Tentang lupa

148 18 2
                                    

Perdebatan panjang dengan Furqan membuat Permata merasa sesdikit bersalah ya hanya sedikit karna bukankah itu tidak sepenuhnya kesalahan Permata ia sangat sadar memang perkataannya kepada Furqan sangat kasar tidak mencerminkan ucapan seorang istri...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perdebatan panjang dengan Furqan membuat Permata merasa sesdikit bersalah ya hanya sedikit karna bukankah itu tidak sepenuhnya kesalahan Permata ia sangat sadar memang perkataannya kepada Furqan sangat kasar tidak mencerminkan ucapan seorang istri kepada suaminya.

Namun gimana ya kan pernikahan ini bukan Permata yang mengiginkannya melainkan keluarganya. Entah kenapa di zaman modrn seperti sekarang harus ada perjodohan kayak Permata nggak laku aja. Hadeh

Berulang kali Permata memeriksa ponselnya hanya untuk memastikan apakah Furqan menghubunginya atau tidak ternya tak ada pesan atau panggilan yang masuk sama sekali.

Harus ia akui kalau Permata merasa kehilangan, biasanya meskipun bertengkar Furqan tetap menghubunginya bahkan sampai lima kali dalam sehari kayak waktu shalat aja. Namun sekarang sejak pertengkaran hebat tersebut Furqan tidak menghubunginya sama sekali. Ingin sekali ia menanyakan kabar Furqan dan meminta maaf tapi gengsi dong.

Permata masih punya pemikiran kalau semua ini bukanlah kesalahannya coba aja kedua orang tuanya tidak memaksanya untuk menikah dan Furqan juga mau diajak kompromi kan nggak serumit ini situasinya

"Dahlah " ucapnya

Permata melempar ponselnya asal dan menatap langit-langit lamar, moodnya sangat kacau seharusnya Permata bahagia tidak ada notifikasi menyebalkan dari Furqan namun kenapa ia merasa malah sebaliknya

Atau jangan-jangan tanpa ia sadari Permata sudah punya rasa kepada Furqan, ah tidak. Itu sama sekali tidak mungkin yang benar aja kalau Permata menyukai Furqan barangkali hanya karna perasaan bersalahnya. Ya hanya itu tak lebih dan tak kurang

"Ada apa sih anti Permata ?" Calista

Calista memang memperhatikan Permata sedari tadi, ia tak tampak seperti biasanya Calista yakin ada sesuatu yang menganggu Permata tapi ia juga tak ingin bertanya langsung kepada Permata bairlah Permata yang menceritakannya sendiri.

Sudah hampir satu bulan mereka di asrama dan anak-anak di wajibkan menggunakan beberapa kosa kata bahasa arab dalam kehidupannya sehari-hari seperti penggunaan ana dan anti

"Calista misalkannya nih ya kamu di nikahkan oleh orang tuamu secara paksa, apa kamu menerimanya ?'

Mendapat pertanyaan yang tiba-tiba dari Permata sedikit membuat Calista kebingungan namun ia mencoba menaggapi pertanyaan Permata dan berpikir sejenak

"Ana tidak akan menerimanya Permata lagian segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak baik namun hal itu juga tidak sepenuhnya benar, lihat suaminya gimana apakah ia baik atau tidak. Kalau dia baik dan menyayangi kita apa salahya untuk menerima pernikahan tersebut mana tau memang itu takdir terbaik untuk kita Permata "

Furqan baik malah sangat teramat baik kepada Permata dia saja yang merasa tak pantas untuk Furqan perempuan model dia dapat spek guz serasa mimpi nggak sih pasti banyak diluaran sana wanita yang menaruh hati kepada Furqan tetapi karna perjanjian dengan kedua orang tua mereka malah membuat Furqan menikah dengannya padahal kan Furqan bisa dapat yang jauh lebih baik dari dirinya

"Terus nih apa menurut anti perempuan biasa bisa menikah dengan seorang guz seharusnya dengan ning nggak sih "

Calista menyentuh bahu Permata lembut

"Permata dengarkan ana nggak ada istilahnya ning dengan guz atau santri dengan santri itu hanya asumsi masyarakat saja. Bukankah di mata Allah kita sama saja yang membedakan adalah ketakwaan kita. Belum tentu ning itu lebih baik dari perempuan biasa dan begitupun sebaliknya "

Calista memang begitu sangat dewasa dibandingkan yang lainnya, ia tak akan bertanya mengapa Permata mengajukan pertanyaan seperti itu barangkali dia memang hanya ingin lagian mereka juga udah masuk tahap dewasa dan pembicaraan soal pernikahan itu sangat wajar dikalangan mereka tak ada yang salah dengan itu

"Tapi meskipun suaminya sangat baik tapi istrinya tak mencintainya malah meminta bercerai ?"

"Allah sangat membenci perceraian Permata, mencintai orang yang kita nikahi adalah kewajiban terlebih suaminya perhatian dan menjaga hak-hak istrinya sungguh durhaka pada suaminya itu dosa "

Permata tampak mengangguk ia paham namun kan hati memang nggak bisa dipaksa ya seketika Permata teringat  semua dosanya kepada Furqan pantas saja ia merasa hidupnya tidak tenang dan selalu merasa gelisah jangan-jangan karna dia sangat tak menghormati Furqan sebagai suaminya

"Maksasih ya atas penjelasannya, ana harus ke kamar kak Tina dulu ada urusan "pamit Permata

"Baiklah "

Permata berjalan ke arah lantai tiga dimana kamar Tina sekaligus pembina asrama Permata berada, setiap langkahnya ia teringat akan perkataan Calista jauh dari lubuk hatinya ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Furqan tetapi ada sisi lain dari dirinya yang menolak akan hal tersebut

"Misi kak " Permata mengetuk pintu setelah mendengar sahutan dari dalam barulah Permata masuk

"Ia Permata kenapa ?"

Tidak biasanya Permata mengunjungi Tina, apa terjadi masalahnya dengannya Tina menyuruh Permata untuk duduk

"Nggak ada apa-apa kak mau cerita aja apa kakak sibuk ?"

Tina tersenyum, ia sama sekali tidak sibuk kalaupun memang ada anak bimbingannya yang ingin bercerita maka ia akan meluangkan waktu. Tina selalu menganggap anak-anak bimbingannya adalah teman karna memang jarak usia mereka tidak jauh berbeda mungkin hanya lima atau enam tahun saja

"Kak sebenarnya alasan guz Furqan mengirim ana ke asrma untuk membiarkan ana merasakan masa muda bersama teman-teman seusia ana tapi ana sama sekali tak menerima pernikahan ini kak "

Tina cukup terkejut dengan pernyataan Permata pantas saja selama guz Furqan berkunjung Permata tampak acuh

Ia juga sempat bertanya-tanya pernikahan Furqan begitu mendadak dan Permata juga cukup sangat muda untuk menjadi seorang istri

"Dipaksakan bagaimana ?"

Tina harus tau benar permasalahannya gimana ia tak mau salah memberikan solusi kepada Permata

"Ana tak mencintai Furqan kak, ini semua paksaan dari kedua orang tua ana "

"Permata tapi kalau kakak liat guz Furqan sangat mencintai dirimu, mungkin memang saat ini hatimu tak terketuk tapi cobalah untuk sedikit menerima takdir Permata. Memang tak mudah sama sekali karna berkaitan dengan hati, lagian asalkan anti tau banyak loh yang naksir sama gus Furqan " goda Tina

"Iya ana juga tau makanya ana ngerasa kayaknya Furqan cocoknya sama ning bukan sama ana "

"Kalau Furqan maunya anti gimana coba ? Ya meskpin banyak yang deketin kalau hatinya bukan untuk mereka ya tetap aja cuman anti yang ingin dijadikan pendamping hidupnya "

Permata merebahkan dirinya disamping Tina, mencoba berpikir mengenai perkataan Calista dan kak Tina barusan. Semua ini membuatnya pusing saja ah sial























Maaf ya gays update nya nggak beraturan dan cukup lama. But makasih banyak buat kalian yang masih setia menunggu setiap babnya Author tau kok kalau digantung itu emang ngggak enak banget wkwk. Sabar ya hehe

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang