ENEMY WITH BENEFITS || 🔞 BUBUK KECEMBURUAN

19.6K 209 6
                                    

Sengaja upload malam-malam, tau kan kenapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sengaja upload malam-malam, tau kan kenapa?

•••

Retha mengepalkan tangan dengan kesal, menahan keinginan untuk segera membunuh Alan beberapa hari ini.

Sejak malam itu, Alan semakin menempel padanya. Bahkan setiap berpapasan, Alan akan mengikuti kemana Retha pergi, bahkan jika perlu membolos mata kuliahnya.

Lelaki itu bahkan jadi jauh lebih aneh, terkadang tersenyum lebar tanpa alasan atau datang dan memegang tangannya dimana pun. Seringkali juga berusaha mencuri kecupan kecil saat mereka masih berada di koridor kampus.

Di. Depan. Mahasiswa. Lain.

Retha kerap menyesali keputusannya mengajak Alan ke tempat rahasianya, mengira mungkin salah satu penunggu disana merasuki jiwanya hingga bertingkah di luar kebiasaan.

Saat ini Retha berada di taman kampus, duduk di bangku bersama Xander.

"Tak terasa sebentar lagi pentas seni kita." ujar junior itu, bersandar pada kursi.

Retha mengangguk, "Kerja keras kita selama ini akan terbayarkan."

"Kakak suka mendengarkan lagu?"

Pertanyaan itu begitu tiba-tiba, tapi Retha tak lagi terlalu kaget, hubungannya dengan Xander tak bisa dibilang hanya sebatas kawan organisasi lagi hingga pembahasan di luar topik itu sudah terhitung normal.

"Terkadang." jawab Retha.

Responnya membuat Xander sedikit antusias, matanya memandang penuh rasa ingin tahu, "Tipe musik seperti apa?"

Retha berpikir sebentar, "Mungkin yang bisa membuatku merasakan emosi penyanyinya."

"Hmm.."

"Memangnya kenapa?"

"Ah, tidak apa. Aku hanya penasaran." Xander menggerakkan tangan dengan gugup, seolah menyembunyikan sesuatu.

Retha mengangkat sebelah alisnya, "Kau sudah mulai bermain rahasia denganku, ya?"

Mendapati tatapan penuh selidik wanita itu, Xander jadi memerah, "Kumohon jangan lihat aku seperti itu." ucapnya, menutup wajah dengan tangan.

Tersenyum kecil, Retha mengelus rambut lelaki itu dengan gemas, rasanya seperti memiliki peliharaan kucing yang imut.

Xander memandangi tangannya, menatap sayu membuat jantung Retha berdetak kencang. Dia lemah jika Xander sudah begini.

Saat Retha menarik tangan, Xander bergerak tetap menahannya di atas sana, "Lakukan lagi kak, aku suka.." pintanya.

Retha semakin melebarkan senyumnya dengan pipi memerah, menuruti permintaan adik tingkat yang ia sukai, tangannya kembali mengusap lembut menyalurkan perasaan yang dimilikinya, berharap Xander peka.

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang