PROLOG

39.7K 1.4K 64
                                    

Mereka mencapai puncak yang menyala-nyala, lalu terbakar habis bersama.

"Aku akan menikah."

Untuk sejenak, manik sang perempuan melebar sebelum memejam tatkala gelombang itu kembali datang. Jemima mengambil kecupan kecil, mengulurkan jemari untuk menyelipkan anak rambut Danielle yang berantakan ke belakang telinga. Peluh mengucur dari dahinya yang menunduk, bibir mengatup menahan erangan atas hentakan yang Jemima berikan. Perempuan itu mendelik kesal.

"Berhenti dulu bajingan, ngh, dasar idiot ini," kesal Danielle sambil menyentil dahi Jemima.

Si pria cuma mengulas senyum jahil, lantas menyandar pada kasur dan membiarkan wanita itu menyamankan diri sejenak di atas pangkuannya. Tangannya menyelinap ke belakang, membuat Danielle berjengit sambil mencaci-maki.

"Jangan lakukan itu! Aku sedang sangat sensitif."

Namun, reaksi Danielle justru terlihat begitu imut di mata Jemima. Pria itu lupa apa yang baru saja dia katakan.

"Jadi, anyway, menikah dengan siapa?" secara alami Jemima menggerakkan tubuhnya perlahan, Danielle menahan desahan keluar dengan menggigit bibir bawah, sementara Jemima menggumam sebelum menjawab.

"Hm, dengan seseorang yang nggak kamu kenal?" Jemima berhenti untuk mencuri ciuman lagi, saat itu ia tersenyum dan meletakkan binar matanya pada Danielle. "I only need your disapproval and I'll call the whole thing off."

It was such a sweet offer, but she's the Daniella Wangsadiraja. She's nothing but a wind, she's nothing but the freedom.

Wanita itu terkekeh kecil, melenguh pelan ketika Jemima membawa tubuhnya menelan pria itu lebih dalam. Di sela napasnya yang nyaris habis, dia berhasil menjawab, "I told you I'm not interested," hentakan dari Jemima memutus ucapannya sejenak, "... ngh, congratulations on your upcoming marriage, anyway."

"You sure?"

"Uhum."

Jeda tercipta pasca jawaban itu. Jemima tampak membekukan waktu bersama binar matanya yang tak terbaca, dan itu amat menyiksa saat Danielle menyadari milik pria itu terasa semakin besar dalam dirinya.
Pria sialan ini-

"Kamu benar-benar keras kepala, Danny," Jemima berbisik lirih. Danielle menyeringai untuk ucapan itu, menganggapnya sebagai pujian yang menyenangkan.

Jemima lantas mengunci matanya hanya pada Danielle sesaat sebelum dia bergerak dengan begitu tergesa dan menuntut. Sang wanita merasa dirinya terbelah dua, membuatnya secara spontan mencengkram bahu Jemima dengan kuku jarinya yang panjang ketika gerakan pria itu semakin cepat dan kasar.

Tempo dan ritme yang sebelumnya mereka jaga kini buyar total. Seluruh dunia berputar dan kepala Danielle menjadi tak ubahnya anai yang melayang-layang.
Jemima menghentakkan dirinya dengan keras, membuat Danielle menjerit dengan begitu menawan. Dia tidak bisa melihat apapun saat ini, matanya kabur dan seluruh tubuhnya menggelinjang hebat dengan panas berangsur mencapai setiap sela kesadaran.

Wanita itu terengah-engah di atas tubuh Jemima, namun itu belum cukup saat pria itu membalik tubuh Danielle menjadi berada di bawahnya. Ia mengangkat pinggang Danielle untuk bisa menerima dirinya lebih baik, dan mungkin menipu diri untuk membuat ikatan yang lebih erat dan lekat.

Jemima terus memaksakan dirinya. Menulikan telinga pada Danielle yang memohon-mohon di bawah. Biasanya dia akan menjadi sangat lembut ketika Danielle sudah merintih minta berhenti, tapi malam ini kewarasan Jemima turut terburai dalam gerakan-gerakan menuntut yang ia berikan. Pria itu tampak begitu berbahaya. Rahangnya yang tajam mengkilap karena keringat, dan matanya berubah gelap.

HOLIER THAN THOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang