Seharian ini Permata hanya termenung di dalam kamar ia tidak tau harus mendeskripsikan bagaimana perasaannya semua masalah datang secara tiba-tiba entah seperti apa kedepannya ia sama sekali tidak tau tetapi ia hanya bisa berdoa dan melakukan yang terbaik
Semoga saja ia bisa bertemu dengan Furqan, suaminya itu tak sampai selama satu bulan di tanah Arab lalu mengapa waktu terasa sangat lama bagi Permata sedangkan bagi sebahagian orang waktu berjalan begitu cepat
"Memikirkan apa nak " tegur sang momy
Permata tersentak ia tak tau sejak kapan momy nya berada dalam kamar ia terlalu sibuk dengan pikirannya
"Ah momy nggak ada, mom Permata kan udah nikah, mom nggak mau gitu punya anak lagi buat jadi teman mom meskipun nanti dia akan menikah lalu tinggal bersama pasangannya " tanya Permata spontan
Ibu Permata tersenyum menanggapi perkataan sang putri, baru kali ini ia menanyakan pertanyaan yang tak pernah ia tanyakan sebelumnya. Padahal ia dulu sangat ingat kalau Permata tak ingin punya adik ia tak suka berbagi dalam hal apapun termasuk kasih sayang orang tua
"Ya mungkin belum rezekinya aja sayang "
Ibunya mengusapkan kepala sang putri penuh kelembutan
"Kalau nanti Permata punya adik mom harus bilang ke dia kalau kakaknya sangat mencintai dirinya, kakaknya meskipun bandel tetapi juga penuh kejutan, kakaknya cantik dan baik hati "
"Kamu bisa bilang sendiri ke adikmu kelak nggak usah pakai nitip pesan segala "
Permata hanya tersenyum penuh arti tak ada tanggapan lain dari Permata ibunya pamit keluar karna ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan
Setelah memastikan ibunya menjauh dari kamar, Permata menutup pintu lalu mengambil sebuah berkas dalam laci belajarnya.
Berkas tersebut adalah berkas laporan kesehatannya, Permata tidak baik-baik saja ia sakit tapi tak ada yang tau kecuali Devano. Permata memang tak ingin membuat orang lain cemas dengan kondisinya ia lebih memilih menyimpan semuanya sendirian tanpa perlu membagi beban karna meang ada beberapa hal yang tak bisa diketahui orang lain
Permata membuang laporan tersebut ke tong sampah ia tak ingin menyimpannya takut kalau momnya menemukan hal yang selama ini di sembunyikan Permata dari semua orang
Tak ingin berlarut dengan semua pemikiran rumit ini ia memutuskan untuk mencari Devano barang kali bercerita dengan abang sepupunya bisa meredakan rasa resah dalam hati Permata. Berbicara dengan Devano selalu menyenangkan tak pernah membosankan
Permata mencari ke segala sudut rumah dan menemukan Devano duduk di tepi kolam sembari mendengarkan musik kesukaannya
"Baru rilis album baru mereka ya ?"
"Ya baru satu bulan " jawab Devano
"Eh bang lo nggak pengen nikah gitu gue aja yang lebih kecil dari lo udah nikah ya walaupun dalam tanda kutip di paksa ya "
Devano terkikih mendengar pernyataan adiknya bisa-bisanya ia menanyakan pernikahan tapi wajar sih tidak ada yang salah sebenarnya dengan peryanyaan Permata
"Gue nggak kayak suami lo adik, dia punya ilmu dalam rumah tangga, finansialnya juga udah cukup dan punya usaha sendiri sedangkan gue masig berkutat dengan pendidikan gue. Gini adik pernikahan bukan tentang cepat atau lambat tetapi tengang orang yang tepat karna pernikahan bukan permainan melainkan ibadah terpanjang dalam kehidupan. Lalu sebagai seorang laki-laki harus punya usaha sendiri nggak mungkin kan anak gadis orang hanya di kasih makan daun"
Memang benar kalau Devano belum punya usaha sendiri kehidupannya masih ditanggung oleh keluarga meskipun kalau dia pengen buka usaha ia bisa tinggal minta modal kepada orang tuanya sebutkan saja berapa nominal yang dibutuhkan tetapi Devano tak ingin seperti itu ia ingin berusaha sendiri kalau ada kesulitan barulah ia meminta bantuan kepada orang tuanya
Devano terinspirasi dari Furqan, dia anak seorang kyai mencari pekerjaan bukanlah hal sulit orang tuanya telah menunjuk Furqan sebagai alih waris keluarga
Furqan ingin mencoba sendiri selama tiga tahun ia mencari modal sendiri jatug bangun telah ia rasakan bahkan dia juga sempat berjualan keliling demi mencari modal. Miris memang orang tua Furqan sangat marah kala itu mengapa putranya malah mencari penderitaannya sendiri padahal mereka telah mempersiapkan masa depan yang cerah bagi putra mereka
Furqan menyampaikan argumennya kalau dia tidak melewati kesulitan bagaimana ia akan sukses bukankah agama mengajarkan kita untuk bekerja keras tanpa hanya mengharapkan kesenangan semata kalau langsung terima jadi maka kita tak akan pernah menjadi manusia yang bersyukur malah akan menjadi manusia kufur akan kenikmatan yang tuhan berikan
Barulah orang tua Furqan menyadari kesalahan mereka dan mendukung usaha putra mereka. Perjuangan tiga tahun Furqan berhasil usahanya maju kedua orang tuanya merasa sangat bangga sekaligus bersalah sebab telah meragukan Furqan di awal perjuangannya dulu
"Oke deh tapi kalo calonnya udah ada belum ?" Tanya Permata dengan gaya menggoda
Bukannya menjawab Devano hanya tersenyum lalu menatap kolam, Permata sudah bisa menyimpulan kalau Devano punya seseorang yang ia cintai
"Ih kan mah gitu sekarang main rahasia sama adeknya sendiri "
"Nggak gitu loh nggak seru cuman dibilang lebih baik ketemu langsung sama dia "
"Wah beneran nih bang ?"
"Iya kapan abang bohong sama kamu lagian kamu tuh ya kadang panggil kadang abang kadang panggil lo emang ngggak sopan "
Permata hanya cengegesan, ia sudah terbiasa memanggil Devano seperti itu ia tau Devano hanya sedang bergurau dengannya
Selama ini Devano tak pernah mempermasalahkan Permata mau memanggil dirinya seperti apa yang terpenting bagi Devano adiknya bahagia
"Kapan abg mau ketemuin Permata sama dia ?"
"Bulan depan abag akan bawa dia ke pesantren Furqan kamu kan juga nggak disini harus ikut Furqan pulang dek "
"Eh iya hampir lupa kalau udah nikah kirain masih sendiri "
Devano mengusap kepala Permata ia sangat menyayangi Permata layaknya adik kandung, Devano lega karna adiknga mendapatkan suami yang baik mampu bersabar dengan sikap kenak-kanakan Permata entah bagaimana kehidupan adiknya nanti kalo ia sampai salah suami
Terima kasih sudah mau menungggu ya jangan jadi batu dulu kalian semua karna menggu maklum baru balek dari planet mars nih author wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Furqan Hasbi
أدب المراهقينMalang memang nasib Permata niat hati ingin menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya eh ujung-ujungnya pernikahan tersebut malah tetap dilakukan dan itu disebabkan karena ulahnya sendiri. Permata Karimah ia gadis yang baru berusia 19 tahu...