Bab 16

210K 8.5K 263
                                    

"Dasar caper, ngapain juga sih Adel disini. Aku jadi tidak sarapan gara-gara teman baikku ini, sungguh menyebalkan." Gumam Serena kesal, dirinya tidak sadar kalau Vincen sudah ada dihadapannya.

"Hai, Kak Vincen." Sapa Adel sekaligus menyadarkan Serena dari lamunannya, Serena terkejut melihat Vincen sudah berada di hadapannya. Serena tersenyum menyeringai saat dirinya mendapatkan rencana jahat membasmi pelakor.

"Saya..." Ucapan Vincen terhenti karena Serena merapihkan dasinya, jaraknya terlalu dekat menurut Vincen.

"Kamu ini gimana sih Mas, masa pasang dasi miring kaya gini. Biasannya aku yang pakaikan dasinya Sekarang kamu harus pakai sendiri karena aku temuin temen aku dulu, maaf ya Mas." Ucap Serena, Vincen menatap Serena datar. Sejak kapan istrinya sering memasangnya dasi untuknya? Hoax sekali, semua keperluannya dirinya yang lakukan sendiri.

"Saya sen..."

"Iya Mas, aku tahu kamu marah karena aku ninggalin kamu lama." Serena tersenyum manis menatap suaminya, tidak akan Serena biarkan Vincen membongkar rencananya.

Cup

"Udah enggak marah lagi kan, Mas?" Vincen tertegun mendapatkan ciuman mendadak di bibirnya dari istrinya yang banyak drama. Meskipun sekilas tapi Vincen masih mengingatnya, ternyata istrinya sangat pemberani sekali.

"KAMU..."

Serena langsung menggenggam tangan Vincen saat jari telunjuknya menunjuk dirinya dengan bibir yang masih tersenyum kepada suaminya.

Adel yang melihat kemesraan Serena di hadapannya mengepalkan tangannya kuat-kuat, dirinya cemburu melihatnya. Harusnya yang cium Vincen itu gue bukan Serena yang norak itu-- pikir Adel marah.

"Serena." Panggil Adel, Serena langsung melihat ke arah Adel.

"Ah maaf Adel, aku tidak bermaksud membuat kamu melihat keromantisan aku dan suamiku. Tapi aku tidak bisa membuat Mas Vincen marah padaku, kamu tahu kan alasanku apa." Lirih Serena tapi dengan wajah Santai, dirinya harus membuat Adel percaya bahwa Serena masih mempercayainya agar ia tahu apa rencana yang temannya mainkan. Kecuali Vincen sudah berpihak padanya, maka ia akan memutuskan pertemanan toxic ini sepihak.

Meskipun kesal Adel berusaha mengatur nafasnya yang memburu, dengan senyuman yang dibuat-buat ia berucap. "Gue ngerti, mungkin pertemuan hari ini sampai sini saja."

"Kamu enggak mau ngobrol sama aku dulu?"

"Enggak, lain kali aja." Mana mau Adel melihat keromantisan orang yang dirinya incar bermesraan dengan Serena.

"Yaudah, aku sama suamiku anter kamu ke depan ya." Serena tidak menyadari kalau Vincen menatapnya tajam.

"Enggak perlu! Gue bisa sendiri. Kak Vincen, aku pamit pulang ya." Adel berusaha menunjukkan senyum terbaiknya untuk Vincen, tapi sedari awal Vincen tidak melihatnya sedikitpun karena yang terus dilihatnya adalah istrinya.

Dengan perasaan cemburu, Adel berjalan pergi ke luar tapi panggilan Serena menghentikannya.

"Lain kali kalau mau bertamu ke rumah orang tahu waktu ya Del, kamu tahu sendiri orang yang sudah berumah tangga ngapain aja. Takutnya aku sama suamiku lagi itu..... ya kamu tahu lah ya Del? Tapi yang aku sayangkan sih aku lapar belum sarapan." Ucap Serena, Adel semakin kesal mendengar ucapan yang Serena lontarkan tanpa berucap Adel langsung pergi dengan jalan cepat.

Serena tersenyum puas melihat wajah Adel yang jelek, ia sengaja melakukannya tadi agar membuat Adel cemburu. Dirinya tahu Adel sering menghasut dirinya berpenampilan jelek agar Vincen tidak menyukainya dan disitulah Adel beraksi membuat Vincen mencintai Adel. Tapi sekarang yang ditubuh Serena adalah Serina, ia tidak akan membiarkan siapapun merebut miliknya. Ya, Vincen hanya miliknya bukan Adel, Gladys, atau siapapun itu.

Transmigrasi Seksi Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang