142. Kecelakaan

243 18 6
                                    

"AKU AKAN MEMBENCIMU SELAMANYA!!! " pekik Emi di depan pintu rumah menatap punggung ayahnya yang memasuki mobil lalu pergi dari sana.

"Kak... " Emi menghampiri kakaknya yang terkulai lemas.

"Hiks jangan khawatir... Aku akan telepon ibu" Emi merogoh saku celananya mengambil ponselnya tapi tangan Vesna menghentikan Emi.

"Te- telpon Kos...ta" lirih Vesna seraya memegang kepalanya yang sakit.

"Kak Kosta? O-oke " Emi meraih nomor Kosta dan langsung menghubungi pria itu.

Tut!

"Ada apa Emi? Apakah terjadi sesuatu? "

"Kak, cepat ke rumah... Kak Vesna butuh kak Kosta sekarang... " lirih Emi dengan suara gemetar.

"Baiklah, tunggu aku"

Tut!

"Kak, kak Kosta akan segera datang, ayo aku obati lukanya" Emi memapah kakaknya menuju lantai atas letak kamar Vesna.

Ceklek...

Emi mendudukkan Vesna ke atas kasur lalu bergegas mengambil kotak P3K dan mengeluarkan kapas beserta alkohol penyembuh luka.

"Sss ssshh pelan pelan dek" ujar Vesna meringis.

"Aku sudah pelan kak" jawab Emi dengan mata yang fokus pada luka di kening kakaknya.

"Emi, kamu tidak beri tahu Ibu kan? " tanya Vesna menatap adiknya.

"Maaf kak, aku mengirimkan ibu pesan, aku tidak mungkin merahasiakan ini, ibu harus tahu perbuatan ayah padamu, aku tidak akan memaafkan pria itu" ujar Emi mulai menangis.

"Jangan menangis... " Vesna memeluk adik perempuan satu-satunya yang dia miliki.

Vesna mengecup pucuk kepala Emi sambil tersenyum. "Aku akan obati lukanya sendiri, mandilah" suruh Vesna ingin mengambil alih kapas di tangan Emi tapi di tepis kasar oleh Emi.

"Tidak akan, aku akan bantu obati" Emi lanjut membersihkan luka itu, dahi Vesna terluka sedikit dalam, dan ujung mata Vesna juga memar berwarna biru keunguan, bagaimana tidak? Vesna dilempar dengan vas yang terbuat dari tanah liat dan di lempar ke kepalanya dengan keras! Gila.

"Aku akan berikan pereda nyeri" ujar Emi mengoleskan obat pereda nyeri ke luka di ujung mata Vesna dengan hati-hati agar tidak masuk ke dalam mata.

"Sudah"

"Terimakasih" Vesna tersenyum tipis dibalas senyuman hangat oleh Emi.

"VESNA! "

"SAYANG!! "

Suara teriakan yang memanggil Vesna dengan sebutan yang berbeda, pintu kamar terbuka secara kasar menampilkan sosok Kosta dan Ibu Vesna.

"Kosta? Ibu? " gumam Vesna.

"Vesna... " Stana berjalan ke arah putrinya dan memeluk erat putrinya. "Apa yang terjadi? Emi, apa yang terjadi? " tanya Stana meneteskan air matanya.

"Ayah, pria itu menyakiti kakak Bu... Aku tidak akan memaafkan dia! Hiks hiks" jelas Emi seraya menangis mengingat momen tadi.

"Apa?! Apa yang dia lakukan hah?! Kenapa matamu sampai memar seperti ini?! Dan kenapa dahimu nakk" Stana menggeleng, dia terluka dalam melihat kondisi putrinya yang terluka karena ayahnya sendiri.

"A- ayah melempar vas ke arah wajahku hiks... Bu... " Vesna memeluk ibunya erat.

Kosta yang berdiri sedari tadi mengepalkan tangannya mendengar penuturan Vesna.

My First Love (Kosta Kecmanovic) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang