SOTC : LIMBO - Keshi
•••
Retha membalas senyuman Xander, melangkah masuk kantin dengan tangan mereka yang saling bertaut.
Ini buruk. Rasanya bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum hari ini, Xander benar-benar memperlakukannya dengan baik hingga Retha merasa sangat bahagia bersama lelaki itu.
Mengantarnya ke meja tempat teman-temannya duduk, "Makan yang banyak." ucap Xander sebelum pergi ke mejanya sendiri.
Mela yang berada di sebelahnya mencolek lengannya jahil, "Sejak kapan?"
Retha mengerjap sok polos, "Huh?"
"Sepertinya kalian sudah masuk tahap baru."
Berdeham malu, "Ehm ya, kami berpacaran."
"Berpacaran?!" Mela membulatkan mata dengan nada tak percaya, rasanya baru kemarin keduanya mulai dekat, waktu cepat sekali berlalu.
Mengangguk pelan, Retha mulai memakan mie yang dipesannya di kantin kampus, diikuti tatapan teman-temannya yang masih tidak menyangka.
"Tapi tha.. bukankah itu terlalu cepat?" Farel berkomentar hati-hati, takut merusak kebahagiaan temannya.
Pertanyaannya diikuti anggukan Anna, wanita itu menatap khawatir mengingat ia pernah punya masalah hubungan terdahulu—tak ingin Retha mengalami hal serupa.
Retha terdiam sebentar, memilah jawabannya, tapi entah kenapa bibirnya tidak bisa mengeluarkan balasan apapun.
Sebenarnya waktu Xander memintanya untuk menjalin hubungan kemarin, Retha tak berpikir panjang saat menerimanya. Wanita itu terlalu terbawa suasana hingga menepis kenyataan bahwa jawabannya akan berdampak besar bagi hubungan keduanya.
Retha awalnya juga berpikir ini terlalu cepat, mereka memang sudah saling mengenal, tapi masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Namun merasakan perlakuan Xander kemarin dan hari ini, membuat Retha menepis keraguannya dan berusaha yakin.
Toh, kan dia juga yang pertama menyukai Xander. Kenapa harus merasa bimbang seperti ini?
Tersenyum tipis, Retha menggeleng, "Aku mencintainya, dia mencintaiku. Sesimpel itu tak perlu dibuat rumit."
Mendengar jawaban teman mereka, yang lain mengangguk paham. Semoga Xander akan membahagiakan Retha.
Lalu suara riuh datang dari arah pintu masuk, rupanya Alan baru datang, diikuti sorakan dari banyak penghuni kantin, mengucapkan selamat kepada lelaki itu.
Seringai tercetak lebar di bibir tipisnya, itu membuat Retha ikut tersenyum. Alan memang pribadi yang menyenangkan bagi orang lain, tak heran dia sangat populer dan memiliki banyak teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy with Benefits⚠️
Romance🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞 [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] (SEDANG DALAM REVISI BESAR-BESARAN) "Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah m...