Jam sembilan pagi Permata baru bangun, jangan kalian pikir kalau Furqan tidak membangunkannya. Furqan sudah berrusaha sekuat tenaga buat membangunkan Permata tetapi anak itu tidak mau bangun malah melanjutkan tidurnya lagi setelah shalat subuh.
Furqan membiarkan Permata, percuma juga menyuruhnya untuk tidak tidur setelah subuh, dia akan tetap pada pendiriannya.
"Ah sialan hp gue " gerutu Permata
Hal yang pertama kali dia cari saat bangun adalah ponselnya karna memang sudah kebiasaan bagi Permata kalau saat ia membuka mata maka yang ia cari adalah ponsel.
Kemaren Furqan menyita hp Permata, apa-apaan tuh orang pakai acara nyita hp, dan yang lebih membuat Permata kesal adalah banyak nya peraturan yang dibuat oleh Furqan untuk Permata, dan Furqan baru menyebutkan peraturan pertama nggak tau lagi dah tu peraturan selanjutnya apa.
Dan jangan pikir kalau Permata akan menuruti semua permintaan Furqan begitu saja. Ogah amat.
Ia melihat sekeliling dan tidak menemukan Furqan ada dikamar, baiklah palingan dia ada pekerjaan diluar, hal itu sangat bagus bagi Permata
Oke hari ini misi perangnya dimulai bagaimanapun ia harus bisa buat Furqan tidak betah atas pernikahan mereka, bodo amat dia akan jadi janda muda nantinya yang penting ia tak mau melihat wajah makhluk astral tetsebut. Lagian bukankah janda lebih menggoda dari pada perawan. Eh astagfirullah
Sepertinya tidak orang dirumah ini, sepi dan sunyi mungkin mereka lagi pada sibuk kerja kalik ya apalagi dengan pesantren sebesar ini. Satu ide gila terlintas dipikiran Permata.
Ia segera ke kamar mandi dan membersihkan diri setelahnya ia memakai celana panjang dan kaos, membiarkan rambutnya terurai
Saat tiba diruangan tamupun ia tak melihat ada satupun orang, ia segera pergi keluar, berjalan-jalan keliling pesantren sampai tiba di depan madrasah.
Ia sengaja melakukan semua itu untuk membuat Furqan ilfil dengan dirinya, kan dia seorang anak kyai yang paham agama, apa pendapat para santri dan orang-orang yang ia kenal kalau melihat Permata berpenampilan seperti ini.
Tepat saat jam sepuluh pagi bel istirahat berbunyi, semua para santri keluar dari ruangan kelas tetapi alangkah kagetnya mereka saat melihat ning mereka berdiri di tengah lapangan tanpa mengenakan hijab. Suasana tampak gaduh, para santri putra memalingkan wajahnya tetapi ada juga yang menutup mata namun mengintip dari balik jari jemari mereka. Hmm kalau begitu sama aja boong mah
"Astaga bukannya itu ning ya istrinya gus Furqan kenapa penampilannya kayak gitu ?" Bisik salah seorang dari mereka
Tak ada yang berani mendekati Permata atau menegur dirinya, sebab mereka tau, mereka tak bisa selancang itu menegur istri dari gus mereka sendiri
Sedangkan Permata malah asik duduk di tepi lapangan dengan memakan cemilan yang ia bawa dari rumah
"Tundukkan pandangan anta" ucap salah seorang santri putra pada temannya tetapi ia sendiri malah melihat Permata
"Hush dasar, nyuruh ana nutup mata, anta sendiri malah lihat ning Permata "
ProtesnyaMendengar keributan dari luar para ustadz dan ustadzah pergi melihat keadaan diluar, ada apa sebenarnya mengapa para santri sangat heboh apakah ada yang bertengkar
Saat sampai diluar mereka juga tak kalah kaget menyaksikan yang didepan mereka, hampir tak percaya benarkah itu ning Permata istri dari gus Furqan
Furqan hanya bisa beristighfar pelan ketika apa yang dilakukan Permata, ia segera menghampiri Permata dan menutupi kepala Permata dengan sorbannya.
"Maaf kan ning kalian ya, maklum masih belajar " ucap Furqan pada mereka semua
Furqan segera membawa Permata kembali kerumah, untungnya Permata mau mengikuti langkah Furqan.
Saat sampai dirumah Furqan menanyakan alasan Permata kenapa ia bersikap seperti tadi, Furqan bisa memaklumi kalau Permata tidak tau ia tak akan marah
Tetapi Permata mengatakan kalau ia sengaja bersikap yang melanggar aturan ia bukan anak kecil yang bisa di kekang .
"Oh kamu sengaja ya?" Tanya Furqan
"Iya lo mau apa?" Tantang Permata
Furqan hanya membalas Permata dengan senyuman yang sangat sulit ia artikan, senyuman tersebut tampak menyeramkan bagi Permata
"Oke, saya tadinya mau bersikap baik kepada kamu, namun kamu sangat suka menantang saya, jangan harap handphone kamu saya balikin" ancam Furqan
Ooh no, nggak Permata tidak bisa jauh dari benda kesayangangannya, hidupnyaa ada disana bagaimana ia akan berkomunikasi dengan teman-temannya kalau tidak dari dunia maya
Furqan meninggalkan Permata sendirian dengan pikirannya, melihat Furqan yang berjalan menjauh Permata segera menyusulnya dan menghadang jalan Furqan
"Lo nggak bisa sita hp gue, lo nggak punya hak"
"Nggak punya hak ? Saya suami kamu, saya bisa melakukan apapun sama kamu tanpa sepertujuan orang lain "
Permata mengeram tertahan, kurang ajar, ini mah senjata makan tuan yang ssharusnya marah disini adalah Furqan bukan dirinya
Ah sial dia terjebak pada situasi yang ia ciptakan sendiri, jadi gimana, duh jangan, jangan hp kesayangannya. Kalau hp nya juga disita ia nggak bisa lagi stalking ig gebetannya dong.
"Aish shibal memang kau " umpat Permata
Furqan hanya tersenyum, ia tau arti ucapan tersebut, sama saja dengan kata-kata kasar cuman dalam bahasa korea
Furqan kembali melanjutkan langkahnya tetapi Permata melemparnya dengam botol minuman kosong dan tepat mengenai kepala Furqan
Balasan dari Furqan hanya lambaian tangan
"HP GUE FURQAN LO EMANG DASAR YA AISH ASTAGA DASAR MAKHLUK ASTRAL " teriak Permata
Tetap saja Furqan mengabaikannya membiarkan Permata dengan amarahnya, tak ada gunanya meladeni orang seperti Permata, dia anak tunggal jadi sifat keras kepalanya hanya bisa dilawan dengan kelembutan juga sedikit ketegasan
Apapun akan dilakukan Permata untuk mendapatkan hp nya kembali, oke Furqan menaruhnya dalam lemari bukan. Kuncinya pasti ada disekitar sini apa sulitnya mencari sebuah kunci
Permata mulai membuka satu persatu laci yang ada didalam kamar tetapi ia tak menemukan kunci lemarinya, dimana sih makhluk astral itu menyembunyikannya
Permata mencari lagi dibalik bantal dan selimut mana tau Furqan menyembunyikannya disana, setelah mencari beberapa menit Permata tak bisa menemukannya juga, ahh dia strees kalau begini terus ia bisa cepat tua sebelum waktunya
Percuma dong dia perawatan selama ini buat kecantikan, mana skincare yang ia beli nggak murah lagi, nggak ia harus tetap tenang untuk menjaga ke stabilan emosinya, tapi gimana woy ini hati dan pikirannya bertolak belakang nggak bisa di ajak kerja sama
Permata hendak menyusul Furqan untuk menanyakan dimana kunci lemari itu ia sembunyikan. Saat Permata hendak membuka pintu kamar, pintunya terkunci
"Bangsat kau Furqan emang kagak ada akhlak sama istri sendiri, masa ia gua dikurung di kamar, gue bukan orang utan yang dikurung di kandang, ah bangsat " maki Permata
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
JugendliteraturMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...