Pembuat Onar

692 39 0
                                    

Setelah insiden beberapa hari yang lalu dengan Furqan, sepertinya Permata tidak pernah kapok buktinya selau ada tingkahnya dan Furqan hanya menanggapinya dengan senyuman. Ia hampir kehilangan akal untuk mengatasi tingkah istrinya.

Senakal-nakalnya para santri tidak ada yang bisa mengalahkan kenakalan Permata. Untungnya Furqan tidak berubah pikiran untuk memberi izin kuliah bagi Permata. Mungkin memang bukan di Unpad, kampus tersebut cukup jauh dari tempat tinggalnya Furqan dan Permata, ia juga tidak bisa tenang kalau membiarkan Permata untuk kost, terlalu berbahaya

Ada kampus yang tak terlalu jauh dari lingkungan pesantren, disana akreditasi nya juga bagus jadi tak ada masalahnya. Meski banyak tingkah Permata selalu menyempatkan belajar tiap hari itupun tak ada paksaan dari Furqan. Ia belajar atas keinginan dirinya sendiri

Dalam tiga bulan lagi Permata akan segera menjadi mahasisiwa, Furqan berharap Permata tak terlalu bersedih karna tidak bisa kuliah di kampus impiannya. Furqan selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk Permata baik bagi kehidupan maupun pendidikannya.

"Kalian liat ning kalian nggak ?" Tanya Furqan kepada para santri putri

"Nggak gus, kami nggak liat ning gus "

"Syukran ya"

"Afwan gus "

Sudah satu jam Furqan mencari Permata tetapi ia tak menemukan Permata, dari pagi Permata tidak ada dirumah dan itu membuat Furqan sedikit khawatir dengan keadaannya.

Bukan tanpa alasan sebab istri kecilnya itu seperti tidak kehabisan ide membuat ulah, harus Furqan akui kalau menjaga Permata lebih sulit ketimbang harus menjaga keponakannya yang berumur tiga tahun.

Para santri pun juga sudah memaklumi bagaimana sifat dan kerandoman ningnya, bahkan mereka cukup terkejut mengetahui kalau umur Permata baru 19 tahun, jarak unurnya dengan ning mereka tak terlalu jauh.

Suasana di lingkungan pondok lebih menjadi ramai dari pada biasanya bukan karna bertambahnya para santri tetapi melihat interaksi antara gus dan ning mereka, yang satu tenang kayak air yang satu lagi ramdomnya mintak ampun.

Mereka yang biasa melihat gus Furqan selalu dingin dan sangat menjaga jarak dengan wanita sekarang malah lucu menyaksikan bagaimana cara Furqan mengatasi kenakalan Permata.

Sementara itu Permata malah duduk diluar lingkungan pesantren, hanya mencari jajanan pagi sih awalnya namun ia menjadi asik sendiri menikmati pemandangan sekeliling

Furqan hampir tiap hari mengingatkan Permata agar tidak keluar dari lingkungan pondok karna kita tak pernah tau bahaya apa saja yang bisa mengintai. Hanya mencoba untuk berhati-hati

"Loh nduk kamu orang baru ya" tanya salah seorang ibuk-ibuk yang tak sengaja lewat

Para ibuk-ibuk tersebut baru pulang dari acara arisan, dan mereka tak sengaja melihat Permata, sebagai warga lokal di daerah sini mereka sangat mengenal para warganya dan mereka tak pernah melihat Permata sebelumnya.

"Iya buk " jawab Permata sopan

"Rumah kamu dimana? Atau ada saudara ?"

Emang dasar ya ibuk-ibuk jiwa keponya emang nggak bisa dikendalikan, mereka tak akan pernah merasa cukup sampai mereka tau siapa sebenarnya Permata

Lumayanlah ya nanti bisa jadi bahan pembicaraan kalau udah ngumpul sama yang lainnya.

Sebenarnya Permata cukup malas menjawab pertanyaan ibuk tersebut karna bukan tak suka, bagaimana ya menjelaskannya ia hanya malas saja menjawab kalau ia adalah istri dari orang yang ia benci

"Saya istrinya Furqan buk "

"Oalah istrinya gus Furqan toh, kirain tadi siapa, kamu kayak kelihatan muda banget loh"

Permata tersenyum canggung, panjang nih urusannya kalau berkaitan dengan ibuk-ibuk kompleks, tadinya ingin mencari ketenangan kalau begini malah ghibah mah ujung-ujungnya.

Mereka juga tak menyangka kalau Permata adalah istrinya Furqan, mereka kira Permata adalah salah satu saudara dari warga kampung disini.

Para warga memang sudah tau kalau gus Furqan sudah menikah sejak pengumuman yang dibuat oleh kyai Yafiq, namun baru kali ini mereka melihat Permata. Sejak menikah Furqan tak pernah membawa Permata ke acara kajian ataupun acara pondok yang dilakuan diluar lingkungan pondok

Bukannya Furqan tak ingin mengajak Permata, ia sudah pernah mengajak Permata beberapa kali untuk ikut dengan dirinya tetapi Permata sendiri yang selalu menolak ajakan dari Furqan ia mengatakan acara seperti itu sangatlah membosankan, dan ia juga tidak suka tempat ramai padahal ia belum pernah mencobanya sekalipun. Alasan yang sebenarnya adalah Permata tidak mau dekat-dekat dengan Furqan

"Kamu umur berapa ning ?" Tanya mereka lagi

Kebiasaan kan ibuk-ibuk kalau udah ngajak ngomong pasti akan lama nggak ada tuh ceritanya yang sebentar, kalau ingin tau sesuatu emang harus tau sampai ke akar-akarnya

"Baru umur 19 tahun buk, iya memang masih terbilang muda tapi ibu saya bilang tidak apa-apa asalkan ada laki-laki baik yang mau menjaga dan membimbing saya, yaudah ya buk saya masih ada urusan. Assalamualaikum " pamit Permata

Terpaksa Permata berkata demikian karna ia tidak ingin ditanya lebih lanjut lagi, nggak akan ada habisnya. Ibuk-ibuk itu mengangguk tampak mereka ingin menanyakan hal lain kepada Permata tetapi ia sudah beranjak pergi dari sana.

Bukannya langsung kembali ke lingkungan pondok, Permata malah berjalan lebih jauh sembari melanjutkan kegiatannya yang tadi, menikmati pemandangan dan menghirup udara segar

Sadar atau tidak tetapi sejak Permata keluar dari lingkungan pondok ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi, benar saja ketika Pernata melihat ke arah kanan ada seseorang yang memperhatikan dirinya.

Permata tidak tau siapa dia, ia memakai masker dan juga topi berwarna hitam, jujur ia takut tetapi ia tak ingin rasa takut itu menhantui dirinya jadi Pemata kembali melanjutkan langkahnya, barangkali hanya perasaan dia saja orang itu memperhatikannya mana tau orang tersebut emang hanya berdiri disana, tetap berusaha untuk berfikiran positif

Sialnya tempat itu lumayan sepi dan tidak ada orang sama sekali, Permata berbalik dan melihat orang itu tidak ada disana lagi, ia merasa jauh lebih tenang ternyata itu semua hanyalah kekhawatirannya aja yang berlebihan buktinya tak terjadi apapun dengan dirinya

"Permata" panggil Furqan.

Permata berbalik dan melihat Furqan berjalan ke arahnya, tampak kekhawatiran di wajah lelaki itu

"Kan sudah saya bilang sama kamu, jangan keluar lingkungan pesantren sendirian, kamu kan bisa ajak saya atau yang lain, kita nggak pernah tau Permata niat seseorang seperti apa"

Furqan telah mencari Permata sejak tadi tapi tak menemukannya, jadi ia memutuskan untuk mencari keluar lingkungan pondok mana tau anak itu emang keluar firasatnya mengatakan demikian.

Furqan melihat beberapa ibuk-ibuk sedang berbincang dan menanyakan apakah mereka melihat Permata, salah seorang dari mereka menjawab kalau memang Permata bersama mereka tadi tapi tak lama pergi karna ia bilang ada urusan lain.

Furqan pergi ke arah yang ditunjukkan ibuk tersebut, tak lama ia menemukan permata sedang berjalan sendirian

"Apaan sih kekhawatiran lo itu berlebihan buktinya gue baik-baik aja kok"

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang