Bab 28

147K 6.7K 410
                                    

Serena membuka pintunya menyambut sang suami yang sudah pulang dari kantor, ia mengambil tas milik Vincen.

"Tumben pulangnya jam segini Mas?" Tanya Serena, karena sekarang sudah pukul sembilan malam.

"Kenapa, rindu sama saya?" Tanya balik Vincen membuat Serena mendengus.

"Bukan gitu, tapi aneh aja."

"Bahkan biasanya saya tidak pulang jam segini." Vincen melepaskannya jasnya dan menaruhnya di sofa.

"Biasanya pulang jam berapa?" Tanya Serena, mana dirinya tahu Vincen biasa pulang jam berapa karena dulu Vincen tidak pulang ke mansion Casanova melainkan ke apartemennya.

"Jam dua atau tiga, kadang pagi juga."

Mata Serena melotot, bener ya dikatakan Idoy Vincen workaholic. "Jangan dibiasakan kaya gitu Mas, enggak baik buat kesehatan kamu. Cinta pekerjaan boleh, tapi kamu juga harus tahu waktu."

"Kata siapa saya cinta sama pekerjaan?" Tanya Vincen.

"Bukannya bener ya."

"Saya cintanya sama kamu." Vincen berjalan mendekati Serena membuat Serena mundur ke belakang, tapi sialnya ada ditembok di belakangnya membuat dirinya tidak bisa kemana-mana lagi dan dengan leluasa Vincen mengurung Serena dengan kedua tangannya ditembok.

Saat Vincen ingin menyentuh pipi istrinya, Serena memalingkan wajahnya seperti tidak ingin disentuh. Vincen mengerutkan keningnya tidak suka.

"Kenapa menghindar?" Tanya Vincen datar, Serena menelan ludahnya karena gugup wajah suaminya sangat dekat dengan dirinya. Ia sengaja menghindar, dirinya tidak bisa membuat Vincen mencintainya.

"Bukan menghindar Mas, kamu bau belum mandi." Jawab Serena cepat takut suaminya marah.

"Kalau saya sudah mandi, saya boleh deket-deket kamu?"

Serena terus menatap kesamping, dirinya tidak sanggup menatap mata tajam suaminya. "Eummm ya bi-bisa dipertimbangkan."

Bukannya menjauhkan wajahnya Vincen malah memiringkan kepalanya ingin mencium istrinya, tapi lagi-lagi Serena menahannya dengan tangan di dada suaminya. Vincen tidak memperdulikannya, ia malah lebih mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya sampai bunyi..

Kruyukkkk

Vincen terdiam dihadapan wajah istrinya, ia menaikkan alisnya menggoda Istrinya. Wajah Serena memerah malu, kenapa bunyi perutnya harus terdengar keras disaat seperti ini sih bikin malu saja.

Arggg mommy! malu banget-- Serena nunduk tidak berani menatap wajah suaminya, akhirnya Vincen melepaskan kurungan tangannya pada istrinya.

"Saya mandi dulu." Serena menatap punggung suaminya yang tertutup pintu kamar mandi, ia berjongkok dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya karena malu.

"Serena bodoh! Kenapa harus bunyi disaat ada mas Vincen sih, bikin aku malu aja." Gumam Serena.

Beberapa menit kemudian Vincen keluar dari kamar mandi sudah memakai piyama, Vincen melihat istrinya yang sedang memainkan ponselnya.

"Dimana anak kita?" Tanya Vincen.

"Tidur dikamar Emma."

"Mulai sekarang Arce biarkan tidur dikamar Emma saja." Sahut Vincen.

Serena menyimpan ponselnya, ia menatap suaminya tidak percaya. "Mas, enggak mau! baby Arce tidur sama aku aja."

"Serena, saya tidak mau kamu kurang istirahat. Sudah satu bulan lebih kamu terbangun karena Baby Arce menangis tengah malam, saya tidak ingin kamu sakit."

Transmigrasi Seksi Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang