Alina berjalan dengan sangat pelan sembari melihat sekeliling mencoba mencari tempat aman untuk bersembunyi."Geisha," beo Alina begitu melihat tubuh Geisha dibawa masuk kesebuah rumah kosong oleh dua pria berpakaian serba hitam.
"Gue harus ikuti mereka," monolog Alina, kemudian ia berjalan mengendap-endap mengikuti langkah pria tadi masuk kedalam rumah tersebut.
Niat awalnya ingin menunggu Reygan dan yang lain terlebih dahulu, tapi begitu melihat Geisha sudah lebih dulu dibawa masuk membuat ia mengurungkan niat awalnya. Sebab, ia takut jika dua pria tadi melakukan hal yang tidak-tidak pada Geisha didalam sana. Setidaknya disana ia akan mengawasi gerak-gerik dua pria tersebut.
Tubuh Geisha yang tak sadarkan diri diikat disebuah kursi kayu yang terlihat sudah sangat usang didalam sebuah ruangan berminim cahaya. Alina bersembunyi disebuah tumpukan kardus disana. Beruntung aksi menguntit nya tidak disadari oleh dua pria yang sedang sibuk mengikat tangan dan juga kaki Geisha pada kursi tersebut.
"Lo udah kasih tau bos?" tanya pria yang baru saja melepas penutup wajahnya itu pada rekannya.
"Udah, bos bilang, dia otw kesini," jawab rekannya, kita sebut saja Dudun.
"Bagus," kata pria yang satunya, Aceng namanya.
"Nih cewek cantik juga, tapi sayang nasibnya jelek bahkan sebentar lagi bakal mati ditangan bos," ucap Dudun memandang wajah Geisha dengan tatapan kasihan.
"Gue sih bodo amat, yang penting gue bisa dapet duit buat biaya makan anak, istri gue dirumah," sahut Aceng dengan acuh.
Dor!
Alina menutup mulutnya terkejut begitu mendengar suara tembakan keras tersebut. Ia sedikit memajukan tubuhnya guna mengintip siapa seseorang yang datang dan membawa sebuah pistol.
"Mama?"
Seseorang yang baru saja datang adalah Rissa yang tak lain dan tak bukan adalah ibu kandung Alina sendiri.
Alina menggelengkan kepalanya mencoba menghalau berbagai macam pikiran negatif tentang Mamanya. "Enggak, gue nggak akan biarin Mama sakiti Geisha," ucapnya dalam hati.
"Kalian jaga diluar! saya yang akan habisi gadis ini dengan tangan saya sendiri," perintah Rissa pada dua anak buahnya itu.
"Baik, bos," jawab mereka serempak.
"Hahaha akhirnya setelah sekian lama, hari ini saya bisa bertemu kembali dengan mu gadis sialan." Rissa tertawa keras atas keberhasilannya.
Dugh!
"BANGUN!"
Rissa menendang kuat kaki Geisha dibawah sana seraya berteriak keras didepan wajah perempuan itu.
Plak!
"BANGUN SIALAN!" bentak Rissa karena Geisha tak kunjung membuka matanya.
Sayup-sayup kedua mata Geisha terbuka dengan perlahan. Hal pertama yang ia lihat saat baru saja membuka matanya adalah wajah Rissa yang terlihat menyeramkan.
Geisha berniat mundur untuk menjauh dari hadapan Rissa namun nihil tangannya sudah diikat kuat dengan tali pun dengan kedua kakinya yang membuat dirinya tidak bisa berkutik sedikitpun.
"M-mama Rissa tolong lepasin aku," ucap Geisha dengan tubuh yang sudah gemetar hebat.
Melihat sorot mata Rissa yang menyeramkan membuat luka trauma kala itu kembali datang saat-saat dimana ia dipukul, ditendang, ditampar dan diperlaku bak hewan oleh Rissa.
"Mama? Saya bukan mama kamu, goblok!"
Plak!
Geisha meringis ngilu kala sebuah tamparan keras itu mendarat sempurn pada pipinya yang basah terkena air mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYGANSHA [END]
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM BACA AGAR PART BARU BISA MUNCUL] ** Sepenggal kisah tentang si pembully yang jatuh cinta dengan gadis yang sering ia bully. Dan ini juga tentang Reygan Jordanio yang hidupnya penuh dengan kepalsuan. Wajah yang terlihat tenang namun...