ENEMY WITH BENEFITS || RENDAH DIRI

3.4K 152 15
                                    

SOTC : Anything You Want - Reality Club

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOTC : Anything You Want - Reality Club

•••

Retha lagi-lagi melamun—entah sudah keberapa kalinya hari ini, duduk diam di kursi taman menatap kakinya yang menjuntai di atas tanah.

Sekawanan merpati mengerubungi remah roti yang ia lempar, saling berebutan hingga Retha memberi mereka lebih banyak.

"Kak Retha, burung-burungnya cantik!"

Retha menoleh, tersenyum kecil pada Lea yang melompat girang. Gadis kecil itu berlari ke arah kumpulan merpati bermaksud memeluknya, namun semua hewan itu terbang pergi menghindar.

Itu membuat dia cemberut, "Apa mereka tidak menyukai Lea?"

Retha menggeleng tak setuju, mengusap lembut surai panjang Lea, "Tidak benar, merpati hanya merasa terancam dan takut karena Lea mendekat tiba-tiba. Coba beri mereka makanan terlebih dahulu."

Mengambil sekepal roti, Retha mencontohkan dengan kembali melemparnya ke bagian tadi, membuat para merpati kembali lagi.

Lea bertepuk tangan girang, "Lea mengerti!"

Atas ajaran Retha, gadis kecil itu mulai menghujani banyak sekali remahan pada merpati, membuat Retha tertawa gemas.

Xander ikut tertawa, mengecup lembut pipi gembil adik sepupunya dan mengambil tempat di sebelah Retha. Tiga minuman dingin memenuhi tangan lelaki itu.

"Terima kasih." Retha meneguk miliknya, segar.

Xander menggangguk, juga bergerak minum, tak menyadari tatapan Retha yang mengarah sepenuhnya padanya.

Retha masih kepikiran soal lelaki itu dengan Amara, tak bisa menghilang walau sudah coba ia tepis, malah semakin membuatnya penasaran.

Tak tahan lagi, Retha membuka suara, "Kau dan Amara waktu itu.. sedang membahas apa?"

Xander hampir tersedak, mengerjap lugu pada Retha, "Yang mana?"

Respon itu semakin membuat Retha malu, menyesal telah bertanya yang bukan urusannya, "Lupakan saja."

Xander terdiam, mencoba mengingat apa yang dimaksud wanita itu. Pipinya memerah saat sadar, "Ah, itu aku-"

"Tidak perlu repot, aku hanya iseng bertanya."

Malu sekali, akan kutaruh dimana mukaku setelah ini? batin Retha berteriak, pasti Xander telah mengira ia perempuan over protektif dan suka mencampuri urusan orang.

Di luar dugaan, lelaki itu malah mengangkat tangannya dan mengusap rambut Retha tersenyum, "Aku yang mau menjelaskan," Rupanya dibanding dia, wajah Retha saat ini lebih memerah. Itu membuat Xander merasa gemas sendiri, "Aku akan tampil nanti saat pentas seni."

"Benarkah?!"

Melebarkan senyum atas ekspresi terkejut Retha, Xander mengangguk, "Aku mengikuti saran kakak."

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang