kamu harus Percaya

85 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lalu kalau kamu tau Dev, kenapa kamu tak memberitahukanku selama ini ?"

Ada rasa kesal oleh Furqan pada Devano ternyata ia sudah tau sejak lama mengenai kondiisi Permata tapi ia malah memilih dia dan tak memberitahukannya pada siapapun. Kalau saja Devano memberitahunya sejak awal mungkin keadannya tidak akan sesulit ini sekarang

"Furqan, aku punya pertimbangan sendiri pernikahanmu dengan Permata baru berlangsung selama tujuh bulan aku tak bisa memberi tahukanmu begitu saja lagian awal pernikahan kalian juga tidak begitu baik kalau ditambahkan dengan masalah ini maka semuanya akan kacau " Jelas Devano

Bukan tanpa alasan Devano menyembunyikan fakta ini ia sudah memikirkan dampak yang akan terjadi kalai ia memberitahu Furqan. Ia ingat kalau di awal pernikahan mereka saja sudah banyak masalah kalau ditambah dengan masalah lain  maka mungkin benang yang kusut akan semakin kusut

Permasalahan harus di selesaikan satu persatu lagian tidak semua pertanyaan harus di jawab dengan cepat kadang beberapa pertanyaan memang membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan jawabannya

"Kamu benar Dev, maaf aku tak berpikir sampai kesana aku hanya cemas dengan keadaan Permata sekarang "

Furqan menyadarkan tubuhnya di kursi taman rumah sakit, hari ini berat sekali hatinya jauh lebih hancur dari pada Permata

"Tak perlu mintak maaf, aku paham Furqan sekarang kita hanya bisa berdoa dan berusaha untuk kesembuhan Permata "

Devano sudah menyiapkan segalanya sejak lama, konsultasi dengan dokter, rumah sakit mana yang harus dituju dan terapi apa saja yang akan dijalani Permata ia telah mempersiapkan semuanya

Ini adalah salah satu alasan Devano begitu sangat sibuk selain urusan perkuliahannya ia juga mencari cara agar Permata bisa sembuh tanpa kekhawatiran apapun

Urusan ke luar negri dengan alasan perkuliahan hanya sebagai dalih bagi Devano pada keluarganya, secara diam-diam ia berkunjung dari satu negara ke negara lain mencari rumah sakit dan dokter terbaik demi kesembuhan adiknya

Di tahun ke dua usaha Devano tak sia-sia ia menemukan dokter sekaligus rumah sakit yang mampu membantu Permata untuk kembali sembuh, tingkat kesembuhannya memang lima puluh lima persen. Cukup untuk menyakinkan Devano

Karna sekian banyak rumah sakit yang ia temui hanya mengatakan kalau kemungkinannya empat puluh persen makanya Devano tak bisa mengambil keputusan dengan gegabah

"Terima kasih banyak Devano, kamu memang sangat menyayangi Permata seharusnya itu adalah tugasku sebagai suaminya "

"Sama-sama Furqan lagian ini  juga sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang kakak aku tidak mungkin membiarkan adikku melewati semuanya sendirian "

Harapan, untuk sekarang mereka punya harapan yang sama yaitu kesembuhan Permata mereka harus melakukan segala cara agar penyakit Permata bisa sembuh meski dokter telah memvonis kalau penyakit Permata sudah masuk stadium akhir

Bagi mereka tak ada yang tak mungkin tuhan selalu memberi kemudahan setelah kesulitan, tuhan melihat usaha dan mendengar doa hambanya apapun yang terjadi nantinya ke depan maka Furqan yakin kalau hal tersebut adalah yang terbaik bagi mereka semua

"Aku  harus kembali keruangan rawat Permata Devano " pamit Furqan

"Ya "

Setidaknya berbicara dengan Devano bisa membuat Furqan sedikit lega ia sudah tidak secemas tadi

Raut wajah Devano memang selalu kelihatan tenang terkendali ia pandai menyembunyikan apa yang ia rasa dari semua orang. Jujur Devano tidak setenang itu ketakutannya melebihi ketakutan Furqan

Bayangkan saja ia menyimpan semua ini selama tiga tahun terakhir menyaksikan adiknya berjuang melawan penyakit, menangis diam-diam sungguh semuanya begitu menyesakkan bagi Devano

"Kasihan loh makananya cuman di anggurin kamu aja di cuekin pasti bete kan apalagi makanannya tuh " canda Furqan

Furqan melihat ke arah meja dimana makanannya yang diletakkan oleh perawat sama sekali tak tersentuh jangankan untuk dimakan dilihat Permata saja tidak

Permata menoleh ke arah Furqan ia tak sadar kapan Furqan masuk

"Makananya nggak enak, hambar nggak ada pedasnya jadi nggak napsu"

"Nah itu kamu harus makan"

Ih emang nyebelin kan Furqan dia sudah bilang tidak mau makan tetapi Furqan masih saja tetap mamaksanya untuk menhabiskan makananan yang disediakan oleh perawat

Dari dulu sampai sekarang Permata tak pernah suka makanan rumah sakit, udah nggak enak hambar lagi gimana mau sehat kalau begitu tambah sakit ia kenapa sih mereka nggak bisa menyediakan pizza, mie ayam atau makanan pedas lainnya kek

Kalau makanan rumah sakitnya enak pasti pasien akan sembuh tapi ini nggak ada rasa sama sekali hidup aja udah hambar eh makananya juga hambar

"Gimana konsepnya sih aku udah bilang nggak mau makan kamu masih tetap aja nyuruh aku makan, emang ya cowok tu nggak peka "

Nah, kumat lag penyakitnya, salah dikit bisa runyam urusan tetlihat sepele tapi bisa mendatangkan bencana ini mah kalau nggak pintar cari bahasa yang benar

"Iya aku salah tapi kalau kamu nggak makan akan semakin lama loh disini makin sering susternya ngasih makanan hambar "

Furqan lebih memilih mengalah itu adalah cara terbaik untuk menghindari pertengkaran percuma di debat ia sudah tau endingnya bagaimana. Cara damai adalah pilihan terbaik

"Yuk lah makan aku suapin "

Furqan duduk di sebelah Permata dan menyuapinya makanan yang disediakan perawat kalau nggak begini maka nggak akan dimakan oleh Permata

Awalnya Permata enggan untuk memakannya namun ia juga tak tega dengan Furqan kalau dia menolak pasti suaminya akan kecewa mau atau tidaknya ia harus memakannya lupakan dengan rasa semakin dipikirkan semakin tidak enak di mulut Permata

"Nah gitu dong "

Furqan tersenyum sementara Permata tidak, ia hanya memakan beberapa suapan lalu menolak ketika Furqan memintanya untuk menghabiskan makanannya

Tak mengapa bagi Furqan kalau hanya beberapa suapan yang terpenting Permata mau makan dari pada perutnya kosong

"Rumah sakit memang selalu menyebalkan "

"Nah kamu tau itu makanya aku nggak suka disini "

"Ya aku juga nggak suka, kamu harua tetap makan walau makanan yang disediakan perawat nggak enak setidaknya bisa sedikit memulihkan tenaga kamu. Kalau nggak di makan ntar makin lama loh disini serem " Furqan bergidik ngeri

Hanya segelintir orang yang suka rumah sakit sebahagian lain tidak. Rimah sakit memiliki kenangan berbeda di setiap ingatan orang lain entah itu ingatan bahagia, menyakitkan, kehilangan ataupun duka yang pasti ketika mendengar kata rumah sakit maka orang akan berpikiran tentang penyakit, perawatan dan penanganan medis

Sama halnya bagi Furqan ia tidak terlalu suka dengan rumah sakit, ia tidak suka harus melihat Permata hanya terbaring seharian di ruangan ini, ia tau pasti sangat menyiksa bagi Permata karna biasanya Permata adalah anak yang tidak suka diam di satu tempat saja.

Furqan HasbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang