[16] Ketakutan

3.6K 235 75
                                    

Mayra melihat Athar tiba di kamar, Athar baru saja pulang dari masjid sepelas melaksanakan sholat Jum'at berjamaah, sedangkan Mayra yang masih mengenakan mukena itupun langsung menghampiri dan memeluk tubuh Athar begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mayra melihat Athar tiba di kamar, Athar baru saja pulang dari masjid sepelas melaksanakan sholat Jum'at berjamaah, sedangkan Mayra yang masih mengenakan mukena itupun langsung menghampiri dan memeluk tubuh Athar begitu saja. Kala melihat suaminya yang baru saja masuk ke kamarnya.

Sontak membuat Athar terkejut sekaligus kebinggungan dengan Mayra yang tiba-tiba saja memeluknya erat seperti ini. Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan istrinya? Tidak biasanya Mayra memeluk tubuhnya tanpa meminta izin telebih dahulu.

"Sayang" ucapnya dengan lembut sembari menatap Mayra yang tengah memeluk tubuh kekar dan tinggi miliknya itu

"Biarin aku meluk mas sebentar" lirih Mayra yang berada di pelukan Athar, Athar tersenyum kecil. Sepertinya mode manja istrinya ini tengah muncul

"Manja banget sih istrinya mas ini, baru juga sampai di rumah udah langsung di peluk, kangen ya sama mas?"

"Aku cuma mau peluk mas" sahutnya yang berada di dada bidang milik Athar dengan kedua matanya yang berkaca-kaca

Rasanya Mayra ingin menangis di dalam pelukan suaminya itu, ia takut, sangat takut. Mayra takut jika suatu saat nanti akan ada yang mengambil dan mengantikan posisinya di hidup Athar. Sedangkan ia tahu dan menyadari bahwa di sisi lain ada sahabatnya yang begitu menginginkan Athar untuk menjadi miliknya.

"Aku nggak mau kehilangan kamu mas, aku takut wanita lain akan mengambil mu dariku mas" batinnya berucap dengan air mata yang jatuh membasahi jubah yang masih melekat di tubuh Athar

Merasa ada yang seperti basah di bagian dadanya, dan merembas ke kulitnya, Athar sedikit mengangkat kepala Mayra dengan kedua tangannya untuk melihat ke arah dirinya "Kamu nangis?" tanyanya membuat Mayra yang menatap Athar langsung cepat-cepat mengusap air matanya menggunakan tangannya

"Enggak, aku nggak nangis, cuma kelilipan tadi terus masih perih jadinya mata aku berair mas" sahut Mayra dengan sedikit senyum kecil di wajahnya itu, membuat Athar semakin menatapnya dengan curiga
Mayra tidak akan pandai dalam hal berbohong kepada suaminya itu, Athar sangat mengenali Mayra walaupun mereka baru menjalani kehidupan rumah tangganya yang masih berumur 6 bulan itu.

"Kamu nggak akan bisa bohong sama mas, jujur kamu kenapa nangis? Mas ada salah sama kamu heum?"

Mayra mengeleng-gelengkan kepalanya sembari menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya yang masih berada di pinggang milik suaminya itu "Terus kalau nggak ada apa-apa kenapa kamu nangis sayang, cerita sama mas, kamu enapa?" ucapnya dengan begitu lembut serta pelan dan halus

Tes

Tes

Tes

Se tetes, dua tetes, tiga tetes, perlahan air mata Mayra kembali jatuh membasahi mukena yang masih melekat di tubuhnya itu "Tuh kan nangis, hey, kamu kenapa?" tanyanya  yang langsung menangkup wajah Mayra yang sudah banjir air mata dan menatapnya

"Jangan bikin mas khawatir, kamu kenapa?"

Athar yang sedikit kahwatir itupun langsung mengusap air mata Mayra mengunakan ibu jari miliknya "Aku takut hiks..hiks.." cicit Mayra dengan nada bicaranya yang sedikit bergetar

"Takut apa? Ada yang gangguin kamu? Ada yang macem-macem sama kamu? Kenapa?" tanyanya yang kahwatir akan Mayra yang kenapa-kenapa

Dengan seug-seugan Mayra menjawab pertanyaan dari Athar yang tengah menatap dirinya dengan tatapan khawatir "Aku takut kehilangan mas" lirihnya hampir tidak bisa di dengar oleh Athar tetapi karena Athar yang berada begitu dekat dengan Mayra ia bisa mendengar apa yang Mayra ucapkan walalupun begitu lirih

Athar tersenyum kecil membuat Mayra mengernyit binggung. Mengapa suami ini justru mentertawakan nya di saat dirinya begitu ketakutan, menangis karena takut kehilangan suaminya itu.

"Kok kamu ketawa sih mas?" tanyanya sembari mengusap air matanya dengan kasar

"Jadi kamu tiba-tiba meluk mas, terus nangis di pelukan mas, itu semua karena kamu takut kehilangan mas?" tanya Athar menatap waah Mayra yang tertunduk sembari mengangguk-anggukkan kepalanya

"Astagfirullah halazim sayang kirain mas kamu kenapa-kenapa kok tiba-tiba nangis" ucap Athar membuat Mayra menatapnya

"Ya maaf kalau aku tiba-tiba bikin mas khawatir, aku cuma takut mas ninggalin aku, aku takut kehilangan mas" cicit Mayra sembari memainkan jari-jari tangannya di balik mukena yang ia kenakan

Athar yang berada di depannya itupun langsung memegang kedua tangan Mayra, menatap wajah istrinya dengan senyuman kecil di wajahnya "Dengerin mas ya, sampai kapanpun mas nggak akan ninggalin kamu, mas akan selalu ada di sisi kamu, di samping kamu sayang, selalu dan selalu" ujarnya yang mengengam kedua tangn Mayra dan mengecup kedua tangan istrinya itu

°°°°°

"Pokoknya Uma sama Ayah harus pulang kampung! Bilang sama orang tua Athar kalau Uma sama Ayah menitipkan Salisha kepada mereka, kalau tidak Salisha loncat dari atas sini" teriaknya yang berada di atas pinggiran balkon rumahnya itu

Lila dan Abhilana yang melihat putrinya hendak bunuh diri itupun berusaha sebisa mungkin untuk mencegahnya "Nak, jangan seperti ini, jangan nekat" peringat Abhilana menatap putrinya yang berada di atas sana

"Salisha turun nak, jangan melakukan hal yang bisa membahayakan nyawa mu, ayo turun" sambung Lila dengan wajah yang panik melihat putrinya berada di atas sana

"Tidak! Salisha tidak akan turun!" sahutnya menatap kedua orang tuanya yang berada di bawah sana dengan wajah penuh kepanikan

"Salisha jangan keras kepala!" teriak Abhilana

"Biarkan saja Salisha tiada, percuma Salisha hidup jika tidak bisa mendapatkan Athar! Sama saja Salisha seperti mati!" teriaknyamembuat Lila semakin cemas dan panik

Lila menatap wajah suaminya yang berada di sampingnya itu "Yah, gimana ini? Salisha tidak mau turun, bagaimana jika Salisha benar-benar loncat dan melakukan bunuh diri, Uma tidak bisa kehilangan putri kita satu-satunya yah" lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca sembari tangannya yang mengengam tangan milik Abhilana

Abhilana berpikir sejenak, menatap putrinya yang berada di atas sana. Antara hidup dan mati "Oke-oke Ayah sama Uma akan pulang kampung dan akan menitipkan kamu kepada kedua orang tuanya Athar, tapi ayah minta sama kamu, turun dari situ. Jangan nekat" teriak Abhilana yang akhirnya mau menuruti keinginan Salisha

Salisha tersenyum kecil mendengar jawaban dari ayahnya itu "Nah gitu dari tadi kek, kan nggak usah harus drama-drama kaya gini, mana tinggi banget lagi" batinya bercap sebelum akhirnya turun dari atas pinggiran balkon

Melihat Salisha yang turun dari atas pinggiran balkon itupun dengan cepat Lila dan Abhilana masuk ke dalam rumahnya untuk menemui putrinya itu.

Melihat Salisha yang turun dari atas pinggiran balkon itupun dengan cepat Lila dan Abhilana masuk ke dalam rumahnya untuk menemui putrinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

[20-07-2023]

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang