[8] Obat Pereda Nyeri

5.7K 333 75
                                    

Setelah sampai di Asrama putri, Athar bergegas masuk ke dalam kamar milik Mayra, menghampirinya dan segera memberikan obat tersebut kepada Mayra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai di Asrama putri, Athar bergegas masuk ke dalam kamar milik Mayra, menghampirinya dan segera memberikan obat tersebut kepada Mayra.

"Sayang..."

"Mas, hiks..hiks.."

"Minum dulu, obat pereda nyerinya ya" ujar Athar dengan lembut, membuat Mayra mengeleng-gelengkan kepalanya

"Sayang ayolah minum ya" ucap Athar dengan lembutnya

Mayra menatap Athar "Pahit mas, Mayra nggak suka" lirihnya

Athar mendudukkan tubuhnya di samping Mayra, menatap wajah istrinya itu dengan serius "Nggak pahit sayang, lihat muka mas yang manis ini deh, pasti obatnya nggak akan pahit" ujar Athar membuat Mayra sedikit menatapnya dengan kekehan kecil di wajahnya

Ya ampun bisa-bisanya Athar seperti ini, di saat Mayra tengah merasakan nyeri di perutnya "Mas ihh, kenapa bercanda aku lagi kaya gini juga" ucap Mayra yang sedikit terkekeh kecil walapun sedang menahan sakit di perutnya

Athar tersenyum kecil menatap Mayra "Nah senyum dong, jangan nangis terus, kan cantiknya mas jadi makin kelihatan" ujarnya sembari mengusap-usap pucuk kepala milik Mayra

"Sekarang minum obatnya ya, nurut sama mas, mau reda kan sakitnya?" tanyanya yang dianguki oleh Mayra

Dengan sangat telatennya, Athar pun membantu Mayra untuk meminum obat pereda nyeri haid nya, ia tidak ingin jika Mayra terus-menerus merasakan sakit hanya karena datang bulan, sungguh hatinya ini sakit melihat Mayra seperti ini.

"Nggak pahit kan obatnya?" tanyanya membuat Mayra mengeleng-gelengkan kepalanya, ternyata obatnya tidak lah pahit, padahal Mayra berfikir obatnya itu sangatlah pahit sekali

"Sekarang kamu istirahat ya" ujar Athar

Athar membantu Mayra untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur, dan menyelimuti tubuh Mayra dengan selimut "Makasih ya mas, mas udah mau ngurus aku di saat aku seperti ini, maaf aku jadi ngerepotin mas" ucap Mayra membuat Athar menatapnya

Kedua tangan Athar mengengam tangan Mayra "Kenapa harus makasih heum? Kamu istri mas, sudah menjadi kewajiban mas untuk selalu menjaga dan merawat kamu dalam keadaan apapun itu, dan mas juga nggak merasa di repotkan sama sekali, jadi kamu nggak perlu berterima kasih sama mas" ucap Athar menatap Mayra

Mayra memeluk tubuh Athar dengan sayang "Ututut manjanya heum" ujar Athar yang menerim pelukan Mayra dengan sangat lembut sekali

"Manja sama suami sendiri gapapa, halal" ucap Mayra membuat Athar tersenyum manis

°°°°°

Setelah menemani Mayra, hingga tertidur Athar memutuskan untuk kembali ke kelasnya, karena ia masih ada beberapa menit lagi untuk melanjutkan mengajar para santri di sana.

"Tidur yang nyenyak ya, Zaujati nya mas" ucapnya lirih tersenyum kecil melihat Mayra yang sudah tertidur pulas sembari mengusap pipi milik Mayra

Cup!

"Semoga cepet sembuh ya sayang" ucap Athar

"Nanti mas kesini lagi, mas harus lanjutkan mengajar"

Setelah Athar berpamitan kepada Mayra, ia meninggalkan Mayra yang sudah terlelap di kamarnya karena, Athar harus melanjutkan mengajar para santri-santri yang saat ini tengah menunggunya di kelas.

Saat Athar sudah sampai di kelasnya ia sudah melihat banyak buku yang di tumpuk di mejanya "Ini sudah selesai semuanya?" tanya Athar sembari menatap para santrinya

"SUDAH GUS!" sahut para santri

"Baiklah kalau begitu kita lanjutkan materi kita hari ini, karena masih ada waktu 20 menit lagi, sebelum bel istirahat berbunyi" ujar Athar

Athar kembali melanjutkan materinya yang tadi sempat terhenti beberapa menit karena ia harus menemani istrinya sebentar "Seperti yang tadi sempat saya jelaskan, mengapa harus Adab dulu baru Ilmu, kerena dengan mempelajari Adab maka kita jadi mudah mempelajari Ilmu" ujar Athar menerangkan

"Guru penulis, Syaikh Sholeh Al 'Ushoimi berkata "Dengan memperhatikan Adab, maka akan mudah meraih Ilmu. Sedikit perhatian pada Adab, maka Ilmu akan di sia-siakan. Maka dari itu sangat penting sekali bagi seseorang agar memiliki Adab terlebih dahulu sebelum berilmu, karena Adab lebih tinggi derajatnya dari pada Ilmu" ucapnya menerangkan

"Sampai sini ada yang ingin di tanyakan?"

"SAYA GUS!" seru Atika yang menunjukan jadi telunjuknya

Athar menatap ke arah Atika yang berada di bangku belakang sana "Iya Atika silahkan, apa yang ingin di tanyakan?" ujar Athar kepada Atika

"Mengapa Adab begitu penting dalam agama Islam Gus?" tanyanya menatap Athar yang berada di depan sana

"Seorang muslim selalu memegang Adab dan menghiasai dirinya dengan akhlak yang mulia dengan senang hati. Adab dan akhlak ini menjadi tolak ukur kebaikan seseorang. Seperti di dalam hadist Nabi Muhammad Saw : "Sesungguhnya di antara yang terbaik dari kalian adalah yang paling mulia akhlaknya" ujar Athar yang menjawab pertanyaan dari Atika

"Oleh sebab itu Adab sangat penting dalam agama Islam"

"Sampai sini paham, Atika?" tanya Athar

"Pa-paham Gus" sahut Atika

"Ada lagi yang lain? ingin bertanya?" ujar Athar dengan memandangi seluruh para santri-santrinya yang tengah duduk di bangku bangku sana

"SAYA GUS!" seru salah satu santriwan yang menunjukkan jari telunjuknya kepada Athar

Athar menoleh ke arah santriwan tersebut "Iya silahkan" ujar Athar yang mempersilahkan santriwan tersebut bertanya

"Apakah Adab dan Akhlak itu sama Gus?" tanyanya

"Ya, Adab dan Akhlak memang berbeda, secara garis besar adab merupakan perilaku manusia yang dihasilkan dari norma atau aturan. Sedangkan akhlak merupakan perilaku yang didorong oleh jiwa atau hati seseorang. Meskipun berbeda, adab dan akhlak akan saling mempengaruhi satu sama lain" ujar Athar

"Tapi apakah Adab bagian dari Akhlak Gus?"

"Ya memang, sebab Adab merupakan salah satu bagian dari Akhlak mulia yang kelak akan menuntut manusia untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa menempatkan diri pada tempat maupun waktu tertentu" sambung Athar

"Oh seperti itu Gus" ujar santriwan tersebut

Athar tersenyum kecil "Masih ada yang ingin di tanyakan lagi?" ujarnya

"TIDAK GUS!" seru para santri

"Baiklah jika sudah tidak ada yang di tanyakan lagi, saya akhiri pelajaran ini sampai di sini, karena waktu sudah habis. Semoga kalian memahami tentang apa yang sudah saya jelaskan hari ini kepada kalian semua, saya akhiri Assalamualaikum warahmatullahi waabarakatuh" ujar Athar

"WAALAIKUMSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH" sahut para santri yang menjawab salam dari Gus Athar

"WAALAIKUMSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH" sahut para santri yang menjawab salam dari Gus Athar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

[12-04-2023]

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang