❤️
•••
Retha memasuki kampus yang masih terlihat sepi. Mengucek mata, rasanya ia masih mengantuk, matkul pagi adalah hal yang paling dibencinya. Retha fokus melalui pembelajaran berhubung ini salah satu kelas dimana ia tidak mengenal siapa-siapa.Setelah dari kelas, Retha mencari tempat adem untuk duduk. Tangannya menusukkan sedotan di susu yang ia beli, sedang tidak bernafsu makan di kantin. Lagipula masih banyak yang perlu dikerjakan dan suasana kantin terkadang sangat tidak memadai karena ramai.
Seseorang duduk disebelahnya, ikut bersandar pada pohon, "Berlindung dari panas?"
Retha hanya mengangguk tanpa mengalihkan tatapan dari layar laptop.
"Al!" Retha berdecak kesal saat Alan merebut minuman di tangannya.
Mengangkat alis, Alan memberi tatapan menghakimi, "Kau suka susu pisang?"
Retha merebut kembali minumannya, "Berhenti mengomentari seleraku, ini enak." tuturnya sebal sambil menghisap sedotan.
"Tentu tidak, aku sangat menghargai seleramu. Berhubung aku punya keduanya. Keunggulan, punyaku pernah masuk ke dalammu."
Retha mencerna sebentar sebelum memukul pundak lelaki itu, "Sialan, mengganggu saja kau. Pergi!" usirnya saat Alan menyeringai nakal.
Alan enggan beranjak dari posisinya, membuat Retha pasrah dan melanjutkan pekerjaannya. Jarinya menari di papan ketik dengan lancar, kadang berhenti untuk sekedar berpikir lalu melanjutkan.
"Proposal Divisi Tambahan BEM," Alan mengeja tulisan disana, memperhatikan kedua nama yang tertera, "Apa ini laporan yang kalian kerjakan bersama?"
Retha mengangguk mengiyakan.
"Lalu kenapa sekarang kau kerja sendiri?"
Retha berhenti mendengar penuturan Alan, ia meraih lagi minumannya, "Saat bertemu, aku ingin banyak berbicara dan sedikit bekerja. Dengan begini kita hanya tinggal mendiskusikan yang perlu dikoreksi." jelasnya.
"Dasar modus." Al menyenggol bahunya, hampir membuat Retha tersedak.
"Brengsek!"
Lelaki itu tertawa melihat ekspresi kesal Retha, ia berlari kecil menghindari amukan wanita itu tak memikirkan salah satu kelas mata kuliah yang tidak ikuti karena menemani Retha.
Sebenarnya ia sedang dalam perjalanan untuk ke ruangan berikutnya saat melihat siluet wanita yang ia hafal luar dalam—ehm, hiraukan perumpamaannya, di bawah pohon.
Timbul rasa ingin mengganggu dalam benaknya, dan sebelum ia sadar, kakinya sudah berputar arah.
Beberapa saat berlalu, seorang perempuan lewat di dekat mereka, Retha mengangkat pandangan saat merasa mengenal wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy with Benefits⚠️
Romance🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞 [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] (SEDANG DALAM REVISI BESAR-BESARAN) "Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah m...