ENEMY WITH BENEFITS || TEMPAT PELARIAN

4.4K 213 45
                                    

Alan is back!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alan is back!

SOTC : Scars - Keenan Te

•••

Alan meraih jaket yang tergantung dengan kasar, melangkah gusar meninggalkan apartemennya.

Mengecek jam tangannya, giginya bergemeletuk melihat jarum menunjuk pada angka 01:26, hari sudah menjelang pagi dan Retha masih berada di luar sana.

Barusan Xander memanggil nomornya, entah dapat darimana.

Awalnya Alan ingin mematikan dengan acuh, enggan bertukar kata dengan lelaki yang sangat ia benci. Belum lagi junior itu selalu membuatnya emosi saat bersama Retha.

Namun apa yang ia sampaikan tadi benar-benar membuat Alan naik pitam.

"Ini kak Alan?" Nada suara di ujung sana terdengar gusar.

"Ya, siapa ini?"

"Ini Xander," Alan hampir saja mematikannya jika bukan nama Retha yang selanjutnya keluar.

Memastikan pendengarannya, "Apa kau bilang?"

"Kak Retha hilang."

Alan merutuki udara malam yang menyergapnya ketika ia keluar dari apart, Alan bukan kesal karena merasa dingin, dalam pikirannya saat ini hanya Retha.

Jika ia yang telah menggunakan jaket saja masih merasa kedinginan, bagaimana dengan wanita itu?

Masuk ke dalam mobil, Alan berpikir keras kira-kira dimana keberadaan Retha saat ini.

Xander bercerita bahwa wanita itu mendapat telepon dan berlari dengan kalangkabut karenanya, dan sampai saat ini belum juga kembali. Lelaki itu telah bertanya pada satpam apartemen Retha yang mengatakan bahwa ia sama sekali belum melihat sosoknya sejak dibawa pergi.

Berkeliling kota dengan kecepatan tinggi, Alan mengunjungi kampus, mall, hingga pasar malam yang didatangi bersama waktu itu. Nihil. Teriakannya hanya dibalas semilir angin malam.

Tidak ada tanda keberadaan Retha dimana pun, seolah wanita itu hilang ditelan bumi.

Alan memukul stir dengan kuat menahan emosinya, ia membayangkan hal berbahaya saat ini terjadi pada Retha. Tanpa seorang pun bisa menyelamatkannya.

Berpikir, Al. Demi Retha.

Tak lama, suatu tempat muncul di pikirannya, Alan segera melajukan mobil dengan sangat cepat ke sana.

Tak mempedulikan jika saja ia bisa kecelakaan saat ini, hanya Retha yang memenuhi seluruh otaknya. Wanita yang Alan cintai.

Memarkirkan mobilnya dengan acak-acakan, Alan segera keluar dan berlari menerobos hutan lebat bermodalkan cahaya lampu senter dari ponselnya. Bibirnya merapalkan harapan bahwa Retha berada disini, selamat dan baik-baik saja.

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang