RemajaMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...