Didalam ruang rawatnya, Kaivan terus saja merengek seperti anak kecil pada Papanya. Anak laki-laki itu merajuk lantaran keinginannya tidak juga dituruti oleh sang Papa. Benar-benar lucu seperti seorang anak kecil.
Darius memijit pangkal hidungnya, merasa pening menghadapi sikap manja dan kekanak-kanakan putranya itu. Pria berpakaian kantor itu menghampiri sang putra lalu memberi usapan lembut di kepala anak laki-laki itu sebagai bentuk rasa sayangnya.
"Kai, masih marah sama Papa hmm?" tanyanya dengan nada selembut mungkin.
Anak laki-laki itu diam tak menggubris ucapan Papanya. Wajahnya yang ditekuk itu terlihat menggemaskan dengan bibir yang mengerucut.
Darius menghela napasnya kasar. Jika sudah seperti ini mau tak mau ia harus menuruti keinginan sang putra. "Fine! Papa akan telpon pak Harto untuk memulangkan anak-anak sekarang," final Darius yang sukses membuat Kaivan menatapnya. "Papa serius?" tanya anak laki-laki itu.
Darius mengangguk. "Tentu, apapun buat putra kesayangan Papa."
Wajah Kaivan sontak bersinar berseri-seri. Sebentar lagi ia akan bertemu dengan pujaan hatinya setelah hampir satu bulan tidak saling bertukar kabar.
"Aaa, thank you Papa. Papa terbaik deh." Kaivan memeluk tubuh Papanya dari samping.
Darius membalas pelukan Kaivan sembari mengusap kepala anaknya lembut. "Sama-sama, sayang."
***
Benar yang dikatakan Darius, hari ini sekolah memulangkan muridnya lebih awal karena perintah dari atasan. Para murid kini memekik girang begitu mendengar pengumuman tersebut. Mereka berbondong-bondong keluar kelas seraya menggendong tas sekolah mereka dengan raut wajah yang begitu bahagia. Kebahagiaan para siswa kalau tidak jamkos ya pulang lebih awal seperti ini.
"Tumben-tumbenan pulang cepet, emang ada apaan sih?" tanya Kenzo yang kini sudah menggendong tasnya bersiap untuk pulang.
"Mana saya tau saya 'kan ikan," sahut Raga mengedikkan bahunya.
"Ye jadi ikan beneran lo mampus," cibir Kenzo.
"Gue duluan." Tiba-tiba Elgara menyahut. Cowok itu sudah selesai berkemas dan kini sudah siap untuk segera pulang.
"Nggak bareng kita-kita, El?" tanya Raga.
"Gue ada urusan," jawab Elgara lantas pergi begitu saja dengan sedikit terburu-buru.
"Alah palingan juga mau bucin tuh bocah," celetuk Kenzo.
"Lah iya ya, Alina udah keluar duluan ternyata makanya keliatan buru-buru banget." Raga kembali menyahut.
"Woi Rey, lo kagak mau pulang apa gimana? Main hp mulu tuh tangan," tegur Kenzo menepuk pundak Reygan cukup kuat.
Buru-buru Reygan mengetikan sesuatu diponselnya lalu menghadap kearah sahabatnya. "Kalian duluan aja, gue ada urusan bentar di kantor," katanya.
"Urusan apaan?" Raga memincingkan matanya.
"Kepo, udah sana kalian berdua pulang hus hus." Usir Reygan layaknya seperti mengusir ayam.
Keduanya mendengus kasar. "Dih emang lo kira kita ayam?" Raga menatap Reygan sengit.
"Tau tuh, sok misterius lagi," timpal Kenzo.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYGANSHA [END]
Novela Juvenil[ FOLLOW SEBELUM BACA AGAR PART BARU BISA MUNCUL] ** Sepenggal kisah tentang si pembully yang jatuh cinta dengan gadis yang sering ia bully. Dan ini juga tentang Reygan Jordanio yang hidupnya penuh dengan kepalsuan. Wajah yang terlihat tenang namun...