120. Playing Victims

139 14 1
                                    

"Tidak selalu harus bersama, tapi selalu paham kapan seharusnya ada. Itulah sahabat sebenarnya"

- anonymous -

***

"Pacar mu cantik dan badannya juga bagus" ucap Rev membelai pipi Vesna.

"JANGAN LANCANG REVV!! " teriak Mara tidak terima.

"Kosta! Pilihan mu bagus! Aku suka pacarmu" ujar Rev memeluk Vesna seperti boneka.

"AKH LEPAS SIALAN! " teriak Vesna menendang bagian inti Rev membuat Rev mengerang kesakitan. Vesna memanfaatkan kesempatan ini dan berlari ke arah Kosta lalu memeluknya.

"Kamu tak apa? " tanya Kosta diangguki Vesna.

"Berto tak apa? " tanya Angelina khawatir.

"Y- yah.. Ak-- aku..baik-baik saja....terima kas- kasih" ujar Berto terbata-bata menahan sakit di perut dan kakinya.

"Ayo ikut aku" ajak Veljko, Veljko dan Ilya memapah Berto menuju UKS.

"KENAPA KAU MEMUKULI ROBERTO?! APA DIA ADA SALAH PADAMU!? " tanya Lowiek berteriak.

"Hahaha, dia ada salah. Kenapa dia harus hidup huh? Dan kau Kosta, kenapa kau juga harus hidup, kau itu beban di keluarga dan dunia ini! KAU CULUN SAMA SEPERTI BERTO KOSTA!!" gertak Patrick.

"JAGA UCAPANMU SIALAN!! " marah Andrija tidak terima sahabatnya di perlakukan seperti itu.

"Haha itu kenyataan bro. Kenapa tidak terima huh? " tanya Rev tersenyum miring.

Kosta menatap tajam Rev dan tangannya sudah mengepal.

Vesna yang sadar langsung memeluk Kosta. "Kamu kuat, jangan dengarkan dia.. " lirih Vesna pelan sambil memeluk Kosta.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?! Tundukkan pandanganmu!! " bentak Loye kesal melihat Kosta yang menatapnya tajam.

Kosta semakin menatap Rev tajam, dia tidak takut dengan Rev.

"Jangan takut Kosta.. Ada aku, Vesna akan selalu ada untuk pangeran Kosta" bisik Vesna semakin memeluk erat Kosta.

Kosta merasa jauh lebih tenang. Vesna adalah obat penenang Kosta, jika Kosta takut dan sedih obat penenang nya adalah Vesna. Bahkan, mendengar namanya saja sudah membuat Kosta tenang.

"Ya sayang, untuk apa aku takut" balas Kosta memeluk Vesna dan mengusap kepala belakang Vesna.

"KALIAN! AKU AKAN LAPORKAN PADA KEPALA SEKOLAH AGAR KALIAN DIKELUARKAN!! " teriak Adriana menunjukkan ponselnya berisi rekaman saat tadi Rev dan geng membully Roberto.

Rev dan geng nya terkejut melihat itu.

"HAPUS!! " teriak Rev dengan tangan mengepal, bahkan urat-urat di lehernya menonjol.

"Gak! Kau pantas mendapatkan ini! " balas Ema.

Adriana berlari dan pergi bersama yang lain.

Kosta dan Vesna keluar paling terakhir, tapi mereka berhenti mendengar ucapan Rev.

"Aku tidak akan tinggal diam, bedebah seperti kalian harus di bunuh" lirih Rev dengan nafas yang memburu.

My First Love (Kosta Kecmanovic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang