Hanya Angan

183 18 1
                                    

Cinta memang tak bisa didapatkan dengan mudak, butuh pengorbanan dan kesabaran, jika ada yang mengatakan kepadamu bahwa ia mencintaimu tapi tak mau berkorban dan bersabar maka ia hanya mempermainkanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta memang tak bisa didapatkan dengan mudak, butuh pengorbanan dan kesabaran, jika ada yang mengatakan kepadamu bahwa ia mencintaimu tapi tak mau berkorban dan bersabar maka ia hanya mempermainkanmu

Furqan Hasbi

Furqan pulang dengan badan dan bathin yang begitu lelah, ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, pikirannya berkecamuk. Ia merasa jarak dia dengan Permata semakin jauh dari sebelumnya, ada begitu banyak ketakutan dalam diri Furqan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, ia juga tak mengerti akan apa yang ia rasakan, biasanya dalam kondisi sulit sekalipun ia tak pernah secemas dan se takut ini.

Tidak, ia tidak bisa seperti ini terus menerus, ia butuh pendapat seseorang untuk masalahnya, seseorang yang bijaksana dan cukup berpengalamam dalam rumah tangga.

Untuk beberapa saat ia berpikir siapa yang bisa ia hubungi, sampai ia terlintas satu nama

"Benar dia, kenapa nggak dari tadi sih kepikirannya, kira-kira kalau menghubungi dia sekarang di angkat nggak ya" ucap Furqan

Temannya itu cukup sibuk dengan berbagai kegiatan di pondoknya, kadang saking sibuknya ia tak membawa ponsel sama sekali. Namun meskipun begitu temannya akan menghubungi kembali ketika ia punya waktu. Bukan lantaran sombong tapi memang dia punya jadwal cukup padat apalagi kalau sedang belajar dan membaca kitab maka ia sama sekali tak bisa di ganggu.

"Ah udahlah kalau emang nanti nggak di angkat nanti pasti dia hubungi lagi "

Furqan mencari nama di kontak ponselnya dan menghubungi no yang ia cari, untuk beberapa detik hanya deringan yang ia dengar baru setelahnya ucapan salam dari seberang sana

"Assalamulaikum Furqan "

"Waalaikum salam, sibuk ya anta sekarang, afwan ya ana ganggu nih hehe "

"Ah nggak kok, ada apa ?" Tanyanya

"Sebenarnya gue mau mintak pendapat sama anta "

"Oke, insya Allah kalau ana bisa, ana akan bantu terkait apa Furqan ?"

Furqan menceritakan hal yang mendelama hatinya, ia menceritakan semuanya secara detail tak ada yang ia sembunyikan sama sekali.

Mereka adalah teman akrab sedari kecil, mereka selalu berbagi banyak hal, umur mereka hanya selisih dua tahun tetapi temannya itu tak mau di panggil abang oleh Furqan, temannya itu bilang lebih baik panggil nama saja biar lebih dekat lagian jarak umur mereka tak beda jauh.

Temannya juga punya masalah sangat rumit tentang pernikahannya dulu, bahkan ketika Furqan mendengar permasalahan yang di alami temannya itu ia sama sekali tak menyangka bahwa masalah se rumit  itu bisa dia hadapi dengan kepala dingin.

Ia juga di jodohkan sama seperti Furqan, dia dan istrinya juga tak saling mencintai, jika di ukur dengan masalah pernikahan Furqan sekarang kayaknya lebih rumit masalah yang di alami temannya

Bahkan ada satu ketika saat rumah tangga temannya Furqan begitu di uji oleh tuhan dengan ujian yang begitu hebat. Temannya memang sempat terpuruk dan merasa hancur namun hebatnya teman Furqan ia tak pernah menyalahkan takdir sama sekali, ia menjalaninya dengan kesabaran di sertai kepasrahan terhadap tuhan

Lalu Allah memberinya hadiah atas segala kesabarannya, Furqan begitu kagum kepadanya, semua orang begitu terkejut bagaimana akhirnya rumah tangganya bisa berjalan dengan baik setelah banyak ujian yang di dera.

"Jadi gitu, menurut anta gimana ?"

Terdengar kekehan dari seberang sana, Furqan menghela napas, apa yang lucu rasanya tidak ada lalu kenapa temannya itu tertawa, astaga perlu Furqan akui dia memang bijaksama tapi terkadang dia cukup menyebalkan.

"Furqan-Furqan sekarang tau kan bagaimana rasanya menghadapi perempuan. Anta harus tau dulu masa lalu istri anta seperti apa dan ketika anta tau masa lalunya maka  anta akan lebih mudah menghadapinya "

"Benar juga "

"Furqan masalah seperti ini tidak bisa di bicarakan lewat telpon, bagaimana kalau anta datang kesini, udah lama kan nahnu tak bertemu ?"

"Oke, ana akan datang menemui anta besok, mungkin sekitar jam 9 ana tiba di sana "

"Baik ana akan tunggu kedatangan anta"

Percakapan tersebut di tutup dengan ucapan salam, mereka memang sudah lama tidak bertemu mungkin sudah satu tahun mereka hanya berbicara lewat sosial media itupun kalau ada waktu. Tetapi untuk bertemu secara langsung harus di jadwalkan dulu.

Ketika berumah tangga maka waktu bersama teman tidak seperti sebelum menikah yang bisa bertemu kapan saja ketika teringat. Sebab ada tanggung jawab di pundak mereka masing-masing apalagi laki-laki ia adalah iman dan nahkoda dalam rumah tangga.

Ketika akad terucap maka tanggung jawab perempuan sudah beralih ke tangannya dari ayahnya, tanggung jawabnya untuk membimbing sang istri pada jalan kebenaran dan menasehati dengan kelembutan. Perempuan itu tidak bisa di kerasi sebab pada hakikatnya ia adalah makhluk yang penuh kelembutan.

Furqan merasa sudah jauh lebih baik ketika ia berbagi dengan temannya, masalah memang tidak harus selalu di pendam ada saatnya kita harus menceritakan kepada teman terdekat mengenai apa yang dihadapi demi menjaga kewarasan diri.

Furqan keluar dari kamar menemui kedua orang tuanya, mereka ada di ruang tamu sambil berbincang ringan

"Gimana keadaan Permata Furqan ?" Tanya umi

"Alhamdulillah dia baik umi, tidak ada masalah di awal perkuliahannya, tapi Permata tidak mau pulang minggu depan lantaran ada tugas "

Umi bisa melihat raut kesedihan anaknya, sebelum datang menemui Permata anaknya begitu bersemangat padahal mereka hanya berpisah satu minggu akan tetapi Furqan sudah seperti berpisah dengan Permata satu tahun. Dasar anak muda

"Iya Furqan, kamu harus sabar ini kan juga keputusan kamu sendiri "

"Iya umi, oh ya abi Furqan besok mau ke pondok teman Furqan, anak temannya abi yang sering datang ke sini  abi "

" baik nak, jangan lupa ya sampaikan salam umi sama abi untuknya dan juga keluarganya "

"Iya abi "

"Abi sangat rindu dengannya, mungkin lain waktu ketika Permata pulang kita bisa mengajaknya datang ke sana sambil silaturahmi "

" benar abi, dulu kita sering datang kesana kalau nggak mereka yang datang ke sini ya, mau gimana lagi karna kesibukan masing-masing kita jarang ketemu "

"Furqan pergi liat kondisi pondok dulu ya bi "

"Iya nak "

Furqan berjalan ke arah halaman pondok, sekarang hari sabtu, para santri tidak belajar di kelas, mereka belajar di lapangan seperti kegiatan ekstra kurikuker. Mereka sudah berkutat dengan berbagai teori pelajarab selarang waktunya mereka refreshing otak dengan kegiatan fisik.

Furqan merindukan masa-masa  saat dia mondok dulu, tetnyata benar kita akan merindukan masa-masa santri itu ketika kita sudah tamat dari pesantren. Waktu menjalaninya aja yang pengen cepat-cepat tamat eh pas udah lulus pengen nyantri lagi. Ya begitulah manusia.

"Andai kamu bisa melihat keseruan para santri Permata dan mencoba bergaul dengan mereka" gumam Furqan melihat para santri putri yang sedang berbincang
























Hai redars kalian bisa tebak nggak, kira-kira temannya gus Furqan siapa ya 🤔

Oh ya vote and komen kalian jadi support sistem nih buat aku nulis hehe🤭

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang