Segalanya sudah ditetapkan bahkan sebelum manusia lahir ke dunia tuhan telah menuliskan suratan takdir mereka masing-masing sekarang Permata ikhlas menerima segala ketentuan takdir tersebut karna ia tau tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya
Semua orang mengatakan kalau Permata akan sembuh, ia bisa melewati semua masa sulit ini namun entah mengapa Permata berpikiran sebaliknya di lain sisi ia juga merasa senang semua orang peduli dengannya
Seharusnya sekarang Furqan masih berada di Arab tetapi mendengar kabar dari Permata sakit Furqan segera kembali ke Indonesia
Bagaimana mungkin ia bisa berada jauh dari istrinya sedangkan saat ini Permata membutuhkan kehadirannya
"Furqan " panggil Permata lembut
Furqan yang ada disamping Permata menatap istrinya penuh dengan rasa cinta tak terbatas, mengenggam jemarinya dengan lembut, semua orang ada disana, umi, abi, Devano dan kedua orang tua Permata sementara saudara yang lain akan segera menyusul untuk menjenguk Permata
"Apa kamu ridho dengan ku Furqan ?" Tanya Permata
Pertanyaan seperti apa yang diajukan oleh Permata tentu saja ia ridho karna ia begitu menyayangi Permata
"Tentu, saya ridho dengamu"
"Aku tau aku belum bisa menjadi istri yang baik bagimu aku masih sangat sering menyusahkanmu "
"Tolong jangan bicara seperti itu bagi saya kamu sudah melakukan yang terbaik kenakalanmu itu wajar sebab memang di usia sekarang adalah masa mencari jati diri "
Tak bisa di bohongi kalau Furqan terkadang kesal dengan semua ulah yang dibuat Permata namun ia sama sekali tak membencinya, Furqan paham sangat paham mengapa Permata melakukan pemberontakan lagian semuanya bukan kesalahan Permata ia juga bersalah mengambil keputusan dengan terburu-buru tanpa memikirkan perasaan Permata
Ia menerima Permata apa adanya sebab tak ada manusia sempurna di muka bumi setiap orang punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing
"Furqan berjanjilah ketika aku tak bisa menjalankan kewajibanku untuk mengurusmu maka aku ikhlas jika kamu menikah lagi "
Sontak ucapan Permata membuat semua orang disana menatap tak percaya mereka sungguh tak akan menduga kalau ucapan seperti itu akan terlontar dari mulutnya
"Nak poligami memang di perbolehkan dalam islam tapi hal itu adalah perkara yang sulit nak. Kalau suami kamu tak mampu berlaku adil maka dia akan berdosa " ucap abi
"Benar nak, lagian walau kamu bilang ikhlas akan ada ruang tak ikhlas dalam hati kamu ketika melihat Furqan bersama wanita lain " umi ikut membenarkan
Umi mengerti maksud perkataan Permata baik agar nanti ada yang bisa mengurus Furqan di kala dirinya tak mampu untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang istri
Di saat sakit memang kita terkadang selalu memikirkan hal-hal buruk, umi paham dan tidak menyalahkan Permata namun umi juga seorang wanita ia bisa merasakan apa yang dirasakan menantunya kelak jika melihat suami yang dia cintai bersama wanita lain
Tak akan ada kata yang mampu mendefenisikan rasa sakit, wanita sejak zaman nabi adam hakikatnya sudah punya rasa cemburu, siti hawa saja wanita satu-satunya saat itu masih cemburu kepada nabi adam di kala suaminya pulang larut malam
Apalagi kalau harus menyaksikan suami bermesraan dengan wanita lain meskipun statusnya juga sebagai seorang istri
"Lagian saya sangat mencintaimu Permata, jangan paksa saya untuk menduakanmu saya menerima semua kekuranganu di kala sakit maupun sehat tak ada alasan lain untuk saya harus menikah lagi "
" Furqan aku mohon "
" cukup Permata apa kamu mau melihat saya menaggung dosa yang begitu besar saat saya tak mampu berlaku adil kepada kalian berdua. Saya nggak akan sanggup Permata wajib hukumnya bagi kamu untuk menuruti perkataan saya dan dengan tegas saya menolak permintaanmu yang tak masuk akal itu"
Tanpa mengatakan apapun lagi Furqan pergi meninggalkan ruangan ia tak bisa berdebat dengan Permata dengan kondisi istrinya sakit ia butuh ruang untuk diri sendiri
Furqan sangat tau betapa berat resiko yang akan ia tanggung kelak karna ia juga punya teman dengan dua istri
Temannya sempat bercerita mengenai rumah tangganya meski diluar kedua istrinya tampak akur tetapi sebenarnya tidak begitu istri pertamanya sering menangis tengah malam sebab ia merasa sakit saat melihat suaminya bersama istri keduanya
Pernikahan kedua teman Furqan juga merupakan permintaan istri pertamanya. Dia meminta sang suami menikah lagi sebab ia tak bisa memiliki keturunan
Furqan tak akan sanggup membayangkan Permata berada di posisi tersebut, punya satu istri saja sudah membuat Furqan cukup kewalahan apalagi harus punya dua istri. Tidak ia tidak akan bisa
"Maaf semuanya bisa saya bicara dengan Permata berdua ?" Ucap Devano
Orang tua Permata mengangguk begitupun dengan kyai dan juga umi mereka harap Devano bisa memberikan pengertian kepada Permata
"Kamu sadar dengan ucapanmu barusan dik ?" Tanya Devano ia tau Permata juga ragu
"Tanpa kamu menjawabnya abang sudah bisa memastikan kalau kamu pun tak akan bisa dan tidak yakin kamu hanya takut kemungkinan terburuk terjadi pada dirimu "
Sekuat tenaga Permata berusaha agar air matanya tak tumpah ia mencengkram selimut dengan kuat sebagai pelampiasan rasa sakit dalam hatinya
Jujur ia sudah mulai jatuh cinta dengan Furqan kelembutan Furqan mampu melelehkan hatinya yang dingin semua kebaikannya membuat Permata sangat kagum
Tapi bagaimana dengan kondisinya sekarang, ada begitu banyak pertanyaan dalam diri Permata
"Bagaimana kalau ia tidak akan bisa sembuh ?"
"Apa yang harus ia lakukan jika nanti ia hanya akan menyusahkan Furqan ?"
"Lalu kalau saja tuhan tiba-tiba memanggilnya pergi dari dunia ini ia tak akan sanggup melihat Furqan sendirian "
"Apakah keajaiban itu ada ?"
Semua peryanyaan tersebut tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti, sejak lama Permata menyembunyikan ini dari semua orang
Ia sudah tau kondisinya memburuk saat ia duduk di bangku SMA, awal mula kejadian adalah di saat Permata batuk-batuk selama dua minggu, ia juga merasakan nyeri di bagian kepala
Tanpa memberitahukan siapapun Permata pergi sendiri ke dokter, alangkah terkejutnya ia saat mendapatkab hasil medis, disana jelas Permata mengidap penyakit kanker stadium satu
Sejak saat itu sudah banyak pikiran-pikiran buruk menghantuinya setiap malam, Permata menyembunyikan penyakitnya dengan senyuman, selalu ceria setiap saat seperti tak ada masalah apapum melakukan hal-hal yang ia sukai, menikmati setiap momen dalam hidup
Saat malam tiba Permata selalu takut kalau ia tak bisa bangun lagi, ia takut tidak akan bisa melihat matahari pagi, tidur dengan perasaan cemas berharap kalau semua akan baik-baik saja hanya sekedar untuk menguatkan diri sendiri
"Masih ada harapan dik yakin sama abang selama ini abang sudah mencari rumah sakit terbaik untukmu, jangan kamu pikir kalau abang akan duduk diam saja melihat kondisimu. Satu minggu dari sekarang kita akan berangkat ke Belanda untuk pengobatanmu "ucap Devano penuh keyakinan
Devano tak perlu persetujuan dari Permata, mau atau tidak ia tetap akan membawa Permata berobat ke Belanda, selama tiga tahun belakangan Devano mencari semua rumah sakit terbaik agar sang adik bisa sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
Teen FictionMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...