ENEMY WITH BENEFITS || SEMAKIN INTENS

4.6K 173 76
                                    

SOTC : Limbo - Keshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOTC : Limbo - Keshi

•••

Rapat BEM selesai saat Amara kembali ke tempatnya, proyektor berisi jadwal agenda tetap dari pentas seni terpampang jelas sebelum diganti layar hitam setelah dimatikan.

Waktu pentas digelar hanya sisa dihitung hari, persiapan mereka pun sudah matang sepenuhnya.

Retha sedang menggerakkan pena pada kertas HVS, menulis sesuatu saat Xander mendekatkan kursi ke sebelahnya, seperti biasa, dan menggenggam sebelah tangan Retha di bawah meja.

Merasa senang, Retha menerimanya, semakin hari Xander semakin menempel padanya. Tentu saja ia menerima perlakuan junior itu dengan senang hati, mengingat ia mencintainya. Walau untuk sekarang status mereka belum jelas.

Sehingga sisa mereka berdua di ruangan, Retha belum selesai menulis laporan.

"Biar aku yang tulis, tangan kak Retha nanti nyeri jika terlalu lama." Tawaran Xander ditolak Retha, ia sudah biasa melakukan ini.

"Aku merasa tak berguna." Xander jadi murung.

"Tetap di sampingku, kau bertugas menambah energiku. Mengerti?" Akhirnya Xander mengangguk setuju, bahkan menaruh tangannya di belakang punggung Retha, seolah memeluknya.

Kepala Xander turun, mengecup pipinya, "Semangat."

Retha tersenyum baper, rasanya waktu berjalan cepat ketika mereka bersama. Tak terasa laporannya itu setelah selesai.

"Tunggu sebentar, aku akan buat teh hangat."

Retha bangkit dan berjalan ke arah kabinet yang memang disediakan kampus untuk para anggota, meraih teh celup dan gula.

Xander datang dengan dua gelas, membantu Retha mengisinya dengan air hangat, tak ingin wanita itu terluka.

Retha berdecak pura-pura kesal, "Sudah kubilang tunggu saja disana."

"Aku ingin membantu." sanggah junior itu, mengecup rahang Retha yang lebih pendek darinya.

"Tapi aku bisa sendiri."

"Aku tahu." balasnya penuh perhatian, bibirnya kembali turun mendarat di pelipis wanita itu.

Retha yang mengaduk teh semakin dibuat salah tingkah, sejak kapan Xander jadi suka menciumnya seperti ini? Jangan salah sangka, Retha sama sekali tidak protes, ia hanya terlalu bingung.

Padahal karakter Xander masih sama pada orang-orang, waktu rapat tadi ia bahkan menunduk terus malu bersitatap dengan anggota lain. Namun ketika mereka hanya berdua, adik tingkat itu seperti berubah menjadi sosok berbeda.

"Kak Retha bisa bawa itu?"

Xander menatap cemas saat Retha memegang rantang dengan minuman mereka, "Bisa."

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang