Bab 47

76.7K 4.5K 1.1K
                                    

Vincen POV

Ia baru pulang dari kantor, tapi sekarang ia tidak pulang malam melainkan pulang sore karena sudah tidak sabar bertemu istri tercintanya. Vincen melihat jam nya yang menunjukkan pukul empat sore, saat dirinya akan keluar ia melihat seseorang yang dirinya kenal sedang berdiri di luar kantor. Tanpa menyapanya Vincen berjalan mengabaikan wanita dari masa lalunya.

"Mas Vincen." Panggil Zea, ya Zea datang ke kantor Vincen untuk menjelaskan semuanya karena jika dirumah selalu tidak ada waktu karena keluarga Casanova selalu menghalanginya.

"Mas Vincen, tunggu!"

Vincen tidak berbalik ia malah melanjutkan jalannya, Zea ya melihat itu mengejar Vincen dan memegang tangannya.

"Lepas!" Sentak Vincen, dirinya sudah berjanji kepada istrinya tidak akan peduli lagi kepada masa lalunya dan mencintai istrinya.

"Mas, ada yang mau aku bicarakan." Ujar Zea dengan suara lembut miliknya. Tapi wajahnya terlihat sedih karena Vincen menolak sentuhannya.

"Saya tidak ada waktu." Vincen kembali berjalan, lagi-lagi Zea menghentikannya dengan cara memegang tangannya lagi.

"Sudah saya bilang, jangan sentuh saya." Vincen menatap tajam Zea, dirinya sangat tidak suka disentuh selain istrinya.

"Mas, aku bisa jelasin semuanya. Tolong dengarkan penjelasan aku dulu Mas, aku yakin kalau kamu tahu semuanya kamu akan kembali lagi kepadaku." Kekeh Zea bahkan sekarang merentangkan tangannya di depan Vincen.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah masa lalu dan sekarang saya dan kamu sudah memiliki masa depan masing-masing." Jelas Vincen tajam.

"Mas, aku mohon dengarkan penjelasan aku dulu. Kalau kamu enggak mau aku akan teriak disini dan bilang kamu menyakitiku." Ancam Zea yang sudah buntu.

"Silahkan, saya tidak peduli." Saat Vincen ingin pergi, dirinya terdiam jika dirinya membiarkan Zea berteriak begitu di depan kantornya maka orang lain akan salah paham. Bagaimana jika nanti istrinya tahu dan salah paham? Tidak bisa dibiarkan, ia tidak ingin kehilangan istrinya.

"TOL...."

"Sepuluh menit, saya beri waktu sepuluh menit." Sahut Vincen datar, sekarang Vincen bersandar di mobilnya.

"Terima kasih Mas, aku tahu kamu masih mencintai aku." Zea tersenyum haru kepada Vincen yang dirinya kira masih mencintainya.

"Sisa sembilan menit." Sahut Vincen datar tanpa mendengar ucapan Zea, dengan panik Zea langsung menceritakannya dengan cepat.

"Intinya aku dan mas Varel menikah karena kakek yang waktu itu pasien tetap mas Varel dan akan melakukan operasi menginginkan melihat aku menikah dengan mas Varel, kalau tidak kakek tidak mau operasi. Tadinya aku dan mas Varel menolak keinginan kakek, tapi desakan orang tuaku dan saat menelpon kamu. Kamu tidak mengangkatnya dan disitu aku frustasi Mas." Lirih Zea, barulah Vincen melihat Zea. Ia ingat dulu memang ada panggilan tidak terjawab dari Zea saat dirinya sedang meeting yang sangat penting karena baru merintis usahanya, makanya tidak menjawabnya karena ia pikir Zea hanya ingin mengobrol dengannya sedangkan masih banyak meeting lainnya sampai malam hari barulah Vincen selesai kerja dan ia tidak menelpon balik kepada Zea karena kelelahan.

Zea menatap Vincen yang hanya diam saja. "Karena kakek tetap tidak mau, akhirnya aku dan mas Varel pura-pura menyetujuinya. Tapi kakek menginginkan melihat pernikahan di depan matanya barulah dia mau melakukan operasi, karena situasinya mendesak aku menyetujuinya menikah dengan mas Varel. Maaf mas, aku menyakiti kamu. Sungguh aku tidak tahu kalau kamu Kakak dari mas Varel, seandainya dulu kamu mengangkat telponnya mungkin yang akan menikah kita mas hiks." Jelas Zea sambil menangis mengingat masa lalu yang dirinya dipaksa menikah dengan orang yang tidak ia kenal dan cintai.

Transmigrasi Seksi Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang