ENEMY WITH BENEFITS || PERUBAHAN ANEH ALAN

8.3K 179 0
                                    

Hi there!👋🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi there!👋🏻

•••

Retha mengerang pelan, mengingat semalam ia masih berada di tempat Xander, tertidur di atas meja dengan posisi meringkuk.

Kenapa mejanya tiba-tiba terasa empuk?

Mata hazel itu perlahan menampakan diri, berusaha terbiasa akan cahaya lampu yang langsung menembus retinanya. Retha mengernyit, apa dia di apartemennya?

Kakinya melangkah keluar kamar, tidak ada siapa-siapa. Lalu siapa yang membawanya semalam? Apa pertemuannya dengan Xander hanya mimpi?

Retha terkekeh pelan akan pikiran konyolnya, ia kembali menjalani hari dengan normal, mungkin Xander yang mengantarnya pulang.

Saat mengunyah sarapan, Retha membuka ponsel. Rupanya ada history panggilan terbaru, nomor tidak disimpan tapi Retha mengenal angka terakhirnya. Itu Alan. Lelaki itu menelepon nya sekitar jam 9 malam, dan tersambung. Seingatnya ia tidak berbicara dengan Alan kemarin.

Mengendikkan bahu, Retha lanjut makan dengan acuh. Beberapa hari pun berlalu seperti biasa.

•••

"Retha, hei."

Denov melambaikan tangan padanya lalu berlari kecil mendekat. Retha segera menutup lokernya dan menyambut lelaki itu.

"Kau akan latihan lagi sebentar?" Retha menunjuk baju luaran putih Denov yang agak transparan, memperlihatkan jersey basket kampus mereka.

Denov mengangguk, "Ya, kompetisi tinggal sebentar lagi. Tidak ada waktu untuk bersantai."

Retha menepuk pundaknya, "Tapi tetap ingat untuk jaga kesehatanmu." Perhatian itu membuat Denov mengacungkan jempol.

"Katakan itu pada Alan, dia selalu latihan ekstra seminggu ini."

"Kenapa bisa?" tanyanya penasaran.

"Tekanan para senior," Denov terlihat agak murung, "Saat ia ditunjuk sebagai ketua oleh pelatih, banyak kakak tingkat merasa tidak adil dan tidak pantas dipimpin denga yang lebih muda. Kau tau lah, senioritas."

Retha menyimak, "Ditambah lagi akhir-akhir ini dia seperti banyak pikiran."

Kesenduan Denov terlihat jelas pada rautnya. Alan sudah dikenal sebagai sahabat karibnya yang tak terpisahkan, Retha paham bagaimana rasanya ingin membantu tapi tak tau bagaimana.

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang