Hari ini hari libur, Kaivan sengaja mengajak Geisha untuk pergi bersamanya pagi-pagi sekali. Tapi yang membuat Geisha bingung, sekarang mereka tengah berada didepan gedung rumah sakit terkenal dikota. Kerutan di kening gadis itu pun terlihat jelas. Kornea matanya menatap Kaivan yang berada di sampingnya dengan penuh tanda tanya."Kai, kenapa kamu ajak aku kerumah sakit? Kamu sakit?" tanya gadis itu menatap Kaivan dari atas sampai bawah.
"Bukan gue, tapi Reygan," jawab laki-laki itu yang sukses membuat Geisha terkejut dan ternganga.
"Dia kenapa?" tanya Geisha dengan wajah setenang mungkin.
"Kecelakaan."
"Kenapa bisa?" Geisha kembali melontarkan pertanyaan.
Kaivan mendengus kasar dan menghadap kesamping. "Nanti aja tanya-tanya nya sekarang ayo temenin gue buat jenguk saudara gue," ajaknya menarik tangan Geisha yang sempat ia genggam agar ikut dengannya.
Geisha menarik tangannya dari genggaman tangan Kaivan yang cukup kuat. Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Kedua matanya berubah sendu. Ia menatap wajah Kaivan dengan mimik wajah yang terlihat takut.
"Aku tunggu di luar aja ya? Aku takut, Kai," adu gadis itu.
Kaivan tertegun, cowok itu memijit pangkal hidungnya pelan. Ah, ia melupakan satu hal jika Reygan tidak menyukai Geisha begitu pun sebaliknya. Sejak kejadian di rooftop siang itu Geisha jadi takut dengan apapun yang menyangkut dengan Reygan. Agaknya Geisha masih trauma dengan tindakan cowok itu padanya beberapa hari yang lalu.
Helaan napas kasar keluar dari sela-sela mulut Kaivan yang sedikit terbuka. "Oke, tapi lo tunggu di depan ruang inapnya aja ya jangan disini. Nanti lo ilang gue yang repot."
Geisha nampak terdiam sejenak menimang-nimang usulan dari Kaivan. Apa yang diucapkan Kaivan tidaklah buruk. Lagipula dia juga tidak cukup memiliki keberanian untuk menunggu cowok itu diluar sana, yang ada dia bisa ilang.
"Oke, aku mau." Geisha pun mengangguk.
Mereka berdua pun masuk kedalam gedung rumah sakit itu dengan tangan yang masih setia bertaut satu sama lain. Keduanya berjalan bersampingan disepanjang koridor rumah sakit yang cukup ramai.
Ah, mereka terlihat begitu serasi dan cocok.
***
Sesampainya didepan ruang inap Reygan, keduanya bisa melihat Elgara yang tengah duduk dikursi tunggu seraya memainkan ponselnya. Cowok berwajah tampan serta berwajah dingin nan datar itu belum menyadari kehadiran Geisha dan Kaivan. Dua remaja berbeda genre itu saling tatap beberapa detik sebelum suara pintu terbuka mengalihkan pandangan mereka termasuk Elgara yang awalnya sibuk dengan benda pipih ditangannya.
Seorang wanita cantik menyembul dari dalam ruangan dengan wajah yang sudah terlihat lebih segar dari sebelumnya. Wanita itu tersenyum kearah mereka bertiga. "Kamu yang ajak Geisha kesini, Kai?" tanyanya pada putra bungsunya.
"Iya, Ma, Kai yang ajak, nggak papa 'kan?"
"Nggak papa dong, Mama malah seneng bisa kenalan lebih deket sama calon mantu Mama." Karina tersenyum hangat kearah Geisha yang terlihat tersenyum kikuk menanggapi.
"Calon mantu?" batin Elgara bertanya-tanya.
Kornea mata laki-laki itu merotasi seolah tengah berpikir.
"Kai, mau masuk nggak papa kan, Ma?" Kaivan kembali bersuara.
Sang ibu yang ditanya pun mengangguk beberapa kali. "Iya, boleh Mama mau kekantin sebentar kamu mau pesen sesuatu?" Kaivan menggeleng pelan dan menjawab. "Kai, mau langsung masuk aja, Ma," katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYGANSHA [END]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM BACA AGAR PART BARU BISA MUNCUL] ** Sepenggal kisah tentang si pembully yang jatuh cinta dengan gadis yang sering ia bully. Dan ini juga tentang Reygan Jordanio yang hidupnya penuh dengan kepalsuan. Wajah yang terlihat tenang namun...