•••
Rupanya keanehan itu bukan hanya mereka yang merasakan, Retha juga.
Hari ini Xander tiba-tiba menekan bel pada pintu apartemennya, mengajak jalan, untung saja Retha sempat menolak sebelum lelaki itu bisa melangkah masuk ke area pribadinya.
Tentu jika ditanya apa Retha senang, ia kan menjawab iya. Namun cara Xander yang datang tanpa mengabarinya terlebih dahulu membuat Retha sedikit merasa terganggu.
"Aku mendapat alamat kakak dari kak Amara."
Itu jawaban yang diberikan kepadanya ketika Retha bertanya. Bukannya ingin mengatakan bahwa Xander tidak sopan, tetapi dari banyaknya orang mengetahui alamatnya, hanya ia yang langsung mendatanginya.
Sebenarnya Alan juga, tapi rasanya waktu sedikit berbeda.
Dress selutut yang dikenakan Retha tertiup oleh angin dari AC, ia sedang menunggu Xander yang pergi ke toilet.
Suasana mall lumayan sepi, Retha bingung kenapa Xander mengajaknya kesini pada mereka sudah dari ini kemarin ketika menonton bioskop.
"Kak Retha menunggu lama?"
Retha berbalik, menatap lembut Xander yang hari ini terlihat tampan seperti biasanya. Kemeja putihnya terpasang apik dengan pasangan celana jeans biru tua, lalu rambut ditata rapi menambah kesan manis.
"Tidak terlalu, kita mau apa di sini?"
Xander menggamit tangannya, kebiasaan yang mulai sering dilakukan lelaki itu, "Ayo tebak."
"Hmm.. Karaoke?"
"Bukan."
"Timezone?"
Xander menggeleng lagi, "Itu tebakan yang bagus, tapi tetap salah."
"Ah, aku menyerah, memangnya apa?" Retha cemberut, mengundang tawa gemas Xander.
Mengusap surai coklat gelap wanita itu, Xander mulai melangkah dengan Retha dalam pegangannya, "Seluncur es."
Berdiri di depan arena permainan, Retha menegak ludah melihat beberapa orang berdiri tegak di atas bongkahan es batu yang dingin menggunakan sepatu khusus seluncur.
Rasa takut dengan cepat menyergapnya, bagaimana jika ia terjatuh?
Xander menarik tangannya masuk ke dalam dan duduk dengan senyuman cerah, "Ini akan jadi sangat seru!
"Tapi Xan-"
Tak mendengar ucapannya, Xander memeriksa bagian sepatu, "Ukuran kakak berapa?"
Retha mengalah menutupi ketakutannya, ia tidak ingin menyurutkan rasa senang Xander.
Mengambil sesuai angka Retha, Xander berlutut di depannya, "Permisi, Kak.
Dengan cekatan Xander melepas sepatu yang sekarang ia gunakan dan memasangkan sepatu khusus di kaki Retha. Saat sedang mengikat tali, Xander mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy with Benefits⚠️
Romance🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞 [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] (SEDANG DALAM REVISI BESAR-BESARAN) "Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah m...