[20] Pergi

2.6K 230 92
                                    

Setelah di pikir-pikir sepertinya Mayra membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu, ia harus mencari tempat supaya hati dan pikirannya juga tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah di pikir-pikir sepertinya Mayra membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu, ia harus mencari tempat supaya hati dan pikirannya juga tenang. Ia tidak bisa terus menerus seperti ini, bersedih memikirkan ucapan suaminya yang berhasil membuat hati kecil nya itu sakit.

"Maafin aku mas, kalau aku pergi tanpa berpamitan dulu sama kamu" ujar Mayra dengan air matanya yang mengalir sembari menyeret koper yang berisi pakaian miliknya itu

Ba'da Isya tadi Mayra pergi meninggalkan rumahnya di saat keadaan rumah sepi dan Athar sedang sholat berjamaah di masjid, begitupun juga dengan Salisha yang tengah sholat.

"Aku nggak tahu harus kemana? Nggak mungkin aku pergi ke pondok, dan meminta izin tinggal di sana untuk beberapa hari" ucapnya yang bingung harus pergi ke mana di hari yang sudah gelap seperti ini

Sedangkan di rumah, Athar di buat kelimpungan karena mendapati secarik kertas di kamarnya yang di tulis oleh istrinya itu.

Di dalam secarik kertas tersebut, Mayra menuliskan bahwa ia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu dan tidak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk Athar.

"Gimana thar, Mayra nya ketemu?" tanya Salisha

Athar mengeleng-gelengkan kepalanya "Belum, kita harus cari di mana lagi" sahutnya sembari mengusap wajahnya dengan kasar

Saat ini Salisha dan juga Athar tengah sama-sama mencari di mana keberadaan Mayra berada "Segitu cintanya ya kamu sama Mayra sampai-sampai kamu sekhawatir ini?" cicitnya dengan pelan membuat Athar langsung menatap Salisha

Athar menyadari bahwa Salisha sedang cemburu karena melihat raut wajahnya yang nampak begitu mengkhawatirkan keadaan Mayra yang entah saat ini di mana.

Memang Athar khawatir, ia sangat kahwatir kepada Mayra takut terjadi sesuatu yang buruk kepada istrinya itu, apalagi sekarang sudah malam seperti ini.

Khawatir bukan berarti sudah mencintai dengan sepenuhnya.

Sekarang Mayra sudah menjadi tanggung jawabnya, keselamatan Mayra adalah tanggung jawab dirinya. Athar tidak mau berdosa jika sampai sesuatu yang buruk menimpa Mayra.

Tapi kamu sudah berdosa Athar menyakiti hati istrimu sendiri.

"Yasudah kita cari lagi, siapa tahu Mayra pergi belum jauh dari sini" ujarnya yang dianguki oleh Salisha, sebelum akhirnya ia kembali mencari Mayra bersama dengan Athar

Salisha menatap punggung Athar yang berjalan di depannya "Aku tahu kamu sengaja gak mau jawab pertanyaan aku yang barusan, karena kamu sebenernya masih cinta sama aku kan mas? Kamu belum bisa melupakan aku sepenuhnya kan?" batinya berucap

Salisha mengenal Athar bukan 1 atau 2 bulan saja, dirinya sudah mengenal Athar hampir 8 tahun lamanya. Dan Salisha sangat mengenal betul sifat dan karakter yang di miliki oleh Athar.

°°°°°

Harus berapa lama lagi Mayra berjalan menyelusuri jalan seorang diri seperti ini, jalanan yang nampak begitu sepi "Ya allah aku udah capek banget, aku udah jalan 1 jam lebih. Aku harus kemana malam ini?" gumamnya

"Mana aku juga belum makan"

Mayra mengusap perutnya dan menatapnya "Maafin Uma ya dek, kamu pasti laper ya. Uma nggak bawa uang dek, uang nya ada di Baba semua" ucapnya kepada janin yang saat ini sedang di kandungnya

Mayra memang tak memiliki uang sepeserpun, uang bulanan yang di berikan kepadanya oleh Athar sudah habis untuk kebutuhan dapur di rumah.

"Ada cewek cantik tuh" celetuk seseorang kepada teman di sampingnya kala melihat Mayra yang berada tak jauh dari pandangannya

"Mangsa baru" sahutnya

Dua pria bertato dan bertindak itupun langsung menghampiri Mayra yang berada di sisi pinggir jalan "Halo cantik" sapanya dengan penuh senyuman menggoda di wajahnya

Mayra menatap Dua pria yang terlihat sedikit menyeramkan itu dengan tatapan takut "Siapa kalian?!" tanyanya membuat dua pria tersebut saling tatap menatap satu sama lainnya

"Ikut Abang yuk" ucapnya dengan lancang memegang tangan Mayra, namun sebelum itu terjadi Mayra langsung menepisnya

"Jangan kurang ajar ya" ujarnya dengan penuh penekanan

Seperti dua pria bertato dan bertindak ini ingin berbuat jahat kepada Mayra. Ya tuhan bagaimana ini, tempat ini begitu sepi dan tidak ada orang di sekitarnya yang bisa Mayra mintai tolong.

"Ayolah neng ikut Abang sebentar" godanya hendak memegang dagu Mayra, namun dengan cepat Mayra menepis tangan pria tersebut dengan kasar

Mayra yang sudah merasa takut itupun memundurkan langkahnya, hendak berlari dari dua pria tersebut yang seperti dua pria tersebut adalah preman.

"Eitss.. mau kemana cantik" ujarnya menahan pergelangan tangan Mayra kala melihat Mayra yang hendak ingin berbalik badan dan berlari

"Lepasin!"

"Uluh-uluh udah ketakutan dia, tapi gemes deh Abang ngelihatnya" sahut pria tersebut yang melihat raut ketakutan dari wajah Mayra

"Udah bos, langsung aja" titah pria yang satunya membuat pria yang tengah menahan pergelangan tangan Mayra itu tersenyum licik kepada Mayra

Mayra mengeleng-gelengkan kepalanya. Tidak! Mayra tidak akan membiarkan kedua preman ini berbuat yang tidak-tidak kepada dirinya. Ia harus bisa lari dari kedua preman ini.

"Lepasin saya!" titah nya yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria bertato itu

"TOLONG!"

"TOLONG!"

Berteriak, itulah yang Mayra lakukan supaya ada orang yang mendengarnya dan menolongnya sebelum sesuatu yang buruk terjadi kepada dirinya.

"Teriak aja, nggak bakalan ada yang denger" sahutnya

Mayra semakin ketakutan di buatnya. Ya tuhan siapapun itu tolong Mayra, saat ini ia dalam bahaya.

"Bawa aja dia sekarang bos, sebelum ada yang lihat" titahnya membuat Mayra mengeleng-gelengkan kepalanya sembari terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan pria bertato itu

"Nggak! Saya nggak mau!"

"TOLONG!"

"TOLO--"

"HEY KALIAN! LEPASKAN DIA!" teriak seseorang yang berhasil memberhentikan langkah kedua pria tersebut saat hendak membawa Mayra pergi

"Siapa lo nyuruh-nyuruh kita buat ngelepasin nih cewek?"

"Kalian berdua jangan beraninya sama perempuan! Kalau berani lawan saya" ujarnya menatap kedua preman tersebut membuat kedua preman itu tersenyum remeh

"Nantangin lo rupanya" sahut salah satu pria itu

"Hajar!"

Pekerlahian pun terjadi, adu pukul-menukul pun terjadi, tinju meninju, tendang menendang, jotos menjotos. Dua lawan satu, kedua preman tersebut menyerang pria yang berniat  menyelamatkan Mayra.

TBC.

~~~~

[27-10-2023]

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang