ENEMY WITH BENEFITS || PARTNER

33.8K 497 4
                                    

Press the 🌟, Love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Press the 🌟, Love. Enjoy the story.

Any Re-readers?

•••

"Sialan, letakkan itu, Alan!"

Gadis bersurai coklat gelap itu memicingkan mata, buku ekonominya terputar di telunjuk seorang lelaki layaknya bola basket.

"Datang kesini kalau kau menginginkannya." Alan mengedipkan sebelah matanya membuat Retha semakin kesal.

"Kau benar-benar!!"

"Alan, berhentilah bermain dan kembalikan buku Retha." Salah satu teman mereka, Denov, menghembus lelah. Sudah setengah jam ia mengerjakan tugas kelompok sendirian. Mengapa? Tentu karena temannya sedang sibuk mengganggu anggota lain.

Yang dipanggil hanya menyengir sebelum melempar buku di tangannya kembali pada pemilik asal, yang sialnya mendarat tepat di wajah masam Retha.

"Brengsek!"

•••

"Lihat, dia tampan sekali."

"Itu kakak tingkat kita, kan? Tidak sia-sia aku daftar kuliah disini."

"Wah.. postur tubuhnya sangat ideal."

Retha tersedak saat seseorang menepuk punggungnya kasar, "Alan sangat populer, ya? Tidak heran sih? jika diperhatikan dia memang sangat attractive."

"Mel, jika kau memukulku hanya untuk memuji si brengsek itu-"

Tawa nyaring Mela memotong ancaman Retha, "Astaga, aku tau kalian bermusuhan, tapi aku tidak tau jika matamu sedikit bermasalah, Tha."

Retha meneguk es tehnya, "Musuh? Berhenti membahas itu, dia hanya orang asing bagiku."

"Retha, Mela!" Panggilan itu diikuti dentuman mangkuk bakso di meja mereka, Mela tersenyum lebar melihat dua orang yang baru datang.

"Hah.. Pelajaran pagi ini sangat melelahkan, dosenku sepertinya memiliki mood buruk." keluh Anna, yang diangguki Farel—keduanya baru menyelesaikan kelas mereka.

Retha mengendikkan bahu, "Bu Lisa sedang hamil, maklumi saja."

Mata gadis itu lalu menjelajahi kantin, ia mencari seseorang. Bibirnya melengkung kecil saat mendapati sosok tersebut. Suara teman temannya makin samar terdengar dan suasana kantin membura, seolah hanya ada mereka berdua.

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang