Bab 37

101K 5.6K 703
                                    

Malam harinya mereka makan bersama, tapi bedanya suasana sekarang menjadi hening. Entah hanya perasaan Serena saja atau memang benar? Mereka seperti ada masalah.

"Alice sudah." Ucapnya sambil berdiri, tatapan mereka melihat kepada Alice begitupun Serena.

"Makanan kamu masih banyak Alice." Ujar Casandra.

"Alice enggak nafsu makan." Setelah mengatakan itu Alice pergi, Serena menatap Casandra yang menghela nafasnya berat. Mereka melanjutkan makan, setelahnya Serena pamit pergi duluan ke kamar.

Bukannya melanjutkan jalannya Serena malah berhenti di dekat belokan, anggap saja dirinya sedang menguping pembicaraan mereka yang Serena dengar mereka menyebut nama suaminya.

"Berapa lama kalian disini?" Tanya Casandra berusaha bersikap biasa saja.

"Seperti yang Varel bilang, istriku sedang hamil dan sekarang dia mengidam ingin tinggal disini." Jawab Varel sambil mengelus perut rata istrinya.

"Varel, mommy pernah bilang sama kamu jika ingin restu dari mom maka kamu harus tinggal jauh dari sini."

"Mom, kejadian itu sudah lama lagian sekarang Zea sudah menjadi istrinya Varel. Apakah tidak bisa mom menerimanya?"

"Lalu bagaimana dengan Vincen?" Seru Casandra.

"Vincen, Vincen, Vincen lagi. Mom selalu menjaga perasaannya, tapi mom tidak pernah menjaga perasaan Varel sedikitpun." Varel frustasi melihat keluarganya yang belum menerima Zea menjadi istrinya sampai sekarang padahal sudah 3 tahun berlalu, bahkan dirinya rela menjauh dari keluarganya demi menjaga perasaan Kakaknya.

"Kamu tahu kejadiannya seperti apa, Varel. Bagaimana mungkin Mom tidak membela Kakakmu?"

"Tapi Varel juga korban Mom, bahkan Varel rela pergi jauh demi kalian. Tapi please untuk Sekarang, terima kami di rumah ini karena anak Varel yang menginginkannya." Zea yang melihat suaminya seperti itu merasa bersalah, ia menggenggam tangan suaminya.

"Mas, aku enggak masalah kalau kita harus pindah. Kayaknya anak kamu juga ngerti deh, jangan berdebat dengan mom hanya karena aku." Lirih Zea merasa tidak enak.

"Enggak bisa Ze, sudah cukup kita mengalah dan sekarang Mas ingin berdamai dengan masa lalu."

"Tapi..."

"Gapapa, semuanya pasti baik-baik saja."

Elsie yang memperhatikan perdebatan mereka menaruh gelas sampai terdengar bunyi nyaring.

"Kalau Kakak datang hanya untuk berdebat dengan mom dan membuat kerusuhan, lebih baik enggak usah datang." Cibir Elsie, Varel menatap tajam Elsie yang mengucapkan kata seperti itu.

"Elsie, jaga bicaramu!" Seru Varel.

"Kenapa, mau marah? Jangan lupa keluarga kita hampir hancur gara-gara kalian dan Elsie enggak mau sampai kejadian itu terulang lagi, permisi." Elsie pergi dari hadapan mereka yang terdiam mematung, Varel juga tidak percaya dampak masa lalu yang dirinya lakukan membuat adik-adiknya menjadi membencinya.

"Terserah kalian mau tinggal dimana, Mom tidak akan melarangnya lagi. Tapi satu yang harus kamu tahu, jangan membuat rumah tangga Vincen berantakan." Casandra berucap seperti itu kepada Zea dan Zea mengepalkan tangannya marah.

Dirasa sudah cukup menguping nya, Serena kembali melanjutkan jalannya ke kamar. Sepanjang jalan Serena memikirkan pembicaraan mereka, sepertinya ada yang tidak beres di keluarga ini. Pantas saja ia belum kembali ke tubuh aslinya ternyata masih ada satu keluarga Casanova yang belum menerima Baby Arce yaitu Varel.

Saat Serena akan masuk ke kamarnya, dirinya dipanggil oleh Emma.

"Ada apa Emma." Tanya Serena.

"Nona sudah waktunya baby Arce minum susu, tapi stok ASI-nya sudah habis." Emma menyerahkan Arce kepada Serena.

Transmigrasi Seksi Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang