Dampak

73 6 0
                                    

Mengapa tuhan masih memberikanku kesempatan untuk tetap hidup jika aku hanya aib bagi mereka mengapa engkau tidak memanggilku pulang lebih awal tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa tuhan masih memberikanku kesempatan untuk tetap hidup jika aku hanya aib bagi mereka mengapa engkau tidak memanggilku pulang lebih awal tuhan

Biarpun Intan, Devano dan Furqan berulang kali mengatakan kepada Permata untuk tidak memikirkan video yang tersebar ke sosial media tersebut kenyataannya Permata tak mampu untuk melupakannya begitu saja. Tadinya memang Permata berpikir tidak ada hal yang lebih buruk lagi terjadi tetapi ia salah

sikap umi kepadanya berubah tidak seperti biasanya, umi lebih dingin kepada Permata bahkan tak membalas senyumannya, Permata tak perlu bertanya sebab ia sudah tau jawabannya apalagi kalau bukan tentang video Permata

Nama baik pesantren tercoreng oleh ulah Permata dampaknya sangat besar padahal umi, abi dan Furqan sudah berusaha membangun pesantren dengan baik, menjaga pesantren agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan dia orang baru malah merusak semua reputasi baik yang sudah susah di bangun sejak awal

umi memang belum mengatakan apapun kepada Permata akan tetapi ia tau betul kalau umi ingin menyampaikan beberapa hal kepada Permata, ia sudah bisa menerima semua resiko atas perbuatannya, berani berbuat maka ia juga harus berani bertanggung jawab

Furqan dan yang lainnya pergi melaksanakan shalat jum'at sementara ibunya kembali ke rumah mengambil beberapa keperluan Permata untuk dirumah sakit, hanya umi yang ada disini menjaga Permata sementara yang lain pergi, kesempatan bagus untuk Permata berbicara dengan umi ia juga tak bisa berlama-lama begini harus ada kejelasan baik buruknya harus ia terima

Bahkan umi tidak mau satu ruangan dengan Permata, umi lebih memilih duduk diluar jika ditanya maka umi hanya akan menjawab singkat kalau ia mencari angin segar

Dengan kondisi yang masih lemah Permata memaksakan kakinya untuk berjalan, ia melepas infus yang terpasang kalau Furqan melihatnya sudah pasti Furqan akan berceramah panjang lebar 

"umi" panggil Permata dengan nada yang begitu pelan

umi hanya melirik tidak terlalu peduli dengan kehadiran permata, baiklah Permata sudah menguatkan tekad ia akan meminta maaf kepada umi atas kesalahan yang ia lakukan

"Permata tau kalau umi marah kepada Permata karena video yang tersebar kan umi, Permata benar-benar mintak maaf sama umi, abi dan juga yang lainnya"

"Kamu sudah kuliah Permata seharusnya waktu itu kamu bisa berpikir lebih dewasa apa akibat perbuatan kamu tersebut"

Memang umi sangat marah dengan Permata reputasi pesantren yang ia jaga dengan baik selama bertahun-tahun sekarang hancur berantakan seketika dan bukan hanya di satu daerah nama baik pesantren tercoreng namun seluruh Indonesia mengetahuinya mau di taruh dimana muka umi ketika berkumpul dengan teman-temannya yang lain nanti

"sekali lagi Permata mintak maaf sama umi"

Permata sungguh menyesal, ia akan melakukan apapun agar nama baik pesantren kembali seperti dulu 

"Maaf saja tidak cukup Permata perbuatan kamu sudah sangat keterlaluan, kamu sungguh sangat kenak-kanakan, egois dan hanya mementingkan diri kamu sendiri, kamu tidak peduli dengan orang lain "

Ya, semua itu memang benar kalau Permata begitu kenak-kanakan ia sama sekali tidak dewasa ia masih melakukan banyak tindakan ceroboh, dia memang sangat egois mementingkan diri sendiri tanpa peduli dengan orang lain

"lalu Permata harus bagaimana untuk menebus perbuatan Permata sama umi"

"kamu bilang harus apa ? memangnya apa yang bisa kamu lakukan dengan kondisi sekarat begini jalan aja kamu susah apalagi memperbaiki keadaan sama sekali tidak ada gunanya"

Antara terdengar atau tidak suara umi, samar-samar Permata menangkap apa yang dikatakan umi nyeri dikepalanya semakin menjadi, nafas Permata sesak namun ia tetap berdiri ia tidak boleh kelihatan lemah di hadapan umi

"iya umi" jawab Permata penuh penyesalan

" Entahlah saya nggak tau lagi harus berbicara dengan kamu seperti apa Permata"

Ingin sekali Permata berteriak sekencang-kencangnya untuk melampiaskan semua rasa sakit namun ia tak bisa pergi kemanapun sekarang ia hanya bisa berteriak di dalam hati 

"Permata masuk kedalam dulu umi"

Sama sekali tidak ada jawaban dari umi melihatpun tidak sangat kentara sekali di wajah umi kalau umi sangat marah  kepada Permata dan belum bisa memaafkan menantunya bagi umi apa yang dilakukan Permata sungguh sangat fatal

Permata menutupi dirinya dengan selimut ia tidak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya, wajahnya basah oleh air mata bagaikan hujan yang turun dengan lebat

"tuhan sungguh aku memang hanya membawa mala petaka jika aku aib mengapa engkau tak memanggilku saja lebih awal tuhan" lirih Permata

Dia ikhlas jika tuhan memanggil Permata lebih awal untuk kembali pulang mungkin kehadirannya juga sama sekali tidak ada artinya ia takut jika nantinya ia akan membuat kesalahan yang lebih besar lagi

" semua ini memang salahku tuhan aku sungguh sangat ceroboh, maafkan segala dosaku tuhan"

Tempat terbaik untuk kembali adalah sang pencipta tidak ada yang lebih mengerti ketimbang tuhan semesta alam, kasih sayang Allah melebihi kasih sayang siapapun di dunia ini bahkan melebihi kasih sayang seorang ibu

Manusia bisa pergi dan berubah kapan saja namun tidak dengan tuhan di saat yang lain pergi meninggalkan justru tuhan datang memberikan pertolongan, tidak ada cinta tanpa rasa kecewa kecuali cinta kepada Allah sebab hanya cinta kepadanya yang mendatangkan kebahagiaan tanpa kepedihan

Permata menghapus sisa-sisa air mata yang ada di pipinya lalu menuju kamar mandi Permata mencuci wajahnya tak ada yang boleh tau kalau ia menangis hal itu akan menimbulkan permasalahan baru

Permata harus tetap kelihatan ceria, bahagia, tersenyum, bercanda dan bergembira walaupun pada kenyataanya ia hancur berantakan bagaikan kaca yang pecah berkeping-keping tak mungkin untuk dikembalikan lagi

Furqan sudah melarang Permata untuk membuka sosial media tetapi Permata sama sekali tidak menurutinya, ada banyak pesan masuk ke DM instagramnya ia memmbaca satu persatu pesan tersebut banyak sekali yang menghakimi Permata 

Di postingannya juga begitu banyak yang berkomentar sama buruknya, Permata ingin membatasi komentar tetapi ia mengurungkan niatnya untuk apa juga ia melakukannya sudahlah biarkan saja orang mau bicara apa itu hak mereka

Sekali lagi Permata merasakan sesak yang luar biasa ia kesulitan bernapas ditambah dengan rasa sakit di kepala luar biasa, Permata menyimpan ponselnya ia berusaha mengatur napas bersikap setenang mungkin namun itu tidak merubah apapun ia benar-benar kesulitan menghirup udara

Kepala Permata serasa mau pecah ia menarik rambutnya dengan sekuat tenaga berharap rasa sakit dikepalanya bisa segera reda namun bukannya membaik sakit kepalanya semakin tak karuan Permata tak tahan lagi ia membenturkan kepalanya ke dinding berkali-kali

"Arghh, sakit tuhan" ucap Permata penuh frustasi

"Ahh astaga ini benar-benar menyiksa, hamba ikhlas ya Allah menerima semua rasa sakit ini sebagai balasan atas dosa-dosa yang hamba perbuat"

Tidak ada yang tau kondisi Permata sekarang, diruangan ini hanya ada dia dengan semua rasa sakit yang mendera ia sudah benar-benar ikhlas sekalipun jika tuhan memanggilnya kembali pulang kapanpun ketika waktu Permata memang sudah habis maka ia akan memenuhi panggilan sang ilahi untuk kembali kepadanya

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang