Reygan sudah selesai membersihkan diri. Kini cowok berpakaian santai ala rumahan itu berjalan santai menuruni anak tangga menuju meja makan yang letaknya didekat dapur.
Matanya memicing begitu kakinya menapak pada lantai dapur. Dilihatnya tubuh mungil Geisha yang sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur. Gadis itu terlihat begitu cekatan dalam hal tersebut. Mulai dari memotong sayuran, memasukkan bumbu kedalam panci, memasukkan adonan perkedel kedalam minyak yang sudah panas dan menuangkan masakan berkuah kedalam mangkuk besar yang artinya masakan itu sudah matang dan siap untuk disajikan. Reygan yang melihat itu dibuat tak berkedip. Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik sehingga menampilkan senyum tipis.
Beberapa detik setelahnya Reygan tersadar, dengan cepat ia menggelengkan kepalanya pelan. Melirik kursi yang berada disampingnya lalu ia tarik kebelakang dan duduk disana dengan mata yang terus tertuju pada Geisha. Mengamati setiap gerak-gerik cewek itu dari sana.
Kedua tangannya ia lipat diatas meja makan seperti seorang anak kecil yang sedang menunggu masakan ibunya. Perutnya sejak tadi terus berbunyi membuat cowok itu berdecak karena masakan Geisha tak kunjung dihidangkan juga di atas meja makan.
Karena kesal sekaligus tak sabar menunggu, Reygan memukul meja makan dengan kuat sehingga membuat Geisha yang sedang menata makanan didapur sana dibuat terkejut bukan main.
"WOI LO BISA CEPET NGGAK SIH?" teriak cowok itu menggelegar.
Beruntung tidak ada orang selain mereka berdua termasuk mbok Jum. Wanita tua itu sudah pulang lebih awal karena katanya penyakit darah tingginya kumat, jadi mau tak mau mbok Jum harus beristirahat terlebih dahulu dirumahnya. Atau kemungkin jika penyakitnya itu semakin parah, mbok Jum akan berhenti bekerja sesuai apa yang sudah mereka sepakati bersama dengan anak mbok Jum tadi pagi.
Geisha terlihat terburu-buru menyiapkan semua makanan yang telah ia buat. Makanan sederhana yang semoga saja Reygan menyukainya.
Berjalan dengan sedikit hati-hati sembari membawa satu mangkuk sayur sup yang ia taruh dimeja makan disusul dengan satu piring perkedel kentang yang terlihat begitu menggoda.
Reygan menelan ludahnya sendiri begitu melihat dua masakan yang baru saja tersaji dimeja makan. Makanan itu terlihat begitu lezat dan menggoda imannya. Ia jadi tidak sabar mencicipi hasil masakan Geisha yang terlihat lezat ini.
"Ck, malah bengong cepat ambilin gue." Reygan menyodorkan piringnya pada Geisha yang langsung diterima dengan senang hati oleh cewek itu.
Dengan senyum yang merekah, Geisha mulai menuangkan nasi, serta sayur sup itu keatas piring Reygan tak lupa dengan perkedel kentang buatannya.
"Segini cukup 'kan?" tanya cewek itu.
Reygan berdehem pelan dan langsung menyahut piring tersebut begitu saja.
Cowok berwajah dingin itu mulai menyendok kan nasi kedalam mulutnya. Dia kunyah dengan pelan menikmati rasa lezat didalam mulutnya itu. Matanya pun berbinar setelah merasakan sensasi gurih dan lezat didalam mulutnya.
Dengan begitu lahapnya Reygan memakan makanan tersebut sampai-sampai Geisha yang sejak tadi berdiri disana dibuat tersenyum. Syukurlah jika Reygan menyukai masakannya. Setidaknya usahanya kali ini tidak terbuang sia-sia.
"Mau nambah?" tanya gadis itu.
Reygan melirik Geisha dengan sinis. "Nambah? Masakan lo aja nggak enak."
"Nggak enak kok udah mau habis satu piring," sindir Geisha.
Reygan mendelik tajam. Sial, apa-apaan cewek itu menyindirnya begitu. Apa salah jika dia makan satu piring? Toh dia itu lapar karena sejak siang tadi belum makan. Bukan berarti menyukai masakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REYGANSHA [END]
Jugendliteratur[ FOLLOW SEBELUM BACA AGAR PART BARU BISA MUNCUL] ** Sepenggal kisah tentang si pembully yang jatuh cinta dengan gadis yang sering ia bully. Dan ini juga tentang Reygan Jordanio yang hidupnya penuh dengan kepalsuan. Wajah yang terlihat tenang namun...