BAB TIGA PULUH TUJUH

6.4K 671 21
                                    

Pulau pribadi Miranda Tadjanendra terletak di selatan Labuan Bajo. Untuk mencapainya, tamu undangan yang terdiri dari 200 orang itu menaiki private jet yang telah disiapkan. Dari Bandara Internasional Komodo, mereka dijemput untuk kemudian diterbangkan menggunakan helikopter khusus menuju pulau yang dimaksud. Sialnya, Perjalanan yang memakan waktu nyaris seharian itu membuat Vale ingin menceburkan diri dari atas udara dan menjadi santapan komodo yang mungkin saja sedang iseng berenang—sebagai klarifikasi, ini tidak sungguhan dan cuma hiperbolis, Vale masih berniat menghabiskan masa tua di panti jompo elite sehingga mati muda bukan hal yang dia inginkan.

Selama perjalanan, Vale tidak mengatakan apa pun terutama sejak Nathan dan Serayu tidak bisa mengikutinya karena pulau tersebut tidak terbuka untuk orang luar dan hanya tamu undangan saja yang diizinkan masuk.

Dalam hati Vale menggerutu dan membuat spekulasi liar bahwa mungkin saja pulau itu menyimpan rahasia mengerikan seperti tempat untuk mengeksekusi lawan bisnis misalnya. Lagi pula ini Tadjanendra, mereka bisa melakukan apa saja—

“Avalei,” Jemima mengulurkan tangannya begitu capung terbang itu mendarat. Vale mendengkus dan melengos untuk turun meninggalkan Jemima dengan bantuan petugas.

Perempuan itu menyugar rambutnya ke belakang, kemudian mengikatnya menjadi kunciran sederhana. Jemima muncul di belakangnya. “Apa kamu akan terus menghindar selama pesta berlangsung?”

Vale berusaha menulikan telinga tapi Jemima sudah meraih pinggangnya begitu seorang pemandu menghampiri mereka dengan kendaraan jelajah menuju resort yang sudah disiapkan. Vale memutar bola mata, melepas tangan Jemima di pinggangnya dan berkata. “Perjalanan ini agak melelahkan, kamu bisa membantuku dengan menutup mulut, suamiku.”

Jemima menelan semuanya dan berusaha mengikuti saran Theodore untuk memberi istrinya waktu. Meski begitu dia telah meminta Theodore melacak keberadaan Danielle, dia tidak bisa hanya menunggu ketika perempuan itu berada di tempat yang tak Jemima tahu dengan anak di perutnya. 

Dia akan bersabar, dan itu artinya membuat perdamaian dengan sang istri. Oleh karenanya ketika mereka akhirnya tiba di kamar yang disiapkan, Jemima mengeraskan tekad bahwa malam ini Vale akan dia taklukan.

“Saya berharap Anda tidak mengalami kesulitan untuk mencapai pulau ini,” Perempuan dengan rambut putih bergaun merah maroon mengambil atensi. Pemilik pesta mengedarkan mata obsidiannya pada para tamu yang terlihat begitu anggun dan indah—topeng emas yang menyembunyikan wajah-wajah lapar.
“Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menghadiri pesta ulang tahun saya yang ke-35, kehadiran Anda sekalian benar-benar menjadi bintang pengharapan saya untuk hidup yang lebih baik.”

Jemima melihat kesempatan untuk mendekat pada sang istri, ia menyentuh jari Vale dan terus melanjutkan dengan genggaman ketika tidak menemui penolakan.

“Saya juga memberikan ucapan terima kasih dan syukur pada keluarga yang selalu mendukung langkah saya untuk mencapai keberhasilan tahun ini. Terutama pada adik bungsu saya, Theodore Tadjanendra yang dengan cermat mempersiapkan pesta ulang tahun yang akan saya kenang seumur hidup,” Miranda memberi jeda untuk Theodore membungkuk hormat pada hadirin yang bertepuk tangan. Senyumnya terulas dengan manis dan bangga. “Tapi tentu saja kita perlu melakukan evaluasi....”

Setelah kalimat itu, senyum Theodore berubah menjadi masam dan mengundang gelak tawa lirih para tamu. Miranda mengibaskan tangannya dengan alis bergerak jenaka. Wajahnya yang terlihat seperti pahatan batu menunjukkan ekspresi manusiawi yang memiliki selera humor biasa. Dia kemudian beralih pada kue berukuran sedang yang disiapkan, memperhatikan dekorasinya yang sederhana dengan dominasi warna putih dan hiasan keemasan. “Meski begitu, saya mengapresiasi kinerja Theodore untuk memaksa saya mempertahankan ritual meniup lilin ulang tahun,” gelak tawa kembali terdengar, namun Theodore telah kembali ceria. “Jadi agar dia tidak menangis dan meminta saya untuk mengulang pesta, saya akan meniupnya dan Anda sekalian bisa memulai menikmati hiburan yang telah kami siapkan.”

HOLIER THAN THOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang