ENEMY WITH BENEFITS || SERANGAN PANIK

10K 166 2
                                    

SOTC : Line Without a Hook - Ricky Montgomery

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOTC : Line Without a Hook - Ricky Montgomery

•••

Retha menatap pantulan dirinya di cermin, bercak bibir Alan sukses menghiasi hampir setiap inci tubuhnya.

Menumpukan tangan di wastafel, wanita itu memperhatikan raut wajahnya dengan intens. Sosok berambut coklat sepunggung menatap balik ke arahnya, alis tegas, rahang terbentuk halus dan hidung kecil tinggi.

Bibirnya berwarna merah dan bengkak, jempol Retha mengusap labium tersebut dengan perlahan.

Terakhir badannya, Retha menarikan tangan menulusuri lekuk badan miliknya yang masih terasa lemah, melewati puluhan tanda keunguan yang terpatri.

Tanpa sadar, air matanya menetes. Mengusap kulit halus itu dengan keras dan kasar, mencoba menghilangkan bekas apapun yang ia lihat.

Retha merasa kotor. Ibarat tisu yang dicelupkan pada tinta hitam dan dibuang dengan tidak berharga. Rasanya ia sudah tak memiliki harga diri untuk sekedar keluar dari ruangan menghadapi Alan.

Isakan kecil mencari jalan keluar dari mulutnya yang bergetar pelan, tanda itu tidak mau hilang, mau seberapa keras Retha mencoba dia tidak bisa membuat dirinya kembali berharga seperti dulu.

Dadanya sakit bagai dihantam palu, menghancurkan setiap keping pertahanan yang sudah ia bangun di atas memori buruk masa lalunya.

Kenapa bayangan itu tidak mau hilang?!

Merasakan sakit di kulit kepalanya ketika ia menjambak keras, berusaha melampiaskan rasa sakitnya. Sekelibat memori merasuki akalnya, saat lelaki itu mengurung dan menyakitinya dengan sedemikian rupa.

Retha menggeleng keras, mencoba menghilangkan kepingan ingatan dari setiap detik penyiksaan batin yang terjadi saat itu, lebih memilih mati daripada harus merasakannya lagi. Tubuhnya merosot ke lantai kamar mandi yang dingin, mengatup bibir rapat mencoba meredam tangisannya semakin histeris, masih terbayang bagaimana lirihnya permohonan yang ia lontarkan demi mengakhiri semua rasa sakit, usahanya menghetikan lelaki itu yang ingin mengambil alih semua miliknya.

Dan tentu saja itu semua sia-sia, perjuangan Retha tak berarti apapun saat matanya terbuka disuguhkan pemandangan tubuh bugilnya di dalam selimut tebal.

Kepalanya berdentum keras, pandangan Retha memuram saat Alan mendobrak masuk dengan raut penuh keterkejutan nyata.

"Tha!"

Lelaki itu menggendongnya dengan hati-hati, menatap cemas wajah Retha yang dipenuhi air mata. Tidak menghiraukan tubuh polos wanita itu, perhatian Alan sepenuhnya tertuju pada keadaan Retha.

Enemy with Benefits⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang