Hari Pertama

243 16 0
                                    

⚘️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚘️

⚘️

⚘️

Jam enam pagi mereka sudah berkumpul di lapangan dengan barisan pagi menurut jurusan masing-masing. Permata dan teman-teman sekamarnya berbeda jurusan jadi mereka hanya bisa bertemu kita ada mata kuliah yang sama-sama kosong atau hanya di asrama.

Wajah penuh semangat tampak mendominasi para mahasiswa dan mahasiswi baru. Mereka sangat antusias menyambut hari ini karna memang tidak semua orang bisa berada di bangku perkuliahan, ada sebahagian orang yang harus mengubur mimpi untuk masuk ke perguruan tinggi karna kesulitan ekonomi.

Siklusnya  memang begitu awal tahun semangat untuk masuk kelas dan bertemu dosen sangat lah besar apalagi ketika berkenalan dengan orang-orang baru yang belum pernah di temui sebelumnya. Namun di tengah-tengah tahun semangat itu mulai akan turun di sebabkan karna dunia perkuliahan tidak seindah kenyataan yang ada.

Kamu harus menghadapi dosen yang galak atau mahasiswa biasa menyebutnya dosen killer, dosen yang hanya hobi kasih tugas kayak mahasiswanya nggak ada tugas aja dari dosen lain, ada dosen yang jarang masuk dan masih banyak jenisnya lagi

Para panitia penyelenggara acara memberi instruksi kepada mereka untuk berlari memutar lapangan di mulai dari barisan yang paling ujung. Saat mendengar ucapan panitia wajah mereka tampak keberatan masa iya pagi-pagi begini mereka harus di suruh lari.

Tak ada pilihan lain selain menuruti perintah tersebut karna mereka tau jika menyuarakan keberatan maka para panitia akan menambah hukuman untuk mereka dengan hukuman yang jauh lebih berat lagi

"Emang resek tuh panitia masa iya pagi-pagi begini udah di suruh lari mutar lapangan" gumam Permata

Permata kesal sungguh kesal anak yang mageran kayak dia dalam hal olahraga harus di suruh lari sebanyak tiga putaran. Kayaknya seniornya emang suka menyiksa para mahasiswa baru seakan-akan mereka membalaskan dendam mereka dulu ketika jadi mahasiswa saat awal masuk

Berbagai kegiatan mereka harus menjalaninya termasuk mereka harus berjemur selama empat jam di lapangan dengan kondisi yang lagi panas-panasnya untung saja Permata membawa kipas angin mini. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi

Sekitar jam 12 pagi para panitia memberi mereka waktu jam istirahat sampai jam setengah dua lalu kegiatan akan dilanjutkan kembali, untung saja nantinya kegiatannya di dalam ruangan jika masih di lapangan Permata tak akan sanggup lagi jika harus di jemur. Bisa-bisa kulitnya akan terbakar matahari

Permata memilih mendinginkan tubuhnya di bawah pohon yang rindang, teman-teman sejurusan Permata sudah mengajaknya untuk ikut bergabung dengan  Permata tetapi ia menolak dan mengatakan mereka bisa duluan.

Tenggorakan Permata serasa kering sekali, ia mengambil air mineral di dalam tasnya dan meneguk air tersebut untuk mengembalikan energinya yang sudah terkuras akibat beberapa rangkaian kegiatan yang cukup melelahkan.

"Permata "  panggil seseorang, suara itu cukup ia kenal

Ketika ia menoleh ke samping benar saja itu dia, sebenarnya Permata sangat malas untuk berbicara dengannya tapi kenapa ni anak juga ada disini jangan bilang kalau dia juga kuliah disini

" senang bertemu denganmu lagi " ucapnya

"Gue nggak tuh "

Dzaka memberikan sapu tangan kepada Permata tapi Permata malah membuangnya terkesan tak menghargai Dzaka namun itu adalah bentuk luapan rasa marahnya kepada Dzaka apa yang ia lakukan di masa lalu tak bisa digambarkan rasa sakitnya jadi wajar kalau Permata bersikap seperti ini kepada Dzaka ini juga semua karna ulahnya bukan.

Lantas ketika Permata sudah hampir lupa dengan Dzaka ia tiba-tiba kembali dan bersikap seolah-olah tak pernah terjadi terjadi apapun. Andai dulu dia tau bagaimana keadaan Permata ia sudah seperti orang gila mencari Dzaka kemana-mana. Datang ke rumahnya berulang kali berharap ada setitik cahaya untuk tau dimana keberadaan Dzaka namun semua usahanya tak membuahkan hasil sama sekali.

"Gue menghilang ada alasannya, gue tau lo pasti benci banget sama gue tapi gue mau jelasin semuanya ke lo sekarang terserah lo mau percaya atau nggak. Dulu gue pergi karna gue sakit dan gue harus di rawat di rumah sakit untuk beberapa bulan, gue cuman nggak mau buat lo khawatir makanya gue menghilang tanpa kabar. Dokter bahkan udah mengatakan ke gue hidup gue cuman satu bulan lagi tapi alhamdulillah gue masih bisa hidup sampai sekarang. Jadi gue berpikir kalau dulu waktu gue emang udah nggak lama lagi gue cuman mau lo ingat kenangan indah kita aja. Gue nggak mau lo liat detik-detik terakhir gue di dunia ini " jelas Dzaka

Benar Dzaka memang punya riwayat mematikan, yaitu kanker otak jarang orang yang masih bisa bertahan hidup ketika ia kanker otak tapi berkat anugrah dari tuhan Dzaka sembuh, ia harus menjalani perawatan selama berbulan-bulan untuk bisa sembuh. Selama itu pun ia tak pernah melupakan Permata sama sekali.

Ia selalu mengawasi Permata dari jauh bahkan ia tau kalau Permata mencarinya, ingin sekali ia berbagi dukanya bersama Permata tapi ia tak mau jika Permata melihatnya dalam kondisi yang sangat menyedihkan ia hanya ingin melihat Permata bahagia dan hanya mengingat kenangan indah mereka saat Dzaka masih sehat bukannya dalam keadaan sekarat.

Ketika Dzaka sudah dinyatakan sembuh hal yang pertama kali dilakukan Dzaka adalah mencari keberadaan Permata, sayang sekali Dzaka tak pernah tau kalau saat ini Permata yang ia kenal dulu sudah berbeda, baik dari perasaab maupun dengan status Permata sekarang.

Teman-teman dekat Permata juga tak sampai hati memberitahukan kebenarannya kepada Dzaka setelah Dzaka menjelaskan kenapa ia menghilang, teman-teman Permata sepakat untuk menyembunyikan kabar pernikahan Permata. Jika nanti Dzaka tau biarlah dia tau dari orang lain untuk saat ini rasanya mereka tak sanggup

"Oh gitu, yaudah pergi sana lo itu ganggu waktu istirahat gue  " usir Permata

Sebenarnya Permata tak tega harus bersikap seperti ini apalagi saat tau kebenaran yang sebenarnya namun apa yang harus dilakukannya, dia dan Dzaka apakah masih mungkin bersama dengan keadaan yang begitu sangat rumit apalagi ketika melihat reaksi Furqan ketika bertemu dengan Dzaka mereka jelas sekali tampak tak akur sudah ssperti musuh bebuyutan saja

"Kita masih bisa berteman kan ?"

"Ya" jawab Permata singkat

Meski sikap Permata sangat acuh kepada Dzaka setidaknya usahanya dia udah mengalami kemajuan. Walaupun hubungan mereka tak bisa seperti dulu lagi setidaknya Permata tak terlalu menjaga jarak lagi dari Dzaka

"Yaudah kalau lo emang nggak mau diganggu gue cabut duluan ya, sampai ketemu lagi besok " pamit Dzaka

Permata tak msnjawab ia memalingkan wajahnya ke arah lain baru setelah Dzaka benar-benar menjauh Permata melihat Dzaka yang berjalan ke arah kantin kampus.

Ia tak pernah membayangkan kalau kondisi Dzaka seburuk itu, ternyata di balik Dzaka yang terlihat ceria dia menyimpan lukanya sendiri. Tapi bagaimana ya keadaan Dzaka sekarang apa ia masih sakit ingin sekali Permata bertanya tapi tak mungkin mungkin lain kali

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang