I'm incredibly thankful this story got more attention🤍
•••
"Hmm.. Denov suka yang mana?"
Retha memperhatikan menu di restoran dekat rumah sakit, menimbang-nimbang.
Menyikut lelaki di sebelahnya, "Bagaimana seleranya, Al?"
Tak mendapat respon, Retha berbalik mengira Alan kembali fokus pada ponselnya. Rupanya lelaki itu sedang menatapnya tajam dari samping, membuatnya mengerjap bingung.
Retha memutar mata sebal, "Alan, cepat bantu aku pilihkan makanan untuk sahabatmu. Dia kelaparan."
"Aku juga lapar." Alan menjawab.
Menu tersodor ke hadapannya, "Kalau begitu cepatlah selesaikan, sekalian pesan punya Denov."
Menatap Retha, Alan menyingkirkan kertas tebal tersebut dan menggapit dagunya, menanamkan kecupan basah pada bibir plump itu.
Retha mendorongnya menjauh, "Kau gila?!" Matanya menyebar memastikan tidak ada yang melihat adegan singkat itu.
Lelaki itu tak menjawab, hanya melihat dengan sebelah alis terangkat, tidak ada tanda tanda rasa bersalah disana.
"Bagaimana jika seseorang melihatnya!"
"Aku tak peduli," Mengangkat bahu seolah itu hal yang biasa. "Kau yang menyuruhku menyelesaikannya, Tha."
Retha menggeleng, tak habis pikir dengan jalan pikiran Alan, "Maksudku makanan, otakmu isinya memang cuman hal begituan, ya?"
Alan tak menjawab, menemukan pemandangan dari jendela restoran lebih menarik dari apa yang mereka bicarakan sekarang.
Retha menghela nafas, Denov tadi mengeluh bahwa makanan rumah sakit terlalu hambar untuknya hingga ia menawarkan untuk keluar membelikan lelaki itu sesuatu, entah kenapa Alan juga ikut keluar bersamanya.
Setelah keheningan lumayan lama, Alan membuka suara, "Bagaimana hubunganmu dengannya?"
"Lumayan, makin dekat." Retha tersenyum memainkan kerah tangan dari hoodie Xander yang ia gunakan, bau harum maskulin muncul dari sana.
Raut Alan datar, "Kau sudah ada rencana selanjutnya?"
"Kenapa aku merasa kau menginterogasiku?"
"Aku cupid kalian, bukan?"
Mata Retha mengarah ke atas, membayangkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya dalam hubungan mereka, "Sejujurnya aku masih belum tau. Aku tidak mau melakukannya terlalu cepat, apalagi belum pasti Xander melihatku diluar dari senior yang ia hargai. Bisa saja apapun yang dia lakukan sekarang hanya bentuk perhatian sesama teman, tak lebih," Retha memuram, "Hanya aku yang merasa berlebihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy with Benefits⚠️
Romansa🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞 [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] (SEDANG DALAM REVISI BESAR-BESARAN) "Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah m...