43

243 17 1
                                    

Back to Vesna

"Awww, kepala ku sakit.. " Vesna mulai terbangun dari pingsannya

"Huft... Ternyata aku masih di sini.. Apakah aku akan mati di sini Tuhan? Apakah aku akan mati di usia muda ku? Apakah aku akan mati di keadaan seperti ini? Apakah aku akan mati dan meninggalkan orang tua ku? Apakah aku akan mati meninggalkan sahabat-sahabat ku? Apakah aku akan mati dan... " suara Vesna bergetar mengucapkan itu, dia berusaha kuat, dia tidak akan menangis, tapi itu tidak bisa di tahan, air mata kembali berjatuhan dari mata hazel Vesna yang matanya mulai memerah dan sembab karena menangis

"Dan.. Hiks.. Apakah aku akan mati... Hiks.. Hiks.. Dan... Hiks.. Men- meninggalkan Ko- Kosta.. Hiks.. Hiks.. " Vesna tak sanggup menahan tangisnya, dia membayangkan dia akan mati, dan keluarga nya, sahabatnya dan kekasih yang dia cintai menangis melihat mayat nya itu sangat pedih untuk dibayangkan

"Aku belum mau mati... Tuhan... Tapi jika memang takdir berkata aku akan mati di usia muda ku, aku akan ikhlas.. Hiks.. " Vesna terisak dia tak kuat membendung semua air mata nya

Vesna terdiam menatap luar rumah dari jendela kamar nya

Dia mengukir sebuah senyuman di wajahnya "Aku merindukan kota, aku rindu sekolah, aku rindu taman, aku rindu rumah ku" Vesna tersenyum, tapi itu bukan senyuman yang tulus tapi senyuman yang di paksakan

"Pagi darling.. " ya, siapa lagi, kalau bukan Audrick Tilavic

Vesna menghapus senyuman di wajahnya, dia menoleh ke arah Audrick dengan wajah datar

"Kenapa? Kenapa kamu menghapus senyuman mu sayang..? Hm? " dia membelai wajah Vesna yang penuh luka

"Jangan panggil aku sayang" kata Vesna dengan wajah datar dan dingin

"Hm? Kenapa? Aku kekasih mu kan? Kamu mencintai ku? " tanya nya

"Untuk apa aku menyukai seorang psikopat seperti mu, senang melihat orang lain tersiksa, apakah aku harus menyukai seseorang yang tak memiliki hati nurani seperti mu? Audrick Tilavic.. " Vesna berkata dengan wajah datar, dan tersenyum miring

Audrick menodongkan pistol di dahi Vesna

"Kau ingin menembak ku? Tembak saja, aku tidak takut untuk mati, dan... Aku yakin, kau akan segera masuk penjara dan mendapatkan hukuman yang pantas untuk orang gila seperti mu" kata Vesna

Pov Kosta

Kosta dan yang lain berangkat ke sekolah

"Kosta! Kalian! " panggil seseorang ternyata itu adalah Axelle

"Ada apa? Apakah kamu bisa melacak nomor telepon Vesna?! " tanya Katarina

"YA! AKU BERHASIL!! " senang Axelle

"Kau tidak bercanda kan? " tanya Kosta memegang bahu Axelle

"Aku tidak bercanda, sumpah! " Kosta langsung memeluk Axelle

"Terimakasih banyak... Aku sangat berterimakasih" kata Kosta

"Terimakasih kak Axelle " ucap Danica dan Emi bersamaan dengan senyuman manis dan bahagia mereka

"Ayo! Kita cari dan berikan alamat itu pada polisi! " ajak Ilya, mereka berlari kembali ke rumah Vesna, karena polisi sedang di sana

Di rumah Vesna

"Ayah! Ibu! " teriak Kosta dengan senyuman lebar di wajah nya

"Kosta? Kenapa? Kenapa wajahmu bahagia? " tanya Ayah

My First Love (Kosta Kecmanovic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang