[31] Meminta Maaf

3.4K 230 144
                                    

3 Hari sudah Athar berada di rumah sakit, dan hari ini sudah diperbolehkan pulang dengan syarat masih dalam pengawasan dokter supaya, dokter juga bisa mengecek kondisi Athar paska operasi jahitan di pinggangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3 Hari sudah Athar berada di rumah sakit, dan hari ini sudah diperbolehkan pulang dengan syarat masih dalam pengawasan dokter supaya, dokter juga bisa mengecek kondisi Athar paska operasi jahitan di pinggangnya itu.

"Sayang, udah mas bisa sendiri. Dari kemarin kamu ngurusin mas terus, kamu juga pasti capek" tutur Athar yang menolak hendak di papah oleh Mayra

Pasalnya sejak 3 hari di rumah sakit kemarin, dari mulai menyuapi, membersihkan tubuh Athar menggunakan handuk basah dan memapahnya saat hendak ke kamar mandi semua itu di bantu dan di lakukan oleh Mayra "Gapapa mas, udah kewajiban aku menggurus kamu" sahutnya menatap Athar dengan senyuman kecil di wajahnya itu

Athar merasa beruntung sekali mempunyai istri seperti Mayra, istrinya ini benar-benar istri yang sholehah "Terimakasih ya allah telah memberikan hamba istri yang sholehah" batinnya berucap syukur

Dengan tlaten dan lincahnya Mayra memapah Athar menyelusuri lorong-lorong rumah sakit, namun baru beberapa langkah menyelusuri lorong-lorong, tiba-tiba langkah Mayra berhenti kala perutnya terasa sedikit kram.

"Astaghfirullah,, perut aku kenapa tiba-tiba sakit gini" batinnya berucap dengan tubuh yang sedikit membungkuk, membuat Athar yang menyadari nya pun langsung menoleh menatap wajah Mayra

"Sayang? Kamu kenapa?"

Mayra menatap wajah suaminya dengan senyuman kecil di wajahnya "Aku gak papa kok mas, yuk kita lanjut jalan" sahutnya sebisa mungkin tidak menunjukkan rasa sakitnya

Bukan apa-apa Mayra hanya tidak mau Athar menjadi khawatir, karena suaminya itu baru saja selesai operasi dan belum terlalu sehat "Bener kamu gak papa?" tanyanya memastikan

"Iya suami ku" sahutnya membuat Athar tersenyum manis

°°°°°

"Hiks..hiks.. apa yang sudah aku lakukan kepada anak dan juga menantu ku" gumamnya menangis tersedu-sedu sembari menutup wajahnya

Malik yang melihat Halimah menangis tersedu-sedu itupun dengan cepat langsung memeluk dan menenangkan istrinya "Sudah Umi, jangan menangis ini semua juga bukan sepenuhnya salah Umi" ujarnya kepada Halimah yang berada di dalam pelukannya

Halimah dengan air matanya yang terus mengalir itu menatap wajah suaminya "Tapi Bi, Athar jadi seperti ini karena Umi, ini semua salah Umi Bi salah Umi. Hiks..hiks.." sahutnya menangis tersedu-sedu

"Umi ingin menemui Athar dan Mayra" sambungnya yang langsung turun dari atas kasur dengan cepat Malik langsung menahannya

"Umi mau kemana? Umi tidak boleh kemana-mana" ujarnya mengingat Halimah bawah istrinya itu tidak boleh pergi atau keluar dari rumah

"Tapi Bi, Umi mau bertemu dengan Athar dan juga Mayra" sahutnya

"Hari ini Athar kan pulang ke rumah, sebentar lagi sampai. Setelah itu Umi boleh menemui Athar dan Mayra untuk meminta maaf kepada mereka" ucap Malik memberikan pengertian kepada Halimah supaya mau menunggu kedatangan Athar dan juga Mayra

°°°°°

Setelah 20 menit menempuh perjalanan dari rumah sakit menuju Rumah, akhirnya Athar dan Mayra sampai juga. Keduanya sempat ragu untuk kembali pulang ke rumah tetapi Malik sudah menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Halimah.

"Assalamualaikum" ucap Athar dengan suara lantangnya sembari memasuki rumah yang di bantu memapah oleh Mayra

Halimah yang berada di dalam kamarnya itupun samar-samar seperti mendengar suara putranya mengucapkan salam "Itu, Athar" gumamnya dengan cepat langsung bangkit dari duduknya yang berada di dalam kamar dan berlari menghampiri Athar

"Pelan-pelan duduknya mas" ujar Mayra memberikan penyangga bantal sofa untuk menyangga punggung suaminya

Athar tersenyum kecil "Terimakasih sayang" sahutnya yang dianguki oleh Mayra

Halimah yang melihat putra dan menantunya tiba itupun dengan cepat langsung bersimpuh di depan putranya yang tengah terduduk di sofa, menumpahkan air matanya di sana "Ya allah Umi" ucap Athar yang terkejut dengan perbuatan Halimah

"Maafin Umi nak, hiks..hiks.. ini semua salah Umi, ini semua terjadi karena Umi hiks..hiks.., kamu celaka juga karena Umi hiks..hiks.." ujarnya menangis tersedu-sedu sembari menyentuh kedua kaki Athar

"Umi memang bukan Umi yang baik untuk kamu, maafkan Umi nak hiks..hiks.. kamu boleh menghukum Umi, apapun itu Umi akan menerimanya tetapi tolong maafkan Umi hiks..hiks.." sambungnya membuat Athar memegang kedua bahu Halimah seraya membawa ke dalam pelukannya

"Umi jangan seperti ini, Athar sudah memaafkan Umi, ini semua musibah bukan salah Umi" sahutnya kepada Halimah yang menumpahkan semua air matanya di dada bidang milik putranya itu

Athar melepaskan pelukannya, menangkup wajah Halimah dengan kedua tangannya, mengusap air mata yang bercucuran itu dengan tangannya "Jangan menangis Umi, sudah. Athar dan Mayra sudah memaafkan Umi, ini semua bukan salah Umi" ucapnya membuat Halimah menundukkan kepalanya sebelum akhirnya ia beralih memeluk Mayra

"Hiks..hiks.. maafin Umi nak, seharusnya Umi tidak menyakiti dirimu dan coba-coba untuk melenyapkan--" ucapnya terpotong kala Mayra menutup mulut Halimah sembari mengeleng-gelengkan kepalanya dengan kedua mata yang sedikit berkaca-kaca

"Mayra sudah memaafkan Umi dan Mayra juga tidak menyalahkan Umi atas apa yang sudah terjadi, jadi Umi jangan menangis lagi ya" sahutnya menghapus air mata Halimah mengunakan kedua tangannya

Jauh sebelum Halimah meminta maaf kepada Mayra, ia sudah lebih dulu memaafkan semua perbuatan Halimah kepada dirinya akhir-akhir ini. Mau bagaimana pun juga Halimah adalah ibu bagi dirinya, tanpa adanya Halimah dan juga Malik mungkin Mayra tidak akan bisa sampai sebesar seperti sekarang ini.

Mayra tumbuh besar berkat kemurahan dan kebaikan hati dari Halimah dan Malik. Karena beliau memberikan kasih sayang dan cinta layaknya seperti orang tua kandungnya sendiri.

"Terimakasih ya nak, sekali lagi Umi meminta maaf kepada kalian berdua" ucapnya menatap wajah Mayra dan Athar secara bergantian sebelum memeluk putra dan menantunya itu

Sebelum Athar dan Mayra pulang ke rumah, Malik sudah menceritakan semuanya kepada putra dan juga membantunya itu bahwa Halimah terkena teluh dan ini semua terjadi akibat ulah seseorang yang tentunya tidak menyukai Mayra hidup bahagia bersama dengan Athar.

Sebelum Athar dan Mayra pulang ke rumah, Malik sudah menceritakan semuanya kepada putra dan juga membantunya itu bahwa Halimah terkena teluh dan ini semua terjadi akibat ulah seseorang yang tentunya tidak menyukai Mayra hidup bahagia bersama denga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

[26-05-2024]

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang