3 Bulan Kemudian...
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Halimah pun sudah sembuh dan sudah tidak merasakan apapun yang aneh dalam dirinya, teluh dari kiriman seseorang entah itu siapa kini sudah tidak ada lagi pada dirinya.
Begitupun juga dengan Athar yang semakin lama, luka di pinggang nya akibat tusukan pisau itu, kini mulai pulih, mengering dan menghilang. Rasa sakit ataupun ngilu di area pinggang bekas tusukan pisau tersebut juga sudah tidak di rasakan lagi oleh nya.
"Alhamdulillah ya mas, keluarga kita kembali harmonis lagi. Aku seneng deh kita bisa kumpul-kumpul kaya gini, bareng sama Umi, sama Abi, sama kamu juga" ucapnya dengan senyuman bahagia dia wajah cantiknya sembari menyandarkan tubuhnya pada dinding kasur dengan kepala Athar yang berada di kedua pahanya sebagai penganti bantal
Saat ini kedua nya sedang berada di dalam kamar, lebih tepatnya lagi di atas tempat tidur. Tengah mengobrol asik dengan calon anak mereka.
"Jangan lupa sama dedek mochi juga dong di sini" sahutnya dengan tangan yang terulur mengelus perut Mayra yang sudah membuncit itu sembari menatapnya
Terlihat sangat lucu dan menggemaskan kala suaminya itu mengajak berbicara calon anak mereka yang masih dalam kandungan
"Oh iya hehe, gak inget kalau aku lagi hamil" ujarnya terkekeh yang juga ikut mengelus perutnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan nya ia gunakan untuk mengusap-usap pucuk kepala suaminya
"Wah parah Uma dek, dedek masa di lupain sama Uma. Nakal nih Uma nya, nanti kita jewer sama sama ya dek" ucapnya menatap perut Mayra yang buncit sembari mengelus nya dengan lembut dan sayang
"Ehh ya jangan dong, masa aku mau di jewer. Nanti kalau telinga aku copot gimana? Mending Uma nya di sayang, iya kan dek?" sahutnya yang juga ikut mengejar berbicara calon anaknya itu
Athar terkekeh kecil, begitupun juga dengan Mayra "Iya iya jangan di jewer, Uma nya kita sayang aja ya dek, kasihan Uma kalau di jewer" ucapnya "Nanti Uma nangis, Uma kamu kan cengeng tau dek" bisiknya tepat di depan perut Mayra yang buncit
"Aawsh-- sakit sayang, jangan di jambak rambut mas" keluh Athar kala mendapati rambutnya itu di jambak oleh Mayra
"Biarin siapa suruh bilang sama dedek mochi kalau aku cengeng? Kan aku mah nggak cengeng kenapa kamu bilang gitu" sahutnya menatap wajah Athar yang berada di pangkuan nya itu dengan serius
Memang kenyataannya seperti itu, Mayra akhir-akhir ini begitu sangat cengeng dan juga sensitif sekali, hal kecil pun selalu ia tangisi. Menonton film drama Korea pun ia tangisi, tidur tidak di dampingi dan di peluk oleh Athar pun dirinya juga menangis.
"Iya deh iya istri mas yang paling cantik ini memang tidak cengeng" sahutnya dengan senyuman kecil di wajahnya
Mengalah itu lebih baik untuk saat ini, jangan sampai mode ngambek istrinya itu kambuh lagi "Hem" ucapnya sembari memalingkan wajahnya dan juga bersedakep dada
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ATHAR [On Going]
Teen FictionAwas baper, awas salting >< Seorang Gus muda yang terkenal Alim, tampan, dan bijak sana yang harus menikahi santriwati ponpes Al-Ahzar lantaran perjodohan dari kedua orang tuanya. Bagaimana kira-kira akhir dari kisah rumah tangga mereka berdua? 17+...