jadi dia

155 13 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketakutan-ketakutan yang dipikirkan Permata tak pernah terjadi sama sekali buktinya teman-temannya tetap menerima semua fakta yang dikatakannya meski agak shock dan kesal Permata menyembunyikannya namun segalanya berjalan dengan baik

Demi melihat wajah Permata tertumduk dalam Dianti merengkuhnya lalu bergurau "baiklah, kami telah tau bahwa teman baik kami rupanya telah menyandang status sebagai seorang istri lantas apa kami juga tak boleh berkenalan dengan pemuda yang telah berhasil mengucapkan ijab qabul atas nama anti "

Calista tertawa mendengar penuturan Dianti, ia juga penahsaran dengan Furqan, Calista tak berharap banyak untuk bertemu dengan Furqan ia tau betul seorang gus sekaligus putra kyai pasti memiliki banyak urusan bukan hanya mengurusi segala pertanyaan mereka

" dia akan segera datang, Furqan tadi bilang padaku akan menemui kalian menyempatkan waktu untuk orang-orang yang telah menemaniku selama ini di asrama "

Mereka tersenyum padahal Dianti tadi hanya iseng bertanya nyatanya Permata menganggap serius tak mengapa tak bisa dipungkiri mereka juga ingin tau

Hanya berselang beberapa detik Furqan datang sorban tersampir rapi di pundaknya mengenakan jubah berwarna putih terlihat menawan

"Assalamualaikum " ucapnya memasuki ruangan

"Waalaikum salam " mereka serempak menjawab

Sejenak mereka menatap penuh pesona kepada Furqan seluruh perhatian mereka terfokus pada Furqan pemuda ini bukan hanya tampan namun auranya juga penuh akan kedamaian senyuman yang menyenangkan, Calista menyikut lengan Devi berbisik pelan " ingat suami teman sendiri "

Pelan sekali Calista mendengarnya tapi didengar oleh mereka kecuali Furqan yang menatap tak mengerti mengapa mereka berbisik ia menundukkan pandangan lantas duduk disamping Permata

"Hai kalian pasti teman-temannya Permata ya, saya Furqan salam kenal "

"Eh iya salam kenal juga gus " Calista lah yang menjawab sementara yang lain masih menatap Furqan

"Duh nggak nyangka ya kalau suami Permata punya aura penuh ketenangan sayang udah sold out sih " candanya

Ia sengaja mengatakan kalimat tersebut menekankan pada kalimat sold out biar teman-temannya pada sadar kalau orang yang mereka tatap adalah suami dari teman mereka sendiri runyam masalahnya kalau sampai mereka jatuh hati pada Furqan

"Iya sayang cinta Permata cukup sulit untuk didapatkan " balasnya sembari melirik sang istri

Furqan memang cepat akrab dengan siapapun pandai menerjemahkan setiap eksperesi wajah lawan bicaranya, anehnya ia selalu terjebak dalam pikirannya sendiri ketika mencoba memahami karakter Permata

Biasanya ia tak pernah kesulitan mengapa dengan Permata segalanya begitu amat berbeda wanita tersebut mampu membuatnya kadang hilang kendali atas emosinya

"Nggak juga kok gus kalau gus lebih peka sebenarnya Permata juga udah mulai ada rasa gus " sahut Haira

Rahasia kecil tersebut terbongkar bahkan Permata tak mengetahui debaran yang ia rasakan. Hairalah yang berhasil menemukan jawabannya ketika ia mendesak Permata mengatakan siapa pemuda yang bersamanya pipi Permata memerah sedikit malu-malu berusaha menyembunyikan wajah jelas semua itu memberikan kesimpulan tersendiri bagi Haira

Furqanpun juga tak menyadarinya ia menatap Permata yang duduk di sebelahnya ia hanya diam menunduk biasanya Permata akan marah ia tak suka di goda akan masalah rasa ini

Tapi mengapa sekarang ia tak menjawab apapun malah hanya diam membuat teman-temannya semakin berani menggoda kapan lagi mereka akan punya kesempatan seperti ini

"Lihat Permata diam berarti emang benar kalau gus udah berhasil mengambil hatinya paling gengsi aja nggak mau bilang "Devi

Tatapan Furqan tak lepas dari Permata ada kebahagiaan dalam hati Furqan benarkah kalau Permata telah bisa menerimanya, melupakan masa lalu sudah mulai berdamai dengan takdir. Ingin sekali Furqan bertanya tapi tak mungkin ia berranya sekaranf dihadapan teman-teman Permata bukan waktu yang tepat

Ketika mereka hanya berdua tak ada orang lain saat itulah Furqan bertanya tentang pernyataan yang ia dengar, Furqan tak mau hanya menebak-nebak ia lelah selalu menerka-nerka akan ketidak pastian saat mereka berdua itu jauh lebih mudah untuk sebuah kebenaran

"Jangan ragu gus kalau istrinya nakal kasih hukuman aja "

Permata menimpuk Calista dengan bantal di atas kursi, enak aja main kasih hukuman tanpa di suruhpun Furqan selalu memberinya hukuman ia sangat ingat ketika pertama kali datang kesini Furqan menyita hp nya, mengunci didalam kamar saat Permata membuat kerusuhan

Sedikit menyesali tindakan bodohnya setiap kali mengingatnya maka Permata akan merasa lucu sekali namun penyeselan tersebut tidak terlalu menganggunya lagian kejadian tersebut tidak akan terjadi dua kali terserah orang lain menganggapnya seperti apa namun ia senang bisa melakukan apa yang ia sukai sebelum hanya bisa meratap penuh keperihan dikala keinginan tak sempat dilakukan

Lagian hidup kalau lurus-lurus amat juga agak membosankan sesekali mungkin bolos sekolah, melompati pagar saat terlambat datang ke sekolah, dihukum di tiang bendera semua itu akan menjadi momen-momen yang manis saat akan dikenang di kala hari esok

"Aman saya tidak akan ragu untuk memberinya hukuman mungkin karna itu kalik ya dia lebih suka tinggal do asrama dari pada disini kalai disana saya nggak bisa kasih dia hukuman "

"Tapi pasti berat kan gus harus ldr sama istri sendiri padahal udah sah mana harus di tinggal lagi di awal-awal pernikahan"

Ya, mereka benar sangat berat bagi Furqan mengambil keputusan tersebut namun ia juga tak bisa egois dengan hanya memikirkan diri sendiri ia juga harus memikirkan perasaan Permata bagaimana mungkin ia bisa bahagia kalau istrinya sama sekali tak bahagia

Furqan juga akan ikut terluka posisinya serba salah jadi ia berpikir kalau mengirim Permata ke asrama untuk sementara waktu adalah jalan terbaik lagian hanya sementara waktu tidak untuk sampai Permata tamat kuliah kalau selama itu Furqan sendiri juga nggak bakalan sanggup mah

"Kadang kita harus mengalami perpisahan untuk menyadari arti dari sebuah perasaan karna pemahaman tak selalu datang dari penjelasan mungkin juga datang dari hal yang paling menyakitkan misalnya perpisahan "

Kata-kata Furqan sarat akan makna, Permata sama sekali tak paham maksudnya begitu juga dengan Calista, Kamia, Devi dan Haira

Tetapi Dianti tau sekali makna yang tersembunyi dari ucapan Furqan sebab ia telah mengalaminya sendiri suatu saat yang lainnya juga akan mengerti ketika mereka ada di posisi yang sama

"Gus benar tapi setelah semuanya terungkap apa gus nggak berencana mau ngajak Permata kembali pondok aja ?"

Calista tau ia sedikit lancang menanyakan hal pribadi kepada Fuqan tapi ia merasa harus mengatakan ini ia takut masalah yang lebih besar akab datang, apa lagi kalau bukan Dzaka

Entah mengapa setiap memikirkannya Calista merasa cemas sendiri sebagai teman yang baik ia tak ingin terjado sesuatu yang buruk pada rumah tangga temannya

"Ya ampun kalian ini, ana kan masih mau di dekat kalian " protes Permata

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang