[26] Kepulangan Umi

3.6K 255 34
                                    

"Baiklah jika aku tidak bisa menghancurkan Mayra secara langsung, maka aku akan membuat hidup nya menderita secara perlahan-lahan melalui perantara seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah jika aku tidak bisa menghancurkan Mayra secara langsung, maka aku akan membuat hidup nya menderita secara perlahan-lahan melalui perantara seseorang. Kamu tunggu saja pembalasan selanjutnya Mayra" batinya berucap sembari menatap foto Mayra yang tertempel di dinding kamarnya dengan wajah yang sudah di coret-coret menggunakan pulpen

Kebencian Salisha semakin besar, kebencian nya terhadap Mayra sudah mengakar dan mendarah daging di tubuhnya. Ia tidak akan pernah berhenti untuk mengusik hidup Mayra sampai dirinya berhasil mendapatkan apa yang diinginkan nya.

°°°°°

Halimah dan Malik baru saja sampai di kediaman nya, akhirnya keduanya pulang dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun, setelah dari perjalanan yang cukup jauh yaitu pergi berziarah ke makam almarhum kakek Athar yang berada di kota Surabaya.

"Umi sama Abi pulang kenapa tidak mengabari Athar terlebih dahulu, kan Athar bisa jemput Abi sama Umi di bandara" ucap Athar menatap wajah Halimah dan juga Malik secara bergantian

"Itu tidak penting, sekarang di mana istri kamu?" sahutnya mencari-cari keberadaan Mayra dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan

Athar mengernyit binggung "Mayra maksud Umi?" ucapnya

"Ya dia siapa lagi, memangnya kamu punya istri lain selain Mayra itu?" sahutnya membuat kening Athar mengerut

Ada yang aneh dengan cara berbicara dari Halimah, tidak biasanya Halimah berbicara seperti ini. Apa mungkin ini cuma perasaan nya saja? Atau karena Halimah sedang kelelahan habis pulang dari perjalanan jauh makanya nada bicaranya agak sedikit berbeda.

"Mayra ada di kamar sedang istirahat Umi" sahut Athar membuat Halimah langsung bergegas menemui Mayra yang berada di kamar

Athar yang melihat Halimah pergi begitu saja pun sedikit heran, apakah Uminya itu sangat merindukan Mayra? Sehingga ia sudah tidak sabar ingin menemui Mayra "Abi, Abi kenapa?" tanyanya kala melihat Malik yang tengah memijat pelipisnya

"Tidak tahu, kepala Abi, sangat pusing" sahutnya kepada Athar yang kini tengah memegang bahu dan menatap wajahnya itu

"Mau Athar antarkan ke kamar?" tawarnya yang dianguki oleh Malik

"Yasudah ayo Athar antarkan Abi ke kamar" ucapnya membantu Malik untuk berdiri sembari memegang kedua bahu milik Malik

Di sisi lain saat ini Halimah sudah berada di dalam kamar Mayra, ralat lebih tepatnya kamar Mayra dan juga Athar. Halimah bisa melihat dengan jelas bahwa menantunya itu saat ini tengah tertidur pulas dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

Perlahan tapi pasti langkah Halimah mulai mendekati Mayra yang tertidur pulas di atas kasur "Bayi dan wanita itu harus enyah dari muka bumi ini" lirihnya menatap penuh kebencian dengan kedua matanya yang sudah menatap tajam ke arah Mayra di sana

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang