ENEMY WITH BENEFITS || 🔞 PERANGKAP ALAN

30.4K 356 11
                                    

One word

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

One word. Enjoy.

•••

🔞

"Ahh.. Mmh.. Sshh.."

Retha mencengkram rambut Alan yang menggelitik paha dalamnya, lelaki itu terlihat sangat menikmati perbuatanya hingga terdengar suara decap basah.

Alan mengusap pelan paha Retha dengan mata tertutup, lidahnya fokus menjilat cairan yang terus melebar ke luar, menggumam berat dengan lezat.

"Slrpp, slrp.. Enak sekali, Angel. Rasamu terlalu candu." Getar dari suara Alan membuat miliknya ikut gemetar samar.

Retha menggigit bibirnya keras saat pelepasan itu datang, Alan menyambutnya dengan senang hati dan langsung menghabisi cairan lengket tersebut.

Lelaki itu kembali menyatukan bibir mereka membuat Retha ikut merasakan cairannya bersama ludah Alan, keduanya kembali berperang lidah dengan sengit.

Retha berjengit kecil saat kepala kemaluan Alan mulai memasuki dirinya, desahannya teredam penyatuan bibir mereka yang intens, Retha bisa merasakan tumpahan liurnya yang terlalu penuh hingga menuruni dagu.

Tangannya berpindah mencakar punggung terbuka Alan saat miliknya masuk memenuhi setiap inci dirinya. Retha sedikit merasakan perih—masih belum terbiasa akan ukuran lelaki itu yang terlalu besar dan panjang, daging kasarnya bergerak pelan menumpuk lubangnya.

"Anh.. Ahh.. Enakhh, Alanmphh!" Desahan Reta hanya terdengar sebentar sebelum Alan kembali menutup akses mulutnya, menggigit bibir plump Retha seperti roti.

Suara tubrukan kulit keduanya sangat renyah, Alan mempercepat goyangannya saat Retha mulai terbiasa. Ia melayangkan tamparan keras pada bokong wanita itu berkali-kali lalu mengusapnya lembut.

"Akh.. Tha- Shh.."

"Mmh.. Kau s-sangathh besar.."

Alan makin bergairah melihat wajah kenikmatan Retha, bibir merah mengkilapnya terbuka kecil mengeluarkan alunan desahan namanya dengan tersenggal, mata hazelnya terlihat sayu dan submisif membuat Alan ingin terus menguasainya.

Tatapannya turun pada—lagi lagi, banyak bukti hisapan bibirnya yang berwarna kontras dengan kulit cerah Retha, sangat menggoda.

Bayangan adik tingkatnya jika berada di posisi Alan membuat lelaki itu kembali naik pitam, tangannya tanpa sadar mengepal hingga tergores oleh kuku sendiri.

Alan makin menggila memasuki Retha dan bertekad membuatnya keluar. Sodokan dan tumbukan tak henti ia keluarkan mengiringi desahan tersendat-sendat Retha kala tubuhnya terhentak mengikuti gerakan miliknya.

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang