88. Happy New Year 2024

201 15 2
                                    

Setelah selesai mengobati luka di tangan Vesna, Kosta meletakkan kotak P3K di meja nakas lalu beralih menatap Vesna yang sedang menatap tangannya yang baru saja di obati.

"Kenapa? " tanya Kosta lembut.

"Kenapa harus kamu obati lukanya? Padahal dengan cara ini aku bisa tenang" ujar ku menatap Kosta yang juga menatapku.

"Aku tidak akan biarkan kamu terluka, kamu cerita sama aku saja kalau ada apa-apa. Atau ke Ibu dan Ayah. Kalau tidak mau ke orang tua kamu, ke sahabat kita juga bisa" ujar Kosta sambil menurunkan kembali lengan baju Vesna.

"Aku lakukan ini biar aku bisa tenang, Ta. Aku cape lihat kamu yang selalu luka di bully mereka, aku sakit lihat kamu kayak gitu. " Vesna mulai terisak, dia menunduk dalam.

"Tidak perlu khawatir. Aku juga gak apa" jawab Kosta. Bisa-bisanya lelaki ini bilang tidak apa, padahal jelas-jelas tadi Kosta sampai muntah darah dan juga lebam di sekujur tubuh nya.

"Kamu selalu bilang jangan khawatir. Mungkin ini saatnya kamu bilang ke Mama Papa, kalau kamu di bully di sekolah" ujarku sambil berjalan menuju dapur dan Kosta juga berjalan di belakang.

"Tidak, biarkan semua ini jadi rahasia. Biarkan ini jari rahasia aku, kamu, sahabat kita dan warga-warga sekolah" ujar Kosta duduk di kursi makan.

"Danica tahu? " tanya ku dan Kosta menggeleng sebagai jawaban.

"Gak, aku selalu larang dia datang ke gedung kelas kita, dia juga tidak pernah ke gedung seniornya. Paling-paling dia cuma di taman, kantin, kelas dia, atau di lapangan" jawab Kosta.

Vesna menuangkan susu kedalam gelas. "Biar dia gak lihat kamu di bully? " tanya ku dan Kosta mengangguk sebagai jawaban.

"Kasih tau saja orang tua kamu. Mereka peduli" ujar ku.

"Tidak, mereka selalu sibuk sama pekerjaan mereka" ujar Kosta.

"Maksud kamu? " tanya ku membawa dua gelas susu beserta biskuit.

"Belakangan ini mereka sibuk, mereka punya urusan lain selain aku. Aku gak mau nambah beban pikiran mereka. Sudah cukup aku repotin kamu sama sahabat kita, aku gak mau repotin orang tua aku lagi" ujar Kosta meneguk setengah gelas susu.

"Karin tahu? " tanya ku.

"Gak juga, buat apa dia tahu" ujar Kosta lagi.

Vesna terdiam. Kosta lebih mementingkan keluarganya daripada diri nya, Kosta lebih mementingkan kebahagiaan keluarga nya tanpa memikirkan kebahagiaan dirinya sendiri.

"Terus kamu bahagia dengan cara kayak gini? " tanya ku.

"Aku gak tahu. Tapi setiap sama kamu pasti aku selalu bahagia. Jangan pernah tinggalkan aku" ujar Kosta tersenyum manis, terlihat dari mata Kosta bahwa dia takut kehilangan Vesna.

"Tidak mungkin aku tinggalkan kamu, aku selalu ada untuk kamu" ujar ku tersenyum tak kalah manis.

Aku dan Kosta meninggalkan topik itu dan mencari topik obrolan lain sambil memakai camilan yang tersedia di dapur.

***

Tibalah tahun baru 2024.

Kini Kosta, Vesna beserta sahabat mereka sedang berkumpul di sebuah mansion milik Ayah Kosta di Bosnia. Sayangnya kedua orang tua Kosta, Vesna dan sahabat nya tidak bisa hadir.

Walau begitu mereka tetap bahagia menikmati malam tahun baru ini. Tapi mereka mengajak beberapa adik mereka, yaitu Emi adik dari Vesna, Danica adik dari Kosta, Mila adik dari Ema, Danilo adik dari Adriana, Elodie adik dari Lowiek, Milano adik Mara hanya itu yang memiliki adik. Btw nama adik Mara asal, yang tahu nama adik Mara komen aja ya👍

My First Love (Kosta Kecmanovic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang