•••
"Aku mencoba menghubungimu kemarin, teleponmu tidak aktif?"
Retha mengangguk "Ya, aku ada urusan penting."
"Dengan siapa?"
"Xander."
Raut wajah Mela berubah jahil, tangannya bergerak menoel pinggang Retha, "Si adik gemas itu? Sudah tahap mana kalian?"
"Kami berciuman."
"Kh-"Denov yang mendengar itu tersedak pelan, membuat Retha segera mendatanginya karena khawatir.
Mengecek keadaan lelaki itu, "Kau tak apa, Nov?"
Denov menggangguk mengangkat jempol, saat ini di meja memang hanya mereka bertiga, sisanya sedang ada jadwal matkul.
Setelah memastikan, perhatian Retha kembali tertuju pada Mela yang sangat terkejut, mulutnya sampai terbuka karena perkataannya.
"Bumi ke Mela. Halo?" Retha menjentikkan jari di depan wajahnya.
Menggeleng pelan tak menyangka, Mela meraih kedua pipinya dengan cepat, "Kalian berciuman.. Berarti sudah sejauh itu?!"
"Mm, Mungkin."
"Apa kalian saling melumat? Atau.. Lidahnya masuk?"
Wajahnya memerah mendengar pertanyaan absurd Mela, ia menepis halus tangan wanita itu darinya dan menggumam, "Hanya menempel."
Retha ingat bibir mereka sudah bertautan lebih semenit, ketika Xander sedikit bergerak, Retha langsung menjauh. Jantungnya memang berdetak sangat cepat, tapi entah kenapa rasanya ada sesuatu yang salah. Mungkin ia masih belum familiar.
Mela memekik senang, "Bagaimana rasanya?"
"Enak," Retha memaksakan senyum kecil, "Manis sekali."
Mela bertepuk tangan heboh mendengarnya, ikut senang karena sahabatnya sepertinya sudah menemukan tambatan hati.
Di sisi lain, Denov memandang kosong gelasnya. Mendengar dari cara Retha bercerita, hubungan wanita itu dengan Xander sudah mulai serius. Jika Alan tidak segera bertindak, maka ia akan kehilangan Retha.
•••
Bel pintu apartemennya berbunyi membuat Retha mengerutkan dahi, ini pertama kalinya seseorang datang bertamu. Kira-kira siapa?
Memperbaiki cara berpakaiannya, Retha mengintip dari lubang kecil. Rupanya Alan.
Ada urusan apa lelaki itu kesini?
Retha membuka pintu, "Alan?" Ia tersenyum miring melihatnya, mengangkat gantungan putih di tangannya yang sepertinya berisi makanan, "Boleh masuk?"
Mengangguk pelan, Retha menyingkir membiarkan Alan mengikutinya, ia merasa sedikit tidak aman mengingat ini pertama kalinya seseorang memasuki apartnya, "Taruh disitu saja." Alan mengangguk, menyimpan di atas meja tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy with Benefits⚠️
Romance🔞MATURE CONTENT - ADULT ROMANCE🔞 [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] (SEDANG DALAM REVISI BESAR-BESARAN) "Apa yang kau lakukan?!" Retha berbisik garang, suaranya terdengar serak saat jari-jari Alan menepikan dalamannya di bawah m...