Seharian Serena susah berjalan, bukan susah lebih tepatnya gemetar saja. Suaminya main memang tidak kira-kira, sampai pagi lagi barulah Serena sudah berjalan seperti biasanya.
Mereka sedang sarapan bersama, mereka dibuat terkejut dengan perhatian yang Varel tunjukkan kepada istrinya, tapi tidak dengan Serena yang justru santai saja.
"Ze, kamu lagi mau makan apa?" Tanya Varel lembut, bukan hanya mereka yang terkejut tapi Zea pun sama terkejutnya melihat suaminya yang berbeda dari biasanya.
"Eummm a-aku minum susu aja Mas, kalau pa-pagi susah makan soalnya mual banget." Jawab Zea dengan canggung, Varel menatap istrinya tidak percaya jadi selama ini dirinya tidak tahu kalau Zea susah makan kalau pagi hari. Meskipun dirinya dokter tapi ia dokter bedah bukan kandungan, jadi tidak tahu apapun tentang kehamilan.
"Mau coba saya suapin? Siapa tahu kalau ayahnya sendiri yang nyuapin mual nya jadi hilang." Tawar Varel tanpa merasa malu sedikitpun.
"Ah ti- yaudah." Zea ingin menolak, tapi tidak enak kepada keluarga yang lainnya. Zea tidak tahu ada apa dengan suaminya yang bersikap aneh akhir-akhir ini, bahkan jika dirinya memberikan rencana agar dirinya berdua dengan Vincen maka Varel akan melarangnya dan malah bersikap manis padanya.
"Aaaaa." Titah Varel menyodorkan sendok kepada istrinya, dengan ragu Zea memakannya dan benar saja mual nya hilang malah dirinya ketagihan dengan makanan yang sekarang suaminya makan.
"Gimana, mual enggak?" Tanya Varel.
"Se-sedikit, tapi boleh aku makan punya kamu Mas." Jawabnya ragu, Varel tersenyum manis pada Zea dengan senang hati dirinya membagi makanannya berdua dengan istrinya dan dirinya juga menyuapinya. Zea terkejut melihat suaminya tersenyum padanya, kenapa jika tersenyum Mas Varel terlihat manis?- pikir Zea lalu menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran itu.
Zea bersikap seperti ini bukan untuk menarik perhatian Vincen, tapi memang keinginan bayinya yang ingin makan bersama ayahnya dan Zea tidak bisa menolaknya yang ada nanti dirinya juga yang tersiksa karena mual.
Diam-diam Serena tersenyum menatap keduanya, semoga dengan cara Varel memberikan perhatian lebih maka Zea tidak akan mendekati suaminya seperti beberapa hari ini. Sedangkan Vincen yang melihat keduanya merasa tersaingi, dirinya juga harus melakukan itu kepada istrinya.
"Sayang, kamu mau makan apa?" Tanya Vincen lembut, lagi-lagi keluarganya dibuat bingung dengan kedua es di mansion ini.
Serena menatap suaminya, dirinya tahu sifat suaminya seperti apa dengan tatapan menggoda miliknya Serena menopang dagu melihat suaminya intens.
"Makan kamu." Jawab Serena santai, berbeda dengan Vincen dan Varel yang terbatuk-batuk.
Uhuk uhuk
Wajah Vincen memerah karena malu kata-kata yang dulu pernah ia ucapkan malah terbalik kepadanya, sedangkan Serena terkekeh lucu.
"Memangnya kamu belum puas dengan apa yang kita lakukan, mau susah jalan lagi?" Sekarang Serena yang terkejut, ia melotot kepada suaminya yang membongkar aib keduanya mau ditaruh di mana wajahnya nanti.
"Hubby, diam!" Bisik Serena, sekarang Vincen yang mengangkat bahunya acuh.
"Oohh jadi gara-gara ini jalan kamu jadi aneh ya." Goda Casandra menatap menantunya, tapi dihatinya ia menyumpahi anaknya yang melakukannya dengan ganas.
"Elsie enggak denger apa-apa."
"Ya, Alice juga lagi pake earphone." Twins menutupi telinganya dengan kedua tangannya.
"Bu-bukan mom, pasti salah pa-paham lagi." Ujar Serena gugup, dirinya meminta bantuan kepada suaminya tapi Vincen malah makan dengan tenang membuat dirinya mendengus dan tanpa berperasaan menginjak kaki suaminya yang berada dibawah meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Seksi Mommy
RomanceSerina, seorang gadis cantik yang sangat suka dengan pakaian seksi baru lulus sekolah dan akan menjadi aktris terkenal harus pupus karena meninggal oleh hatersnya. Padahal serina baru debut dan dirinya bertransmigrasi kedalam tubuh seorang wanita eg...